Bismillahirrahmanirrahim
BIARKAN MEREKA BERMAIN-MAIN DALAM KESESATANNYA!
(Kajian Qs. al-An’am: 84-91)
وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ كُلاًّ هَدَيْنَا وَنُوحًا هَدَيْنَا
مِنْ قَبْلُ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِ دَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ وَأَيُّوبَ وَيُوسُفَ وَمُوسَى
وَهَارُونَ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (84) وَزَكَرِيَّا وَيَحْيَى وَعِيسَى
وَإِلْيَاسَ كُلٌّ مِنَ الصَّالِحِينَ (85) وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا
وَكُلاًّ فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ (86) وَمِنْ آبَائِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ
وَإِخْوَانِهِمْ وَاجْتَبَيْنَاهُمْ وَهَدَيْنَاهُمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
(87)
Artinya: “Dan Kami telah menganugerahkan Ishaq
dan Ya’qub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk;
dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebagian
dari keturunannya yaitu Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun.
Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. [*] Dan
Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas; semuanya termasuk orang-orang yang shalih. [*] Dan
Ismail, Alyasa’, Yunus dan Luth; masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas
umat (di masanya) [*] Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari
bapak-bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah
memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan kami menunjuki
mereka ke jalan yang lurus.”
dan Ya’qub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk;
dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebagian
dari keturunannya yaitu Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun.
Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. [*] Dan
Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas; semuanya termasuk orang-orang yang shalih. [*] Dan
Ismail, Alyasa’, Yunus dan Luth; masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas
umat (di masanya) [*] Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari
bapak-bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah
memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan kami menunjuki
mereka ke jalan yang lurus.”
Maksudnya: Allah akan membalas setiap orang yang
berbuat baik selama hidupnya (muhsinin) dengan balasan sebagaimana yang telah
Dia berikan kepada Ibrahim, yaitu: (a) dengan cara menaikkan derajatnya, (b) memberinya
anak-anak yang shalih dan berbakti. Ini adalah anugerah yang tidak akan sanggup
diberikan siapapun selain-Nya. Terkadang, Allah bahkan mendorong orang tua
mereka juga untuk menjadi baik di dunia ini, berikut seluruh anak keturunannya,
dan diperlindungkan-Nya mereka itu dalam tauhid (yakni, jalan yang lurus).
berbuat baik selama hidupnya (muhsinin) dengan balasan sebagaimana yang telah
Dia berikan kepada Ibrahim, yaitu: (a) dengan cara menaikkan derajatnya, (b) memberinya
anak-anak yang shalih dan berbakti. Ini adalah anugerah yang tidak akan sanggup
diberikan siapapun selain-Nya. Terkadang, Allah bahkan mendorong orang tua
mereka juga untuk menjadi baik di dunia ini, berikut seluruh anak keturunannya,
dan diperlindungkan-Nya mereka itu dalam tauhid (yakni, jalan yang lurus).
ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَلَوْ
أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (88) أُولَئِكَ الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ
الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ فَإِنْ يَكْفُرْ بِهَا هَؤُلاَءِ فَقَدْ وَكَّلْنَا
بِهَا قَوْمًا لَيْسُوا بِهَا بِكَافِرِينَ (89) أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ
فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ قُلْ لاَ أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلاَّ
ذِكْرَى لِلْعَالَمِينَ (90)
أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (88) أُولَئِكَ الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ
الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ فَإِنْ يَكْفُرْ بِهَا هَؤُلاَءِ فَقَدْ وَكَّلْنَا
بِهَا قَوْمًا لَيْسُوا بِهَا بِكَافِرِينَ (89) أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ
فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ قُلْ لاَ أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلاَّ
ذِكْرَى لِلْعَالَمِينَ (90)
Artinya: “Itulah petunjuk Allah, yang
dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah
dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. [*] Mereka itulah orang-orang
yang telah Kami berikan kitab, hikmah dan kenabian. Jika orang-orang (Quraisy)
itu mengingkarinya, maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang
sekali-kali tidak akan mengingkarinya. [*] Mereka itulah orang-orang yang telah
diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah:
“Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran).”
Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.”
dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah
dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. [*] Mereka itulah orang-orang
yang telah Kami berikan kitab, hikmah dan kenabian. Jika orang-orang (Quraisy)
itu mengingkarinya, maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang
sekali-kali tidak akan mengingkarinya. [*] Mereka itulah orang-orang yang telah
diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah:
“Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran).”
Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.”
