Mutiara adalah jenis batu yang sangat berharga. 10 gram mutiara dibandingkan dengan 10 gram batu biasa tidak ada apa-apanya. Sampai Nabi dalam satu nadzam diibaratkan bagai mutiara diantara bebatuan biasa.
محمد بشر لا كالبشر # بل هو ياقوت من بين الحجر
Bebatuan tidak ada harganya tapi jika batu mutiara walaupun kecil tapi sangat berharga. Nabi memang manusia biasa seperti halnya kita tapi Beliau memiliki keistimewaan yang banyak diantaranya:
1) Tidak pernah ditempeli oleh lalat karena tubuhnya selalu harum dan wangi. Bahkan keringat Nabi wanginya seperti minyak misk. Sementara lalat kesukaanya adalah perkara-perkara yang baunya tidak enak.
2) Air ludah Nabi wangi saking wanginya jika beliau meludah tidak sampai jatuh ke bumi karena ditadah lebih dulu oleh para sahabat.
Nabi Muhammad menjelaskan tentang 4 mutiara yang dimiliki manusia. Beliau bersabda :
قال عليه السلام : أربعة جواهر في جسم بني آدم يزيلها أربعة أشياء أما الجواهر فالعقل والدين والحياء و العمل الصالح فالغضب يزيل العقل يا معاوية إياك والغضب فإن الغضب يفسد الإيمان كما يفسد الصبر العمل والحسد يزيل الدين إياكم والحسد فإن الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب و الطمع يزيل الحياء و الغيبة تزيل العمل الصالح
Ada 4 Mutiara dalam diri manusia yaitu : (1) Akal, (2) Amal sholeh, (3) Agama, dan (4) Sifat malu. Adapun sifat yang tercela adalah : (1) Mudah marah karena mudah marah itu bisa menghilangkan akal. (2) Iri hati karena iri hati bisa menghilangkan agama. (3) Tamak atau ingin banyak harta karena tamak bisa menghilangkan rasa malu. (4) Menggunjing karena menggunjing itu bisa menghilangkan amal sholeh
I. Akal
Pengertian akal adalah:
العقل هو نور في القلب يعرف به الحق والباطل
Akal adalah cahaya dalam hati untuk mengetahui yang haq dan yang batil. Orang yang berakal akan mengetahui antara yang benar dan yang salah. Mana yang baik dan mana yang tidak baik. Oleh karena itu definisi seorang Mukalaf dalam fikih syaratnya adalah (1) Baligh dan (2) berakal. Karena orang yang tidak berakal adalah orang gila dan bagi orang gila tidak dikenai kewajiban syariat.
Kita dianugerahi akal sebagai mutiara sehingga harus kita jaga dengan cara yang baik kita lakukan dan yang tidak baik kita tinggalkan. Di Penjara ada orang-orang yang ditangkap dan dipukuli oleh polisi. Kenapa mereka?. Karena mutiara mereka yaitu akal tidak digunakan sehingga melakukan hal yang buruk.
Mutiara atau akal setiap manusia berbeda. Dalam istilah lain akal ini dikenal dengan IQ. Ada yang IQ nya cerdas. Ada yang tidak cerdas. Ada yang biasa-biasa. Bahkan ada yang lambat IQ nya.
Terkadang saya angan-angan tentang pengarang kitab Majmu’ Syarah Muhadzab yang dikarang Imam Nawawi. Beliau bisa menulis kiyab yang tebalnya 21 Jilid. Bagaimana caranya?. Itu karena beliau punya kecerdasan akal sehingga mulia hidupnya. Namanya disebut-sebu. Sampai sekarang kitabnya masih dibaca dan dikirimi fafihah walaupun sudah ratusan tahun meninggal. Beliau menjadi orang mulia karena diberi akal yang sempurna.
Walaupun kita tidak sama dengan Imam Nawawi tapi setidaknya kita harus bisa menjaga akal dengan cara meninggalkan yang jelek dan mengerjakan yang baik. Dua hal itu bagi kita sudah cukup. Nabi bersabda:
فالغضب يزيل العقل
Akal yang begitu hebat bisa hilang karena ghadab atau ketika marah-marah. Sehingga kita dilarang untuk menjadi pribadi yang mudah marah.
