NGAJI BARENG SURAH AL-MULK (5)
Ayat 9-11
قَالُوا بَلَىٰ
قَدْ جَاءَنَا
نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا
وَقُلْنَا مَا
نَزَّلَ اللَّهُ
مِنْ شَيْءٍ
إِنْ أَنْتُمْ
إِلَّا فِي
ضَلَالٍ كَبِيرٍ (9)
قَدْ جَاءَنَا
نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا
وَقُلْنَا مَا
نَزَّلَ اللَّهُ
مِنْ شَيْءٍ
إِنْ أَنْتُمْ
إِلَّا فِي
ضَلَالٍ كَبِيرٍ (9)
“Mereka menjawab: “Benar ada”, sesungguhnya telah
datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan
kami katakan: “Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah
di dalam kesesatan yang besar.”
datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan
kami katakan: “Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah
di dalam kesesatan yang besar.”
وَقَالُوا لَوْ
كُنَّا نَسْمَعُ
أَوْ نَعْقِلُ
مَا كُنَّا
فِي أَصْحَابِ
السَّعِيرِ (10)
كُنَّا نَسْمَعُ
أَوْ نَعْقِلُ
مَا كُنَّا
فِي أَصْحَابِ
السَّعِيرِ (10)
“Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau
memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni
neraka yang menyala-nyala”.
memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni
neraka yang menyala-nyala”.
فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ
فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ
السَّعِيرِ (11)
فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ
السَّعِيرِ (11)
“Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi
penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.”
penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.”
Ada beberapa ‘ibrah bagi kita dari ayat-ayat ini, di antaranya:
Ayat-ayat ini melanjutkan bagian terdahulu, perihal kondisi kaum kafir di
akhirat. Kondisi mereka yang penuh penyesalan menjadi pelajaran bagi kita,
sebab hal itu berpangkal pada 3 sikap mereka sendiri selama di dunia.
Sikap-sikap inilah yang harus kita hindari.
akhirat. Kondisi mereka yang penuh penyesalan menjadi pelajaran bagi kita,
sebab hal itu berpangkal pada 3 sikap mereka sendiri selama di dunia.
Sikap-sikap inilah yang harus kita hindari.
PERTAMA, MENOLAK KENABIAN ATAU RISALAH PARA NABI. Pada dasarnya, risalah para Nabi
sangatlah terang, yang ditutup dengan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Namun, disebabkan kesombongan, dorongan hawa nafsu, dan godaan syetan maka
sebagian orang menolaknya. Mereka tidak mau beriman. Di masa kini, keengganan
mendekat kepada ulama’ dan orang shalih, bahkan pelecehan terhadap otoritas dan
kedudukan mereka, adalah manifestasi penolakan tsb, sebab ulama’ adalah pewaris
para Nabi. Isu-isu kontemporer yang mencoba menggugat status kenabian Muhammad
atau mengakui adanya Nabi baru (palsu) dan risalah baru, adalah bagian dari
penolakan tsb.
sangatlah terang, yang ditutup dengan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Namun, disebabkan kesombongan, dorongan hawa nafsu, dan godaan syetan maka
sebagian orang menolaknya. Mereka tidak mau beriman. Di masa kini, keengganan
mendekat kepada ulama’ dan orang shalih, bahkan pelecehan terhadap otoritas dan
kedudukan mereka, adalah manifestasi penolakan tsb, sebab ulama’ adalah pewaris
para Nabi. Isu-isu kontemporer yang mencoba menggugat status kenabian Muhammad
atau mengakui adanya Nabi baru (palsu) dan risalah baru, adalah bagian dari
penolakan tsb.
KEDUA, MENOLAK WAHYU. Lebih jauh lagi, mereka juga tidak menyukai wahyu, baik
dalam bentuk Al-Quran maupun hadis Nabi. Ada yang total mengingkarinya, ada
yang mencoba membelokkan maknanya agar sesuai hawa nafsunya. Jika disajikan
nasehat dan pernyataan yang bersumber dari keduanya, serta-merta wajahnya
cemberut. Tapi bila kata-kata dari lainnya yang dikutip, tiba-tiba mereka
merunduk takzim. Otaknya sangat kritis terhadap wahyu, tapi langsung beku
begitu berjumpa omongan Aristoteles, Plato, Descartes, Voltaire, Karl Marx, dsb.
dalam bentuk Al-Quran maupun hadis Nabi. Ada yang total mengingkarinya, ada
yang mencoba membelokkan maknanya agar sesuai hawa nafsunya. Jika disajikan
nasehat dan pernyataan yang bersumber dari keduanya, serta-merta wajahnya
cemberut. Tapi bila kata-kata dari lainnya yang dikutip, tiba-tiba mereka
merunduk takzim. Otaknya sangat kritis terhadap wahyu, tapi langsung beku
begitu berjumpa omongan Aristoteles, Plato, Descartes, Voltaire, Karl Marx, dsb.
