Uncategorized

Jalan Tuhan tidak mudah..


 


Rino datang kepadaku dengan wajah muram. Ku diamkan saja dia dengan suasana hatinya. Tak ingin pula ku bertanya. Waitress menawarkan menu untuk kami. Aku memesan kopi. Kulirik Rino “ Ya kopi juga” katanya singkat. Sudah 1 tahun hubunganku denga Amel tidak baik baik saja. Awalnya kami pisah ranjang seraya berdrama depan anak bahwa kami baik baik saja. Setelah itu aku ngungsi ke apartement. Kami tidak bisa terus berdrama. Hubungan sudah sulit dipertahankan. Daripada ledakan emosi mengganggu suasana batin anak,  ya lebih baik aku keluar dari rumah. “ Kata Rino.  


Usia Rino terpaut 10 tahun dariku. Dia sudah menganggapku sebagai mentornya. Dia berkarir sebagai consultant bisnis khusus restruktur dan ekspansi. Istrinya, Amel aku kenal baik. Bahkan aku mengenal Amel jauh sebelum Rino mengenalnya. Amel sudah kuanggap sebagai adik baptis. Bisnis Amel berkembang dengan baik di Singapore. 


Aku tidak memahami mengapa akhirnya Amel menikah diusia 40. Tapi aku dukung aja. Ternyata Tuhan memberkatinya anak wanita. Karena itu Amel mundur dari bisnisnya dan menyerahkan pengelolaan kepada professional. Dia lebih memilih focus membersarkan putrinya. 


Aku diamkan saja Rino. Lamunanku kepada Amel yang bulan lalu datang kepadaku. “ Tidak ada yang salah dengan pernikahan kami. Rino baik dan tidak pernah bentak aku. Dia tetap sibuk dengan profesinya sebagai konsultan. Walau aku punya uang berlebih. Namun dia tetap memberiku uang belanja bulanan yang tidak pernah aku tanya berapa. Aku terima saja. “ Kata Amel. Aku siap menyimak dan memberi dia waktu untuk mengelola emosinya.


“ Yang jadi masalah adalah… “ Amel melanjutkan. “  dia memisahkan antara aku dan dirinya dalam mengelola rumah tangga. Aku sebagai istri dan dia sebagai suami. Batasan itu sangat jelas. Sejelas dia tidak peduli dengan kerepotanku mengurus anak. Menyiapkan kebutuhannya saat dia di rumah. Mendengar keluhannya tanpa peduli dengan keluhanku. Bukan teman diskusi, kecuali jadi pendengar saja. 


Aku kadang berpikir. Apa arti rumah tangga yang dipersatukan oleh Tuhan di sorga? Kalau kenyataan aku seperti berada di bahtera, yang aku merasa asing hanya karena aku harus entertanin kapten kapal terus. Dulu waktu aku masih lajang. Aku tidak membebani siapapun. Dan kini setelah jadi istri, aku diperlakukan suami sebagai beban. “ Amel terdiam. 


Akhirnya Amel berlinang air mata. “ Aku hanya bertanya kepada Rino, Bang. “ Kata Amel seraya mengusap airmatanya “ Apakah aku menjadi beban baginya? Kalau jawababnya ya, aku harus minta maaf. Dan memberikan peluang bagi dia untuk menceraikan aku. Itu aja. Tapi dia tersinggung. 


Sejak itu hubungan kami jadi renggang. Seperti dua orang asing di rumah. Dia anggap aku meremehkannya karena aku lebih kaya dari dia. Padahal dari pertanyaan itu aku berharap ada dialogh kontruktif untuk memperbarui persepsi rumah tangga kami. Dan akhirnya dia memilih pergi dari rumah. Apa dayaku. Inilah nasip wanita tua yang akhirnya harus menua sendiri. “  Kata Amel


“ Aku sadar bang..” Amel menangis lagi. “ Usiaku sudah 50 lebih. Banyak hal kekuranganku sebagai wanita yang tidak bisa sepenuhnya melengkapi kebahagian batin suami. Sementara Rino walau seusia denganku dia masih bisa mendapatkan gadis muda untuk menjadi istrinya. Apalagi bisnis konsultan nya berkembang bagus.” Kata Amel.


Lamunanku buyar seketika, ketika Rino berseru. “ Bang…” Aku tatap Rino dengan tersenyum. “ Apa yang harus aku lakukan? Tanya Rino.


