Profil Pengusaha Dian Siswarini
Kamu pengusaha muda harus belajar kepemimpinan. Belajarlah dari sosok bos XL Axiata bagaimana mereka dapar bertahan. Pengusaha harus belajar kepemimpinan dari Dian Siswarini. Pemimpin harus melewati jaman menghadapi tantangan.
Belajar Kepemimpinan
Tahun 2007, dia diangkat menjadi jajaran dirut XL, yakni direktur network service. Semua karena dia pandai dalam satu bidang yakni teknik. Ia selalu bekerja dalam masalah teknikal. Dian sendiri adalah lulusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan langsung yakin masuk dunia ini.
“Telekomunikasi merupakan industri yang perubahannya cepat, dinamis, dan memberikan dampak yang luas,” Dian menjelaskan.
Tahun 2011, dia sempat dipindahkan ke posisi digiat service, meliputi digital commerce, advertising, dan payment. Ini merupakan bisnis baru diluar core bisnis seperti layanan teks, suara, dan data khas operator jaringan.
Banyak orang menyangsikan karena dirinya perempuan. Kok bisa, ibu kan perempuan, Dian lantas menjawab karena perempuan bisa. Menjadi pemimpin selaraskan semua kepentingan. Selaraskan kepentingan para karyawan, costumer, pemegang saham, dan pemerintah.
Bagi karyawan kamu harus memberikan rasa nyaman. Layaknya rumah kedua bukan sekedar kita memberi benefit dan gaji. Perhatikan kemampuan karyawan mengembangkan diri. Doronglah mereka untuk naik, biarkan mereka memiliki karir yang baik dan naik level ke posisi berikutnya.
Paling susah ialah kepentingan pemegang saham. Istilahnya mereka telah menaruh uang, maka kasih mereka keuntungan kembali. Ini akan berhadapan dengan kepentingan costumer, dalam pelayanan, dan maunya beda- beda.
Bisnis Telekomunikasi
Beda dahulu pasti sekararang sudah sangat berbeda. Orang dulu lebih mengenal SMS, kepanjangan dari Short Message Service. Dimana bila disandingkan dengan layanan suaranya atau telephon. Kita dulu mengenalnya servic voice; tidak terlalu berbeda.
Jaman sekarang akan lebih komplek karena data banyak. Mulai dari YouTube, file transfernya tidak sekedar menerima data tetapi visual. Kebutuhan berbeda membutuhkan data jaringan berbeda dan data beda. XL ini menjadi contoh jatuh bangunnya usaha jaringan operator di dunia.
Sudah pernah mengalami masa 3G pada 2005 peralihan. Dimana baru 30% orang memakai jaringan ini. Handphone pun masih belum berkembang masih transisi. Kita mengenal hp pada zaman feature handphone. Begitu tiga tahun belakangan malah melesat pesat tidak terbendung.
Dimana pertumbuhan handphone cepat sampai 50% lebih. Pengguna sudah memakai jaringan 3G dan diperkuat 4G. Taukah kalau kamu memakai 2G maka akan sangat lemot. Disisi provider jaringan juga sangat mahal. XL sebagai perusahaan menawarkan gebrakan harga lebih terjangkau.
Masyarakat berbondong- bondong memanfaatkan jaringan 3G. Perusahaan juga melakukan akuisisi Axiata. Perjalanan panjang beresiko karena 20% akuisisi mengalami kegagalan. Paling lama datang dari ijin pemerintah mengakuisisi Axiata.
Ini berarti memberikan jangkauan lebih luas di dalam jaringan. Proses ini meliputi integrasi network, teknologi, jalur distribusi, marketing dan costumer. Perusahaan juga mengarahkan pengembangan produk digital.
“Trust itu penting, dan juga openess…. Memberikan kesempatan karyawan untuk memberikan masukan,” tuturnya kepada Beritasatu.com.
Perusahaan tidak sekedar menjual sim card. Terbukti dengan meluncurnya aplikasi mFish di Lombok, Nusa Tenggara Barat, agar nelayan lebih produktif. Ini memberikan kesempatan masyarakat lebih handal dalam teknologi.
Tahun 2006, pencapaian Xl luar biasa bahkan menempati nomor 3, dan terus sampai setengahnya nomor 2. Kemudian perusahaan dipercaya masyarakat menjadi nomor 2 di Indonesia. Dian mencoba menciptakan value, baik bagi pemegang saham, costumer, dan pemerintah itu sendiri.
Bagi pengusaha hal terberat ialah membagi waktu. Antara perusahaan dan keluarga tidak boleh jadi terbengkalai. Ketika anak- anak bersama Dian maka harus mencurahkan semua waktu. Tidak boleh berpikir soal perusahaan.
Anak- anak tau, sadar tubuhnya disini, tetapi pikiran masih terbang ke pekerjaan. Maka yang kita nanti butuhkan ialah kuantitas bukan kualitas. “Saat berada di rumah, saya fokus pekerjaan rumah, di kantor saya fokus bekerja,” jelasnya. Suami harus menjadi patner bukan sekedar pemimpin di rumah.
Diposisi sekarang tidak kurang dukungan keluarga. Dari suami mendukung karir istrinya, caranya ikut menjaga anak- anak ketika ada waktu. Anak- anak pun pengertian akan perjuangan orang tua. Dia juga ditolong sang ibu, yang siap membantu menjaga mereka agar Dian dapat bekerja.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.