#Aopok – #MenteriPertanian (Mentan) Amran Sulaiman membuat pengungkapan mengejutkan terkait kondisi peredaran beras di #Indonesia. Ia menyatakan bahwa pihaknya telah menemukan sekitar #212 merek #beras yang terindikasi tidak memenuhi standar, baik dari segi kualitas maupun #takaran. Temuan ini mengindikasikan adanya praktik curang seperti pengoplosan dan pengurangan berat kemasan yang merugikan konsumen.
Amran menegaskan, praktik #pemalsuan ini berpotensi menyebabkan kerugian fantastis bagi masyarakat. “Ini merugikan rakyat, potensi kerugian mencapai Rp99 triliun hingga Rp100 triliun per tahun,” ujarnya dalam sebuah kesempatan.
Baca Juga : Bea Cukai Bentuk Satgas Nasional untuk Perangi Barang Ilegal
Modus Operandi Beragam, Oplosan Jadi Sorotan Utama
Menurut Mentan, modus operandi yang paling marak adalah pengoplosan beras. Modus ini melibatkan pencampuran beras berkualitas rendah atau beras bersubsidi, seperti beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) Bulog, dengan beras premium. Hasilnya, beras oplosan ini kemudian dijual dengan harga beras premium, padahal kualitasnya jauh di bawah standar. Potensi kerugian negara dari penyalahgunaan beras SPHP ini bahkan diperkirakan mencapai Rp2 triliun.
Selain pengoplosan, kecurangan takaran kemasan juga menjadi perhatian. Banyak merek beras yang kemasan 5 kilogramnya ternyata berisi kurang dari seharusnya, misalnya hanya 4,5 kilogram. Praktik ini secara langsung merugikan konsumen yang membayar harga penuh namun mendapatkan barang dengan kuantitas yang tidak sesuai.

Penyelidikan dan Penegakan Hukum Berjalan
Menyikapi temuan ini, Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri dan aparat penegak hukum lainnya telah bergerak cepat. Sejumlah produsen beras sedang dalam tahap pemeriksaan, bahkan beberapa di antaranya telah mengakui adanya praktik kecurangan tersebut. Mentan Amran menyatakan bahwa pihaknya telah menyerahkan penindakan terhadap 212 produsen beras yang nakal ini kepada penegak hukum untuk diproses lebih lanjut.
Baca Juga : Maxime Bouttier Bocorkan Persiapan Resepsi Bareng Luna Maya di Jakarta
Langkah tegas pemerintah ini juga didukung oleh ketersediaan stok beras nasional yang cukup, mencapai sekitar 4 juta ton. Hal ini memastikan bahwa penindakan terhadap para pelaku tidak akan mengganggu pasokan dan stabilitas harga beras di pasaran.
Dampak Positif Mulai Terlihat
Keberanian pemerintah dalam menindak tegas praktik curang ini mulai menunjukkan hasil positif. Dilaporkan bahwa harga beras premium di beberapa ritel modern sudah menunjukkan penurunan, bahkan ada yang sudah di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) setelah adanya pengusutan terhadap produsen beras oplosan.
Pemerintah berkomitmen penuh untuk mengusut tuntas kasus ini dan memastikan para pelaku dikenakan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku, termasuk Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Pangan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan melapor jika menemukan indikasi praktik curang dalam peredaran beras.
Baca Juga : Dapat Restu dari Syifa Hadju, El Rumi Makin Semangat Jelang Tinju Lawan Jefri Nichol
