Keberhasilan
pasangan suami-istri Iffah Dewi dan Taufik Abdurrahman menjalankan bisnis Sogan
Batik Rejodani lewat online dan sosial
media membuat keduanya kebanjiran pertanyaan tentang kunci sukses berjualan.
Mula-mula satu dua pertanyaan dari rekan-rekan mereka yang juga tengah memulai
usaha dijawab dengan sabar. Namun, lama-kelamaan pertanyaan yang senada mulai
banyak. Karena kesibukan, mereka pun nyaris tidak memiliki waktu untuk menjawab
pertanyaan tersebut satu per satu. Akhirnya, pertanyaan-pertanyaan yang datang
itu mereka kumpulkan dan dijawab pada hari yang sama.
pasangan suami-istri Iffah Dewi dan Taufik Abdurrahman menjalankan bisnis Sogan
Batik Rejodani lewat online dan sosial
media membuat keduanya kebanjiran pertanyaan tentang kunci sukses berjualan.
Mula-mula satu dua pertanyaan dari rekan-rekan mereka yang juga tengah memulai
usaha dijawab dengan sabar. Namun, lama-kelamaan pertanyaan yang senada mulai
banyak. Karena kesibukan, mereka pun nyaris tidak memiliki waktu untuk menjawab
pertanyaan tersebut satu per satu. Akhirnya, pertanyaan-pertanyaan yang datang
itu mereka kumpulkan dan dijawab pada hari yang sama.
Dari seringnya
kedatangan tamu itulah, mereka merasa teman-teman yang sesama pebisnis itu
sebetulnya memiliki potensi besar untuk berkembang dan menjadi produktif.
Kendalanya, mereka kekurangan ilmu untuk mengembangkan diri dan usahanya. Menurut
Iffah, rata-rata yang bertanya adalah para ibu rumah tangga yang sudah memilki
bisnis sendiri, mulai kuliner, fashion,
dan kerajinan. Di antara mereka ada yang seret perkembangannya, ada yang tidak
sesuai target, dan ada pula yang merasa sudah beriklan tetapi tidak ada
progresnya. Padahal mereka merasa produk mereka punya peluang besar. Mereka
melihat, perusahaan e-commerce dengan
produk serupa bisa mendatangkan investor, tetapi mengapa ketika dikelola oleh
orang sendiri justru tidak berkembang ? Karena itulah mereka ingin tahu
trik-triknya.
kedatangan tamu itulah, mereka merasa teman-teman yang sesama pebisnis itu
sebetulnya memiliki potensi besar untuk berkembang dan menjadi produktif.
Kendalanya, mereka kekurangan ilmu untuk mengembangkan diri dan usahanya. Menurut
Iffah, rata-rata yang bertanya adalah para ibu rumah tangga yang sudah memilki
bisnis sendiri, mulai kuliner, fashion,
dan kerajinan. Di antara mereka ada yang seret perkembangannya, ada yang tidak
sesuai target, dan ada pula yang merasa sudah beriklan tetapi tidak ada
progresnya. Padahal mereka merasa produk mereka punya peluang besar. Mereka
melihat, perusahaan e-commerce dengan
produk serupa bisa mendatangkan investor, tetapi mengapa ketika dikelola oleh
orang sendiri justru tidak berkembang ? Karena itulah mereka ingin tahu
trik-triknya.
Iffah pun lalu
mengumpulkan teman-temannya dan mendirikan komunitas Jogja Muslimah Preneur
Community (JMP) pada Januari 2015, sementara launching-nya baru dilakukan pada April 2015. Komunitas JMP
selanjutnya dipergunakan sebagai wadah untuk saling belajar bersama, bertukar
ilmu, dan mendapatkan ilmu dari praktisi atau ahli yang setiap bulan rutin
didatangkan. Anggota JMP kini sudah mencapai 200 orang, berasal dari Yogya dan
kota kecil di sekitarnya. Awalnya mereka tidak saling mengenal karena berasal
dari latar belakang bisnis atau kota yang berbeda. Misi JMP antara lain
memajukan dunia usaha dengan cara Islami di Yogyakarta dan memfasilitasi
konseling atas permasalahan usaha dan pengembangan usaha anggota komunitas. Selain
itu mereka juga ingin menciptakan sinergi antara anggota komunitas dalam rangka
kemajuan bersama.
mengumpulkan teman-temannya dan mendirikan komunitas Jogja Muslimah Preneur
Community (JMP) pada Januari 2015, sementara launching-nya baru dilakukan pada April 2015. Komunitas JMP
selanjutnya dipergunakan sebagai wadah untuk saling belajar bersama, bertukar
ilmu, dan mendapatkan ilmu dari praktisi atau ahli yang setiap bulan rutin
didatangkan. Anggota JMP kini sudah mencapai 200 orang, berasal dari Yogya dan
kota kecil di sekitarnya. Awalnya mereka tidak saling mengenal karena berasal
dari latar belakang bisnis atau kota yang berbeda. Misi JMP antara lain
memajukan dunia usaha dengan cara Islami di Yogyakarta dan memfasilitasi
konseling atas permasalahan usaha dan pengembangan usaha anggota komunitas. Selain
itu mereka juga ingin menciptakan sinergi antara anggota komunitas dalam rangka
kemajuan bersama.