“ Apakah kamu masih mencintai Amel ? 


“ Tentu. Walau dia bukan yang pertama tapi dia yang terakhir bagiku. “ Kata Rino.


“ Mau dengan nasehatku ?


“ Mau bang..” 


“ Pria itu membangun rumah tangga karena cinta untuk nilai nilai persahabatan dan rasa hormat. Amel sudah punya segala galanya secara materi. Dan itu dia dapat sebelum menikah dengan kamu dan sampai kini masih terus bertambah. Harta itu bukan warisan tetapi dia dapat dari kerja keras. Yang dia perlukan dari kamu hanya mencintainya dalam konteks persahabatan dan rasa hormat.  “ Kata saya.


“ Jadi..” Kata Rino.


“ Buang segala sekat superior kamu sebagai suami. Jadilah sahabat bagi istri kamu.  Kalau di rumah, kan engga salah kamu bantu istri kamu. Apa saja yang bisa meringankan dia. Engga perlu malu antar anak ke sekolah atau bantu dia masak. Pancing dialog terjadi di meja makan, di tempat tidur. Beri kebebasan dia bicara apa saja, dan bertanya apa saja. Jadikan suasana itu sebagai sumber kebahagiaan. Amel perlu itu.  Bukan perlu uang atau harta kamu.” Kataku


Rino terdiam. “ Ya bang. Terimakasih. Izin pamit aku pulang.” Kata Rino. Aku rentangkan kedua tanganku. Rino memelukku.


Setelah Rino pergi aku hanya berdoa dalam hati. Semoga mereka menemukan jalan berdamai dengan realita. Teringat apa nasehatku kepada Amel ketika dia datang kepadaku. “ Mel, tidak ada hubungan yang sempurna kalau dasar nya 1 bagi 1 sama dengan 1. Itu transaksional. Pasti rentan. Rumah tangga itu dipesatukan oleh Tuhan di sorga. Hukumnya, 1 bagi 0. Matematika menyebut 1/0 adalah tak terhingga atau tak terdefinisikan. 


Artinya saat kamu menikah, kamu tidak berbagi kepada suami kamu, tetapi kepada Tuhan. Apapun perbuatan kamu kepada suamimu adalah karena cintamu kepada Tuhan.  Itu tidak bisa didefinisikan dengan naif atau bodoh atau pecundang atau mengalah. Definisi  itu  hanya dipahami oleh orang yang iklas. Dia pasti bahagia. Setidaknya badannya sehat, batinnya tentram. “ Kataku. 


“ Ya Amel ingat waktu minta izin ke abang untuk menikah. Hanya satu pesan dari abang. Menikahlah karena Tuhan. Walau tidak ada pernikahan yang sempurna namun Tuhan akan sempurnakan. Semuanya akan indah pada akhirnya..” Kata Amel. 


“ Aku tidak melarang perceraian. Tidak membully orang yang bercerai. Toh setiap orang melewati takdirnya sesuai dengan pilihannya sendiri. Namun aku hanya mengingatkan, tidak ada pillihan yang sempurna kecuali jalan Tuhan.  “ Kataku. 


“ Ya bang..


“ Rumah tangga itu adalah amanah terindah dari Tuhan. Sama halnya dengan amanah rakyat kepada penguasa. Namun tidak ada amanah yang tanpa cobaan. Itu bukan antara kita dengan orang lain. Tetapi antara kita dengan Tuhan saja. Artinya selama mengemban amanah itu kita harus mengalahkan diri kita sendiri. Mengalahkan ego. Mengalahkan hasrat mementingkan diri sendiri. Karena begitulah jalan Tuhan terbentang menuju sebaik baiknya kesudahan.” Kataku.


Seminggu kemudian Aku dapat IM dari Rino.” Terimakasih bang. Aku dan Amel  sudah bersatu lagi. Doakan kami selalu.” Aku tersenyum. Andaikan perusahaan Amel tidak akuisisi 80% sahamnya oleh Yuan  dan andaikan bisnis konsultant Rino tidak tergantung dengan network ku, apakah mereka mau mendengar nasehatku? Setidaknya dengan kekuasaanku bisa mempersatukan mereka untuk bergandengan tangan menempuh jalan Tuhan. Doa ku selalu untuk mereka.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Paling Populer

To Top