Allah menyindir sikap mereka:
وَإِذَا
تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ
آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ
ۙ قَالَ الَّذِينَ
لَا يَرْجُونَ
لِقَاءَنَا ائْتِ
بِقُرْآنٍ غَيْرِ
هَٰذَا أَوْ
بَدِّلْهُ ۚ قُلْ مَا
يَكُونُ لِي
أَنْ أُبَدِّلَهُ
مِنْ تِلْقَاءِ
نَفْسِي ۖ إِنْ أَتَّبِعُ
إِلَّا مَا
يُوحَىٰ إِلَيَّ
ۖ إِنِّي أَخَافُ
إِنْ عَصَيْتُ
رَبِّي عَذَابَ
يَوْمٍ عَظِيمٍ
تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ
آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ
ۙ قَالَ الَّذِينَ
لَا يَرْجُونَ
لِقَاءَنَا ائْتِ
بِقُرْآنٍ غَيْرِ
هَٰذَا أَوْ
بَدِّلْهُ ۚ قُلْ مَا
يَكُونُ لِي
أَنْ أُبَدِّلَهُ
مِنْ تِلْقَاءِ
نَفْسِي ۖ إِنْ أَتَّبِعُ
إِلَّا مَا
يُوحَىٰ إِلَيَّ
ۖ إِنِّي أَخَافُ
إِنْ عَصَيْتُ
رَبِّي عَذَابَ
يَوْمٍ عَظِيمٍ
“Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang
nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata:
“Datangkanlah Al-Quran yang lain dari ini atau gantilah dia”.
Katakanlah: “Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri.
Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut
jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat)”. (QS Yunus: 15)
nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata:
“Datangkanlah Al-Quran yang lain dari ini atau gantilah dia”.
Katakanlah: “Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri.
Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut
jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat)”. (QS Yunus: 15)
وَإِذَا
ذُكِرَ اللَّهُ
وَحْدَهُ اشْمَأَزَّتْ
قُلُوبُ الَّذِينَ
لَا يُؤْمِنُونَ
بِالْآخِرَةِ ۖ وَإِذَا ذُكِرَ
الَّذِينَ مِنْ
دُونِهِ إِذَا
هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
ذُكِرَ اللَّهُ
وَحْدَهُ اشْمَأَزَّتْ
قُلُوبُ الَّذِينَ
لَا يُؤْمِنُونَ
بِالْآخِرَةِ ۖ وَإِذَا ذُكِرَ
الَّذِينَ مِنْ
دُونِهِ إِذَا
هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
“Dan apabila hanya nama Allah saja disebut, kesallah hati orang-orang
yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan
selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati.” (QS az-Zumar: 45)
yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan
selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati.” (QS az-Zumar: 45)
KETIGA, TIDAK MAU MENDENGAR DAN ENGGAN BERPIKIR. Termasuk dalam bab ini adalah
tidak mau belajar agama, malas mendatangi majelis ilmu, dan ogah menerima
nasehat kebaikan. Ada waktu dan anggaran untuk liburan dan jalan-jalan, tapi
tidak ada waktu dan anggaran untuk ilmu agama. Jika pun sudah tahu dan pernah
belajar, maka tidak mau merenungi, malas bertafakkur, suka berpikir
pendek/pragmatis. Apalagi jika kedua-duanya terjadi bersamaan: tidak mau
belajar dan malas mikir; akhirnya tidak pernah ada perbaikan kualitas hidup
beragamanya. Na’udzu billah.
tidak mau belajar agama, malas mendatangi majelis ilmu, dan ogah menerima
nasehat kebaikan. Ada waktu dan anggaran untuk liburan dan jalan-jalan, tapi
tidak ada waktu dan anggaran untuk ilmu agama. Jika pun sudah tahu dan pernah
belajar, maka tidak mau merenungi, malas bertafakkur, suka berpikir
pendek/pragmatis. Apalagi jika kedua-duanya terjadi bersamaan: tidak mau
belajar dan malas mikir; akhirnya tidak pernah ada perbaikan kualitas hidup
beragamanya. Na’udzu billah.
Tiga hal itulah yang harus kita perhatikan, supaya kita tidak menyesal di
akhirat kelak. Apa yang diceritakan Al-Quran menjadi pelajaran bagi kita semua,
yakni: ketika kaum kafir mengakui dosa dan kesalahan mereka di dunia. Kesalahan
dan dosa mereka itulah yang tidak boleh kita lakukan.
akhirat kelak. Apa yang diceritakan Al-Quran menjadi pelajaran bagi kita semua,
yakni: ketika kaum kafir mengakui dosa dan kesalahan mereka di dunia. Kesalahan
dan dosa mereka itulah yang tidak boleh kita lakukan.
Wallahu a’lam.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.