antijamur

Trending Sampo Hewan Anti jamur Klaim ‘Herbal dan Organik”, Sudah Yakin Aman?


Saat ini banyak sekali sampo hewan berbahan natural atau herbal dan masih dipertanyakan keamanannya untuk hewan. Sampo ini diklaim untuk mencegah penyakit rambut dan kulit salah satunya, dermatofitosis. Sebelum membahas tentang sampo herbal, kita pelajari dahulu, yuk tentang si jamur penyebab dermatofitosis. 

 
 

Dermatofitosis 

 

Suatu kondisi kerusakan permukaan yang mengandung keratin seperti rambut, kulit, dan kuku akibat jamur. Tumbuhnya jamur menyebabkan rasa gatal yang luar biasa akhirnya terjadi perlukaan dan kerontokan rambut.  

 

Microsporum canis adalah salah satu spesies jamur yang paling sering menginfeksi kucing dan anjing. Jamur ini mudah tumbuh di negara tropis karena kelembabannya dan berpotensi tinggi menular ke manusia (1). 

 
 

Bagaimana Dermatofitosis dapat terjadi? 

 

Spora jamur menempel di kulit, rambut dan kuku dengan bantuan kondisi lingkungan yang hangat dan lembab. Selanjutnya, jamur akan berkecambah menimbulkan peradangan lokal. Peradangan tersebut membuat kulit menebal yang disebut hiperkeratosis. Hewan merasa gatal kemudian menggaruk. Allhasil terjadilah perlukaan dan kerontokan rambut. Gejala pada umumnya terjadi di paws, kaki, punggung, leher, dan ekor yaitu berupa rambut rontok, ketombe,keropeng, pruritus (bintik-bintik),hiperpigmentasi, eritema, perlukaan hingga terjadi kebotakan. (2) 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Kondisi kulit mengalami kebotakan akibat jamur (Can Vet, 2020) 

 
 

Kenali ciri khas kulit anjing dan kucing! 

 

Kulit anjing dan kucing berbeda loh dengan kulit manusia! Kadar pH kulit hewan lebih basa atau alkalis daripada manusia. Rentangnya sekitar 5.5 – 7.2 (3,4). Sampo digunakan untuk menjaga derajat keasaman kulit. Jamur sendiri memiliki sistem yang kompleks dimana mereka bisa mengubah pH kulit menjadi lebih basa sehingga dapat tumbuh dan menyebar keseluruh kulit (5). Semakin basa pH nya maka pembentukan biofilm jamur dan sejenisnya (seperti ragi dan kapang) semakin tinggi (6).  

 

Obat untuk mengatasi jamur pada hewan sudah banyak dikembangkan salah satunya seperti obat oles miconazole, itraconazole, dan sampo mengandung chlorhexidine. Namun, muncul ketakutan karena efek negatif yang tinggi dari obat kimiawi seperti resistensi obat, akhirnya tanaman herbal mulai banyak dimanfaatkan (7) 

 
 

Sampo Anti Jamur berbasis Herbal?  

 

Sampo berbasis herbal diambil dari minyak esensial. Minyak esensial (EO) adalah minyak atsiri yang diambil dari beberapa bagian dari tanaman, seperti daun, batang atau bunga dan biasanya membawa bau khas dari tanaman tersebut. Minyak esensial tidak larut dalam airPenggunaan minyak esensial di hewan banyak diteliti karena khasiat kandungannya yang efektif seperti obat. Meskipun herbal, belum tentu aman 

 
 

Tidak Semua Minyak Esensial 100% itu Aman 

 

Familiar dengan tanaman tea tree atau lavender? Itu merupakan tanaman yang sering dijadikan minyak esensial. Minyak esensial biasanya digunakan  langsung di permukaan kulit. Kadar 100% itu berbahaya untuk hewan karena dapat merusak skin barrier, mengganggu kelembaban kulit serta membunuh mikroflora normal pada hewan (8,9) 

 

Sebenarnya, apa sih kandungan minyak esensial tea tree (TTO) dan lavender itu 

 

TTO dan lavender memiliki zat aktif bernama terpinen. Inilah yang membuat TTO sering digunakan sebagai antiseptik alami membuatnya efektif melawan bakteri dan jamur. 

