SD Muhammadiyah Sapen adalah salah satu SD yang bisa dijadikan pilihan terbaik di Yogyakarta. Lokasinya berada di bilangan Jalan Bimokurdo, Sapen, tak jauh dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Sekolah ini didirikan tahun 1967 silam. Awal didirikan, sekolah belum memiliki gedung, alias masih menyewa di balai RK yang kondisinya tidak layak. Bahkan di awal berdirinya juga tidak ada peserta didik yang mendaftar sehingga guru-guru harus bergerilya sendiri untuk mencari murid.
Bahkan, di tahun 1980, yang berarti tahun ke-13 berdiri, SD Muhammadiyah Sapen dinobatkan sebagai sekolah terjelek di Yogyakarta sebab tidak memiliki gedung dan prasarana pendidikan lainnya. Namun, berkat upaya keras pihak sekolah, sejak tahun 1992 hingga saat ini, SD Muhammadiyah Sapen berubah menjadi sekolah yang termasuk disegani di Yogyakarta. Saat penyelenggaraan Ebtanas tahun 1985, SD Muhammadiyah Sapen membuat kejutan. Meski gedungnya jelek, namun muridnya berhasil meraih nilai Ebtanas tertinggi se DIY, bahkan di tingkat nasional. Bahkan predikat nilai tertinggi untuk skala nasional bisa bertahan selama tujuh tahun berturut-turut. Sementara untuk tingkat DIY, masih yang tertinggi hingga sekarang. Karena prestasinya, Menteri Pendidikan saat itu, Wardiman Djojonegoro, sempat datang ke sekolah ini, dan langsung dibuat terkejut, melihat sekolah dengan bangunan yang jelek, tapi memiliki prestasi yang hebat.
Sekolah ini memiliki program kelas reguler, program kelas Cerdas Istimewa Matematika IPA (CIMIPA) dan program kelas akselerasi. Kelas akselerasi dimulai sejak kelas dua SD, sementara kelas reguler dan CIMIPA dimulai sejak kelas satu SD. Bahkan untuk program CIMIPA sempat meraih berbagai medali Olimpiade Internasional. Selain itu, SD Muhammadiyah Sapen juga memiliki program bakat tahfidz (hapal) Alquran, olahraga, seni, hingga kebutuhan khusus non-ketunaan. Program bakat olahraga, seni, tahfidz dimulai sejak kelas dua. Program bakat ini untuk memfasilitasi dan mengembangkan bakat anak agar mencapai prestasi terbaik. Semua anak bisa masuk tanpa tes dan hanya melalui seleksi umur, yakni sudah mencapai usia 6 tahun.
SD Muhammadiyah Sapen memiliki mekanisme sendiri saat anak memiliki bakat di bidang tertentu, baik seni, olahraga, maupun tahfidz Alquran. Misalnya bidang bakat olahraga, SD Muhammadiyah Sapen memiliki perhatian untuk 12 cabang olahraga, di antaranya atletik, pencak silat, senam kid, futsal, sepak bola, sepak takraw, bola voli, renang, catur, karate, dan lainnya. Biasanya anak dengan bakat olahraga, sebelum lulus pun sudah diincar oleh SMP di Yogyakarta maupun luar Yogyakarta.
Saat ini, SD Muhammadiyah Sapen menempati lahan seluas 6.000 meter persegi, dengan jumlah murid lebih dari 1.700 siswa. Bahkan, kini juga telah dibangun wahana field trip, outbond, dan olahraga, seluas 2.000 meter persegi di Bumi Krida Gambiran. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki sekolah ini antara lain laboratorium komputer, laboratorium bahasa multimedia, perpustakaan multimedia, studio musik, masjid berkapasitas 700 orang, UKS dengan dokter dan perawat jaga, terkoneksi internet maupun intranet, layanan informasi sekolah, PR dan nilai melalui SMS, serta layanan psikolog. Sekolah ini juga mengembangkan inovasi pembelajaran Parent’s Day dimana orangtua menjadi narasumber bagi putra-putrinya.
Total, saat ini SD Muhammadiyah Sapen memiliki 58 kelas, baik di pusat (Sapen) maupun di lokasi lain seperti Papringan dan Gowongan. Papringan dan Gowongan merupakan tempat bagi siswa dari keluarga yang tidak mampu. Ini untuk memfasilitasi warga yang memiliki keterbatasan biaya. Di luar Sapen Pusat, biaya masuknya Rp 4-5 juta, sementara untuk masuk di Sapen Pusat biayanya Rp 14-15 juta. Biaya tersebut untuk uang seragam, buku, tas, dan lain-lain. Biaya kegiatan selama setahun juga tidak perlu membayar lagi seperti fieldtrip outbond, dan SPP bulanan. Intinya, pihak sekolah tidak ingin masalah uang pembayaran menjadi kendala. SD Muhammadiyah Sapen siap melayani semua golongan.
SD Muhammadiyah Sapen juga memiliki program study exchange atau pertukaran pelajar, bekerja sama dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand. Satu kali angkatan ada 30 anak yang diikut sertakan. Study exchange ini memberi pengalaman belajar tersendiri bagi siswa. Selain menjadi momen luar biasa bagi siswa, juga bisa membentuk jaringan pertemanan dengan siswa dari luar negeri, sehingga siswa bisa tahu perbedaan pendidikan di masing-masing negara. Jadi, siswa pun siap menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dan era global sejak dini.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.