الغضب ثوران دم القلب عند توجه مكروه
Bahwa ghadab adalah berkobarnya darah hati ketika menghadapi perkara yang dibenci. Orang yang marah wajah dan matanya akan memerah. Hal itu karena darahnya berkobar.
Di dalam kitab Majalis al-Tsaniyah dijelaskan bahwa orang bisa marah disebabkan pemahaman tauhidnya belum mapan. Atau orang itu belum memilki tauhid hakiki yaitu tauhid yang menyatakan dan yakin bahwa semua berasal dari Allah. Orang yang tauhidnya sudah level hakiki maka dalam hatinya tertanam bahwa semua yang ada adalah kehendak Allah Swt.
Sahabat Anas bin Malik adalah putra dari Umu Sulaim dan Abu Tolhah. Ibunya menitipkan Anas bin Malik kepada Nabi Muhammad dan diserahkan agar mengabdi kepada Rasulullah. Oleh karena menjadi abdi Nabi, Sahabat Anas bin Malik adalah salah satu sahabat yang memiliki banyak riwayatk hadist karena memang beliau ikut di rumah Nabi Muhammad. Seumpama anak pondok Anas bin Malik adalah anak ndalem.
Anas bin Malik bercerita bahwa selama ikut Nabi yaitu 10 tahun, beliau tidak pernah ditanya Nabi, “Kenapa hal itu yang kamu lakukan?”. Beluau selama 10 tahun tidak pernah dimarahi Kanjeng Nabi. Karena Nabi mengetahui bahwa semua adalah kehendak dari Allah.
Habib Umar pernah cerita bahwa di Kajen ada seorang wali Allah yang bernama Mbah Mutamakin. Beliau adalah orang yang sabar. Saking sabarnya sampai isterinya ingin tahu bagaimanan Mbah Mutamakin marah. Oleh karena itu saat akan tidur, tikarnya Mbah Mutanakin disiram. Beliau tidak marah hanya berkata kepada isterinya akan tidur di masjid. Dalam kesempatan yang lain pada saat sarapan beliau disuguhi makanan yang belum matang oleh isterinya. Beliau dawuh, “Makanannya kok belum mateng, Ya sudah aku akan puasa saja”. Nabi Muhammad pernah bersabda:
خيركم خيركم للنسائه وانا خيركم للنسائه
Artinya orang yang paling baik adalah orang yang berbuat baik kepada isteri-isterinya. Dan Rasulullah adalah orang yang paling bagus kepada isteri-isteri Beliau.
Suatu saat Nabi dicoba oleh Allah. Siti Aisyah memberi khalb yaitu air susu kepada Nabi. Agar bertambah manis maka khalb diberi gula. Setelah diaduk kemudian dihidangkan kepada Nabi. Oleh Nabi khalb itu diminum satu tegukan. Beliau berkata, “Aisyah masyaAllah, Alhamdulillah, terimakasih Aisyah ayo khalb ini diminum bareng-bareng”. Ternyata khalb itu kliru dicampur garam. Nabi saat itu tidak marah. Hanya tersenyum dan mengajak Aisyah minum bareng. Orang yang sudah tinggi tingkatan ketauhidannya pasti akan berkata:
قدر الله ما شاء وما شاء فعل ولو قدر الله لكان
Semua yang dikehendaki Allah pasti akan terjadi dan pasti apa yang dikehendaki oleh Allah pasti akan menjadi kekuasaan dari-Nya. Lalu kalau punya anak kliru masak kita tidak boleh marah?. Ternyata dalam kitab Majalis al-Tsaniyah ghadab dibagi menjadi 3 yaitu ghadab:
1) Ghadzab Ta’dzib : Marah dengan tujuan mendidik. Dalam hadist disebutkan bahwa jika kita memiliki anak yang sudah umur 7 tahun. Orang tua harus menyuruh sholat. Jika sudah 9 tahun diperbolehkan memukul dengan pukulan yang tidak membahayakan. Artinya boleh marah dengan tujuan untuk mendidik. Bagaimanapun marahnya tapi tidak boleh sampai menyakiti. Sekadar agar anak takut.
2) Ghadzab Zajr : Yaitu marah untuk tujuan mencegah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingankan.