Kendati
menjabat sebagai President JMP, Iffah
mengaku sampai sekarang ia pun masih mau belajar bersama teman-temannya di JMP,
karena merasakan kebutuhan mencari ilmu yang sama. JMP cukup sering
mendatangkan ahli. Ketika ingin membahas soal pemasaran misalnya, didatangkan
ahli strategi pemasaran online. Lain
hari mereka juga mengundang pengusaha yang sukses berbisnis lewat Instagram.
Selain mendatangkan ahli, JMP juga menambah ilmu dari para praktisi yang lebih
dulu sukses di bidangnya. Salah satu contoh, Anne Yarina Christy pemilik Rumah Warna
yang sukses dalam hal development
produk. Anne sendiri kini juga bergabung sebagai anggota JMP, yang sering
diminta menjadi narasumber. Istilah mereka bersedekah ilmu. Karena ilmu itu
bila dibagi bukannya akan habis, melainkan akan bertambah.
menjabat sebagai President JMP, Iffah
mengaku sampai sekarang ia pun masih mau belajar bersama teman-temannya di JMP,
karena merasakan kebutuhan mencari ilmu yang sama. JMP cukup sering
mendatangkan ahli. Ketika ingin membahas soal pemasaran misalnya, didatangkan
ahli strategi pemasaran online. Lain
hari mereka juga mengundang pengusaha yang sukses berbisnis lewat Instagram.
Selain mendatangkan ahli, JMP juga menambah ilmu dari para praktisi yang lebih
dulu sukses di bidangnya. Salah satu contoh, Anne Yarina Christy pemilik Rumah Warna
yang sukses dalam hal development
produk. Anne sendiri kini juga bergabung sebagai anggota JMP, yang sering
diminta menjadi narasumber. Istilah mereka bersedekah ilmu. Karena ilmu itu
bila dibagi bukannya akan habis, melainkan akan bertambah.
Anggota JMP
diarahkan untuk memiliki pondasi yang tangguh, kokoh secara mandiri, bukan kuat
dan besar berdasar modal investor. Iffah bercerita berdasarkan pengalamannya,
saat ia membuka restoran dan butik batik, ketika di tengah jalan tidak sejalan
lagi dengan investor, lalu modal ditarik begitu saja. Usahanya pun ambruk. Jadi
karena itulah, ia merasa dalam membangun usaha lebih baik menyusun pondasi yang
kuat. Dengan banyak ilmu dan jaringan yang kuat, ia yakin usaha pun akan
berkembang dan kokoh. Kelas yang dibuka JMP juga bukan melulu soal kajian ilmu
bisnis dari para ahli dan praktisi bisnis. Mereka pun juga berbagi ilmu soal keputrian.
Salah satu misi mereka juga ingin meningkatkan kualitas agama, keluarga dan
ekonomi para muslimah pengusaha, ibu rumah tangga maupun mahasiswi. Jadi, narasumber
yang dihadirkan tidak melulu membahas soal bisnis saja, tetapi juga pakar yang
berbicara tentang kiat sukses mengurus bisnis dan rumah tangga.
diarahkan untuk memiliki pondasi yang tangguh, kokoh secara mandiri, bukan kuat
dan besar berdasar modal investor. Iffah bercerita berdasarkan pengalamannya,
saat ia membuka restoran dan butik batik, ketika di tengah jalan tidak sejalan
lagi dengan investor, lalu modal ditarik begitu saja. Usahanya pun ambruk. Jadi
karena itulah, ia merasa dalam membangun usaha lebih baik menyusun pondasi yang
kuat. Dengan banyak ilmu dan jaringan yang kuat, ia yakin usaha pun akan
berkembang dan kokoh. Kelas yang dibuka JMP juga bukan melulu soal kajian ilmu
bisnis dari para ahli dan praktisi bisnis. Mereka pun juga berbagi ilmu soal keputrian.
Salah satu misi mereka juga ingin meningkatkan kualitas agama, keluarga dan
ekonomi para muslimah pengusaha, ibu rumah tangga maupun mahasiswi. Jadi, narasumber
yang dihadirkan tidak melulu membahas soal bisnis saja, tetapi juga pakar yang
berbicara tentang kiat sukses mengurus bisnis dan rumah tangga.
Kepengurusan
JMP dilengkapi beberapa divisi seperti community
development, EO, Islamic study social & charity,
serta IT. Dengan membuat beberapa
divisi akan memudahkan dan melancarkan program kerja yang sudah disusun
bersama. Misalnya, adanya divisi EO yang
bertugas merancang dan membuat acara pameran produk. Mereka memang kerap
mengadakan pameran produk para anggota. Kebanyakan anggota JMP saat ini
menekuni bidang usaha fashion,
terutama busana muslimah.
JMP dilengkapi beberapa divisi seperti community
development, EO, Islamic study social & charity,
serta IT. Dengan membuat beberapa
divisi akan memudahkan dan melancarkan program kerja yang sudah disusun
bersama. Misalnya, adanya divisi EO yang
bertugas merancang dan membuat acara pameran produk. Mereka memang kerap
mengadakan pameran produk para anggota. Kebanyakan anggota JMP saat ini
menekuni bidang usaha fashion,
terutama busana muslimah.

Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.