Uncategorized

PUASA DALAM PERSPEKTIF TASAWUF IMAM GHAZALI


 PUASA DALAM PERSPEKTIF TASAWUF IMAM GHAZALI

Piool.com – Mubarok,S.Ag seorang Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Negerikaton Menyampaikan Bimbingan dan Penyuluhan kepada Jamaah MT. Al-Ikhlas Desa sidomulyo tentang sunah sunah puasa dan Puasa dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali.
    Dalam Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 90 orang jamaah ibu ibu Majlis Ta’lim tersebut.
Mubarok menyampaikan materi :

A. Sunah sunah Puasa adalah “Mengakhirkan Sahur, menyegerakan berbuka menggunakan buah kurma atau seteguk air sebelum shalat Maghrib, berlaku dermawan, dan i’tikaf di hari 10 Akhir bulan Ramadhan, demikian penjelasannya.

B. Menurut Tasawuf Imam Ghazali Puasa itu dibagi 3 tingkatan, yaitu :
1. Shaumul ‘umum ( Puasanya orang awam ), yaitu Mencegah diri dari makan, minum, bersenggama dan segala hal yang dapat membatalkan puasa sejak terbitnya fajar hingga terbitnya matahari.
Puasa pada tingkatan ini, orang awam hanya sekedar menggugurkan kewajiban, dan belum dibarengi dengan meninggalkan perbuatan perbuatan khilaf dan dosa. Sehingganya belum begitu bisa merubah prilaku dan akhlak pelakunya untuk menjadi takwa.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi yang artinya “Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa apa dari puasanya, kecuali hanya lapar dan dahaga”
2. Shaumul Khusus ( Puasanya orang orang khusus yaitu orang shalih dan bertakwa ) yaitu ” Mencegah seluruh anggota tubuh seperti lisan, mata, telinga, tangan, kaki, kemaluan, dan lain lain dari segala perbuatan haram dan akhlak yang tercela”.
Puasa semacam ini akan membentuk perubahan besar pada pelakunya, hingga membentuk kepribadian yang baik dhahir batin, baik ucapan, perbuatan, dan bersih hatinya.
Sehingga dalam keseharianya ia akan menjadi sosok manusia yang santun dan menyebarkan kebaikan dimasyarakatnya. Dan inilah yang dimaksud dengan la’allakum Tattaqun.
Puasa yang dilakukan oleh orang khusus bukan berarti meninggalkan puasanya orang awam. maksudnya disamping  ia menjaga seluruh anggota tubuhnya untuk tidak berbuat dosa, ia juga tetap melakukan puasa yang berupa tidak makan dan tidak minum seta tidak bersenggama disiang hari.
3.Shaumul Khususil Khusus ( Puasanya orang terkhusus yakni para Nabi dan Para Wali Allah ), yaitu “Menjaga hati dari merenungkan dan menyaksikan Allah S.w.t”.

Bimbingan ini disampaikan dengan harapan agar kita dapat menaikan kualitas puasa kita dari puasa awam kepuasa khusus, walaupun mungkin sulit untuk naik kepuasa khususul khusus.
sehingga kita dapat menjadi golongan orang orang yang selamat dan bahagia dari dunia sampai akhirat.
Aamiin.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top