3) Ghadzab Intiqom : yaitu marah yang berakibat menyakiti. Rasulullah melarang marah yang demikian. Salah satu sahabat yang bernama Haritsah bin Qudamah sowan kepada Nabi dan meminta nasihat satu hal yang bisa diamalkan selama hidup. Nabi kemudian berkata, “Jangan mudah marah-marah”.
Diceritakan oleh Wahab bin Munabih bahwa pada Zaman Bani Israil ada sorang Abid. Saking ahli ibadahnya Si Abid sampai ia diberi Allah keistimewaan bisa ngobrol dengan setan. Dikisahkan bahwa setan ingin sekali menggoda Abid ini agar dia marah. Tapi tidak berhasil. Ketika diberi hal yang menyenangkan juga tidak tergiur. Sampai yang terakhir ketika Abid sholat. Setan menyerupai ular dan melilit si Abid. Ternyata Si Abid tidak takut dengan godaan tersebut. Bahkan saat sujud setan membuka mulutnya dan Abid tetap diam.
Saat setelah selesai setan merasa kalah dan berkata, “Wahai Abid kamu ingin cerita apa, karena aku sudah kalah dengan Kamu”. Si Abid berkata, “Aku ingin tahu kebanyakan orang kalah dengan mu karena apa?”.
Setan pun bercerita bahwa kebanyakan kesasarnya anak adam adalah sebab 3 perkara yaitu (1) Al-Sukh atau pelit, (2) al-Khidah yaitu keras, dan (3) Al-Sakru atau mabuk-mabukan. Jika manusia punya 3 hal ini pasti akan kalah dengan ku. Sebab kalau pelit bakal dijadikan setan di matanya bahwa yang dimiliki hanya sedikit sehingga merasa eman untuk mendermakannya. Semua orang pasti punya sifat pelit maka harus dilawan dengan sifat dermawan.
Al-khidah atau keras orang yang sudah marah maka dia akan dijadikan setan seperti bola ditangan anak kecil yaitu dibuat mainan setan. Akalnya kemudian hilang. Oleh karena itu nabi berkata bahwa marah menghilangkan akal. Al-Sakru atau mabuk. Setan berkata orang yang telah mabuk akan dia pegang akan didekatkan dengan dosa-dosa besar.
II. Amal sholeh
العمل الصالح هو العمل الخالص لوجه الله
Bahwa amal soleh adalah amal yang ikhlas hanya karena mencari ridho Allah.
Contoh amal sholeh adalah ngaji dengan syarat niatnya untuk mencari ridla Allah. Orang ngaji dihitung pahalanya per jangkah seperti sholat 1000 rokaat. Bahkan mengantuk pun tetap mendapatkan keutamaan tersebut asalkan niatnya adalah untuk mencari ridla Allah. Sebegitu besar kemutamaan amal sholeh sehingga dinamakan mutiara.
Orang yang ahli Jamaah, sholat, puasa
dan haji adalah orang yang di dalam badanya terdapat mutiara. Mereka adalah orang yang mulia karena ibadah kepada Allah. Akan tetapi amal yang kita lakukan akan hilang pahalanya jika orang yang melakukannya suka ghibah atau “ngerasani”. Ghibah sendiri adalah :
الغيبة هي ان يذكر الشخص مساوي الانسان في غيبته
Ghibah adalah menyebut kejelekan orang lain dikala dia tidak ada.
Orangnya tidak ada tapi disebut-sebut kejelekannya. Itulah yang dinamakan ghibah atau “ngerasani”. Oleh karena itu dalam kitab dijelaskan apabila ada cerita tentang kejelekan amal seseorang oleh pengarangnya tidak disebut nama melainkan disebutkan dengan istilah “Rojulun”. Atau “Ba’du Nas”, Dst. Sebab apabila menyebut nama maka disebut dengan ngerasani. Oleh karena apabila kita memilki amal sholeh hendaknya kita menjaganya dengan tidak ghibah. (*)
-Disarikan dari Ngaji Hikam Setiap Malam Selasa Oleh KH. Moh. Yahya Husnan di Bumi Damai Al-Muhibin Bahrul Ulum Tambakberas Jombang 29 Januari 2024.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.