 

Terdapat 3 jenis golongan terpinen yang terkandung didalam TTO maupun lavender yaitu (8) ;  

 
 

  • alpha-terpineol – alkohol yang memiliki sifat antijamur dan dapat membantu mengurangi peradangan. 

  • eucalyptol – monoterpene yang memiliki sifat antiseptik dan anti-inflamasi dan dapat membantu meredakan gejala pernapasan. 

  • p-cymene – monoterpene yang memiliki sifat antiseptik dan analgesik. 
     
    Contoh produk minyak esensial 100% yang harus dihindari (theveterinarynurse.com)  
     

Penggunaan Minyak Esensial Yang Aman! 

 

Penelitian yang dilakukan oleh Natural Animal Poison Control Center (2017),  keracunan TTO dan lavender terjadi saat TTO kandungan 100% dioleskan ke kulit secara langsung dengan dosis tinggi untuk pengobatan parasit dan jamur. Gejala keracunan yang terjadi adalah hipotermia inkoordinasi, tremor, dan depresi 

 

Oleh karenanya, semua yang berbasis minyak esensial perlu diencerkan (atau dilutasi). Pengenceran minyak esensial yang aman adalah dengan 1.5-liter air atau dengan minyak kelapa atau minyak zaitun (10).   

 

Minyak kelapa disebut carrier oil yaitu minyak berbasis tanaman yang membantu minyak esensial menyerap kedalam kulit tanpa merusak permukaan kulit (11). Minyak kelapa mengandung asam lemak rantai sedang yang dapat membantu melembabkan dan meningkatkan kesehatan rambut hewan peliharaan menjadi sehat secara keseluruhan. 

 

Take home message 

  1. Jika Pet Mates ingin menggunakan sampo berbasis herbal, dipikirkan baik mengenai kelebihan dan kekurangannya. Kecukupan nutrisi jangan dilupakan. Kulit merupakan organ terbesar di tubuh, rambut terdiri dari sebagian besar protein. Sehingga asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang sangat penting. 
  2. Penggunaan minyak essential yang benar akan menjadikan rambut hewan anda lebih sehat dan kuat 
  3. Diskusikan dengan dokter hewan Anda apabila ingin beralih menggunakan minyak esensial sebagai perawatan rambut dan maupun pengobatan parasit. Kesalahan penggunaan bisa berakibat fatal bagi hewan anda Datang ke dokter hewan untuk mendapatkan rekomendasi terbaik 

Referensi :  

  1. (1) Bajwa J. Feline dermatophytosis: Clinical features and diagnostic testing. Can Vet J. 2020 Nov;61(11):1217-1220. PMID: 33149363; PMCID: PMC7560770. 

  1. (2) Chupia V, Ninsuwon J, Piyarungsri K, Sodarat C, Prachasilchai W, Suriyasathaporn W, Pikulkaew S. Prevalence of Microsporum canis from Pet Cats in Small Animal Hospitals, Chiang Mai, Thailand. Vet Sci. 2022 Jan 9;9(1):21. doi: 10.3390/vetsci9010021. PMID: 35051105; PMCID: PMC8781634. 

  1. (3)Král F, Schwartzman RM. Veterinary and Comparative Dermatology. Philadelphia: J.B. Lippincott, 1964:1–14. 

  1. (4)2. Meyer W, Neurand K. Comparison of skin pH in domesticated and laboratory mammals. Arch Dermatol Res 1991; 283:16–18. 

  1. (5) Rippke F, Berardesca E, Weber TM. pH and Microbial Infections. Curr Probl Dermatol. 2018; 54:87-94. doi: 10.1159/000489522. Epub 2018 Aug 21. PMID: 30130777.) 

  1. (6) Matousek JL, Campbell KL, Kakoma I, Solter PF, Schaeffer DJ. Evaluation of the effect of pH on in vitro growth of Malassezia pachydermatis. Can J Vet Res. 2003 Jan;67(1):56-9. PMID: 12528830; PMCID: PMC227028. 

  1. (7) Moriello, Karen., Coyner Kimberly., Susan Paterson., Bernard Mignon., 2017. Diagnosis and treatment of dermatophytosis in dogs and cats. Vet Dermatol 2017; 28:266 (68).

  2. (8) https://www.dermatoclinica.com.br/wp-content/uploads/2021/01/DermatophyteReview-copia.pdf 

 


Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top