Maksudnya: itulah agama Allah yang dijadikan
sebagai jalan hidup oleh mereka, yakni Ibrahim dan anak keturunan beliau.
Mereka itu selalu mentauhidkan Allah sepanjang hidupnya. Andai saja mereka
kufur dan musyrik, pasti telah binasa amal mereka semuanya. Sebab, Allah tidak
mau menerima amal seorang musyrik. Maka, kita diminta untuk merenungkan
kehidupan mereka dan meneladaninya. Mereka sudah divonis sebagai orang yang
selamat hidupnya, sehingga kalau ingin selamat tidak ada jalan lain selain itu.
Jika kita tidak mau membela agama Allah dan mengamalkannya, maka akan dipindahkannya
petunjuk ini kepada kaum lain – berarti: juga rahmat dan perlindungan-Nya –
dimana mereka tidak akan kafir. Persis dengan kaum Quraisy, ketika mereka
menolak tawaran Nabi Muhammad untuk menerima dan membela Islam, maka Allah pun
memindahkannya kepada kaum Aus dan Khazraj di Madinah. Merekalah – lalu disebut
kaum Anshar, artinya penolong – yang sepenuh hati menerima dan membela Islam,
sehingga kemenangan dan kemuliaan pun mereka peroleh. Kaum Quraisy jatuh dan
terhina, malu di depan seluruh bangsa Arab.
sebagai jalan hidup oleh mereka, yakni Ibrahim dan anak keturunan beliau.
Mereka itu selalu mentauhidkan Allah sepanjang hidupnya. Andai saja mereka
kufur dan musyrik, pasti telah binasa amal mereka semuanya. Sebab, Allah tidak
mau menerima amal seorang musyrik. Maka, kita diminta untuk merenungkan
kehidupan mereka dan meneladaninya. Mereka sudah divonis sebagai orang yang
selamat hidupnya, sehingga kalau ingin selamat tidak ada jalan lain selain itu.
Jika kita tidak mau membela agama Allah dan mengamalkannya, maka akan dipindahkannya
petunjuk ini kepada kaum lain – berarti: juga rahmat dan perlindungan-Nya –
dimana mereka tidak akan kafir. Persis dengan kaum Quraisy, ketika mereka
menolak tawaran Nabi Muhammad untuk menerima dan membela Islam, maka Allah pun
memindahkannya kepada kaum Aus dan Khazraj di Madinah. Merekalah – lalu disebut
kaum Anshar, artinya penolong – yang sepenuh hati menerima dan membela Islam,
sehingga kemenangan dan kemuliaan pun mereka peroleh. Kaum Quraisy jatuh dan
terhina, malu di depan seluruh bangsa Arab.
Al-Qur’an ini adalah peringatan bagi
seluruh alam, sehingga kita ditugaskan untuk terus menerus mengkaji,
mengamalkan dan mengajak orang lain di seluruh alam untuk menerima dan
membelanya. Jika kita tidak mau, tentu saja amanah ini akan dialihkan kepada
kaum lain, yang kelak akan mempermalukan kita dengan prestasinya. Tawaran ini
berlaku kepada pribadi, organisasi, bangsa, negara, dan lain-lain. Siapa yang
menerimanya, akan dimuliakan oleh Allah. Tetapi siapa yang enggan, maka akan
dibiarkannya hingga menemui kehancuran akibat kelalaiannya sendiri.
seluruh alam, sehingga kita ditugaskan untuk terus menerus mengkaji,
mengamalkan dan mengajak orang lain di seluruh alam untuk menerima dan
membelanya. Jika kita tidak mau, tentu saja amanah ini akan dialihkan kepada
kaum lain, yang kelak akan mempermalukan kita dengan prestasinya. Tawaran ini
berlaku kepada pribadi, organisasi, bangsa, negara, dan lain-lain. Siapa yang
menerimanya, akan dimuliakan oleh Allah. Tetapi siapa yang enggan, maka akan
dibiarkannya hingga menemui kehancuran akibat kelalaiannya sendiri.
وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِذْ قَالُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ
عَلَى بَشَرٍ مِنْ شَيْءٍ قُلْ مَنْ أَنْزَلَ الْكِتَابَ الَّذِي جَاءَ بِهِ مُوسَى
نُورًا وَهُدًى لِلنَّاسِ تَجْعَلُونَهُ قَرَاطِيسَ تُبْدُونَهَا وَتُخْفُونَ كَثِيرًا
وَعُلِّمْتُمْ مَا لَمْ تَعْلَمُوا أَنْتُمْ وَلاَ آبَاؤُكُمْ قُلِ اللَّهُ ثُمَّ ذَرْهُمْ
فِي خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ (91)
عَلَى بَشَرٍ مِنْ شَيْءٍ قُلْ مَنْ أَنْزَلَ الْكِتَابَ الَّذِي جَاءَ بِهِ مُوسَى
نُورًا وَهُدًى لِلنَّاسِ تَجْعَلُونَهُ قَرَاطِيسَ تُبْدُونَهَا وَتُخْفُونَ كَثِيرًا
وَعُلِّمْتُمْ مَا لَمْ تَعْلَمُوا أَنْتُمْ وَلاَ آبَاؤُكُمْ قُلِ اللَّهُ ثُمَّ ذَرْهُمْ
فِي خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ (91)
Artinya: “Dan mereka tidak menghormati Allah
dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: “Allah tidak
menurunkan sesuatupun kepada manusia”. Katakanlah: “Siapakah yang
menurunkan Kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk
bagi manusia, kamu jadikan Kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai,
kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya,
padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak
mengetahui(nya)?” Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”,
Kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al-Quran kepada mereka), biarkanlah mereka
bermain-main dalam kesesatannya.”
dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: “Allah tidak
menurunkan sesuatupun kepada manusia”. Katakanlah: “Siapakah yang
menurunkan Kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk
bagi manusia, kamu jadikan Kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai,
kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya,
padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak
mengetahui(nya)?” Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”,
Kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al-Quran kepada mereka), biarkanlah mereka
bermain-main dalam kesesatannya.”
Maksudnya: ayat ini merupakan celaan kepada kaum
Yahudi yang mengingkari wahyu Allah. Menurut mereka Allah tidak pernah
menurunkan kitab apa-apa kepada manusia, padahal mereka telah diberi Taurat
sebelum itu. Namun, mereka justru menjadikannya sebagai tulisan dalam
kertas-kertas yang tercerai berai, tidak disatukan, sehingga bisa mereka
tampakkan yang mereka mau, atau sembunyikan apa yang tidak mereka sukai. Inilah
perilaku kaum yang dimurkai Allah. Dimana kitab sucinya tunduk pada kemauannya
sendiri, demikian juga hukum Allah.
Yahudi yang mengingkari wahyu Allah. Menurut mereka Allah tidak pernah
menurunkan kitab apa-apa kepada manusia, padahal mereka telah diberi Taurat
sebelum itu. Namun, mereka justru menjadikannya sebagai tulisan dalam
kertas-kertas yang tercerai berai, tidak disatukan, sehingga bisa mereka
tampakkan yang mereka mau, atau sembunyikan apa yang tidak mereka sukai. Inilah
perilaku kaum yang dimurkai Allah. Dimana kitab sucinya tunduk pada kemauannya
sendiri, demikian juga hukum Allah.
Kita dilarang meniru mereka, dan diminta
untuk menerima Al-Qur’an ini apa adanya, baik yang menyenangkan maupun yang
berat. Kita terima apa adanya. Jika kita mampu, kita laksanakan, dengan tetap
memohon ampun kepada Allah atas kekurangan kita. Jika ada yang terasa berat,
maka mari memohon pertolongan kepada-Nya agar kita dimudahkan untuk
mengamalkannya. Inilah tindakan yang benar. Bukan dengan cara-cara Yahudi itu:
yang ringan ditampakkan, yang berat disembunyikan; yang sesuai selera
dikeluarkan, yang tidak sesuai ditutup-tutupi, atau bahkan dibuat agar maknanya
berbeda, atau diubah dan dihilangkan samasekali! Na’udzu billah. Wallahu a’lam.
untuk menerima Al-Qur’an ini apa adanya, baik yang menyenangkan maupun yang
berat. Kita terima apa adanya. Jika kita mampu, kita laksanakan, dengan tetap
memohon ampun kepada Allah atas kekurangan kita. Jika ada yang terasa berat,
maka mari memohon pertolongan kepada-Nya agar kita dimudahkan untuk
mengamalkannya. Inilah tindakan yang benar. Bukan dengan cara-cara Yahudi itu:
yang ringan ditampakkan, yang berat disembunyikan; yang sesuai selera
dikeluarkan, yang tidak sesuai ditutup-tutupi, atau bahkan dibuat agar maknanya
berbeda, atau diubah dan dihilangkan samasekali! Na’udzu billah. Wallahu a’lam.
[*] Kamis, 05 Shafar 1431 H. Didasarkan pada Tafsir Zadul Masir karya al-Hafizh Ibnul Jauzi, dan dilengkapi sumber-sumber lain.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.