Lupa. Siapa yang tidak pernah lupa? Tidak seorang pun. Semua orang pasti mengalami lupa. Biasanya lupa begitu menjengkelkan. Misalnya saat mau bepergian, kita lupa di mana menaruh kunci kendaraan. Berhubung di sekolah saatnya memasuki minggu ujian tengah semester, biasanya lupa merupakan hal yang ingin dihindari oleh murid. Namun, sudah dihindari pun tetap saja lupa sewaktu ujian berlangsung.
Apa sih lupa? Lupa adalah hilangnya kemampuan menyebut atau melakukan kembali informasi dan kecakapan yang telah tersimpan dalam memori. Informasi/item/materi pelajaran bisa diibaratkan sebagai benda yang disusun dalam sebuah lemari. Lemari itu adalah otak. Bayangkan semakin banyak benda dimasukkan ke dalam lemari, semakin susah mengambilnya kembali. Itulah lupa: kita tidak mampu mengambil informasi yang sudah tersimpan.
Informasi/item/kesan dalam hal ini akan disamakan dengan materi pelajaran karena aku ingin membahasnya dalam lingkup sekolah. Jadi informasi sama dengan materi pelajaran.
Beberapa hal yang menyebabkan lupa.
Pertama, materi pelajaran yang sudah tersimpan akan menghalangi materi yang baru. Atau sebaliknya materi baru menghalangi materi pelajaran yang tersimpan. Sehingga terjadi konflik/gangguan. Ibarat dalam lemari yang penuh, kita akan kesulitan mengabil barang paling belakang karena terhalang. Atau kita susah memasukkan barang baru karena sudah ada barang di dalamnya. Jadi, terjadi gangguan dalam memori otak kita.
Kedua, adanya tekanan. Maksudnya materi pelajaran yang kita terima adalah hal yang tidak menyenangkan (tidak kita sukai) sehingga kita menekannya ke bagian paling dalam otak (ke alam ketidaksadaran). Hal ini bisa terjadi secara sengaja atau tidak sengaja. Kalau tidak disengaja sama halnya dengan poin pertama tadi, bahwa informasi baru akan menekan informasi lama ke alam bawah sadar kita.
Ketiga, lupa dapat terjadi karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali. Intinya perubahan situasi. Perubahan situasi belajar di rumah (santai dan menyenangkan) dengan saat ujian di sekolah (menegangkan) bisa menyebabkan lupa.
Keempat, karena perubahan sikap dan minat. Misal: sebenarnya siswa menyukai matematika atau fisika (misalnya nih, walaupun jarang.hehehe), tapi gurunya tidak menyenangkan (biasanya galak). Nah, hal ini bisa juga bikin mudah lupa.
Kelima, bisa juga karena materi pelajarannya jarang digunakan sehingga terabaikan dan akhirnya terlupakan. Atau juga karena jarang dilatih.
Keenam, akibat perubahan syaraf otak. Mungkin karena penyakit, keracunan, mabuk-mabukan, atau geger otak.
Banyak juga ya. Lelah gak bacanya? Mudah-mudahan tidak, walaupun iya. Padahal sebenarnya penjelasannya bisa lebih panjang.
Bagaimana caranya meningkatkan kemampuan mengingat? Dengan belajar dari penyebabnya, kita bisa mengembangkan cara sendiri.
Metode loci (locus/tempat). Bayangkan sebuah tempat (misalnya kamar kita) lalu hubungkan dengan materi yang kita pelajari. Tentu kita hafal betul kamar kita. Misalnya, meja belajar kita hubungkan dengan rumus fisika tertentu. Jadi tiap mengingat rumus tersebut, ingatlah meja belajar. Mungkin dengan seseorang juga bisa. Namailah setiap tempat di kamat kita dengan istilah-istilah dalam materi pelajaran.
Metode mnemonik (dewi memori dari Yunani). Dikenal sebagai metode pengorganisasian. Materi pelajaran diorganisasi (atau dihubungkan dengan hal yang sudah diketahui). Misalnya: untuk menghafal spektrum warna (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu) buatlah istilah baru: Mau Jadi Koboi Harus Bisa Naik Unta (selain mejikuhibiniu). Karena mejikuhibiniu tidak ada dalam kehidupan sehari-hari.
Mnemonik bisa juga dengan pengelompokkan. Misalnya: menghafal 12 angka pada nomor telepon genggam lebih mudah jika dikelompokkan menjadi 3 kelompok (4 angka) daripada dihafal seluruhnya.
Cara mengurangi lupa saat belajar:
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.