Dewi Fortuna – Kata-kata ini mungkin sudah tidak asing di telinga kaum muslimin. Ya suatu kata-kata yang biasa digunakan oleh presenter sepak bola ketika suatu tim menang melawan tim lainnya atau sebaliknya. Kata-kata yang begitu enteng, tetapi sangat besar maknanya. Apa maknanya? maknanya menurut para presenter adalah yang bisa kita pahami adalah dengan Dewi Fortuna, suatu tim sepak bola bisa mengalami kekalahan atau kemenangan.
Kenapa bisa berkesimpulan seperti itu? jawabannya karena mereka selalu mengucapkan contoh :”Dewi fortuna belum berpihak“, “Digagalkan oleh dewi fortuna “, “Dewi fortuna memihak pada tim ini“, “Dewi fortuna memenangkannya“, dan masih banyak kata-kata yang semisal dengan itu.
Lalu bagaimana pandangan islam terhadap kata-kata yang “enteng” ini?
Kata-kata yang enteng ini sangat berkaitan dengan kesyirikan. Dimana syiriknya?
Menganggap “Dewi Fortuna” yang menentukan hasil dari sepak bola baik itu kalah, menang, mencetak gol, gagal mencetak gol atau yang semisal dengan itu. Ini menurut para ‘ulama terjatuh pada kesyirikan. Lebih tepatnya dia terjatuh pada syirik yang berkaitan dengan hak Rububiyah (seperti mencipta, mengatur alam, menguasainya, mengabulkan do’a dan lain-lain.) Berarti hal ini sangat mengerikan.
Maka dari itu berhati-hatilah dalam kita mengucapkan sesuatu, apalagi sesuatu itu berkaitan dengan syirik atau tauhid ini. Karena dosa syirik teramat besar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Zumar: 65)
Tentang dalil tidak adanya ampunan untuk orang musyrik di akhirat ditunjukkan firman Allah Ta’ala,
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. Al-Nisa’: 48)
Bagi yang biasa mengucapkan kata-kata tersebut hendaklah segera bertaubat kepada Alloh. Karena kalau kita mati dalam keadaan masih syirik maka tidak akan diampuni oleh alloh di akherat. Barokallohufiikum.