Pada saat kesokan harinya si Penggetah memeriksa hasil pekerjaannya kemarin. Dia sangat bergembira setelah mendapati seekor burung Bayan terjebak dalam getah buatannya. Si Penggetah lantas membersihkan bulu-bulu burung Bayan yang masih ditempeli getah. Seraya memasukan baurung bayan hasil tangkapannya, si Penggetah berujar pelan.” Sesungguhnya aku telah berjanji jika berhasil menangkapmu, maka aku akan memasukan kedalam sangkar emas dan memeliharamu dengan baik. Namun saat ini aku sangat sulit melaksanakan janjiku karena kondisiku sangat miskin.”
Secara tidak terduga, burung Bayan itu menukas ucapan si Penggetah.” Jika engkau memang menghendaki emas, tampunglah kotoranku. Percayalah, kotoranku itu kelak akan berubah menjadi emas.”
Meski awalnya ragu, namun si Penggetah melaksanakan nasihat si burung Bayan. Dia menampung kotoran si burung bayan dan menyimpannya. Kejaiban terjadi, pada saat esok hari nya kotoran si Burung bayan berubah menjadi butiran-butiran emas. Si Penggetah lantas mengumpukan butiran-butiran emas tersebut. Sampai dirasanya cukup, dia menjual butiran-butiran emas itu dan membeli sebuah sangkat emas besar untuk si burung Bayan. Si penggetah tidak melupakan janjinya pada si burung Bayan, dia juga membeli makanan dan buah-buahan yang sangat disukai si burung bayan.
Berita mengenai Burung Bayan ajaib yang dimiliki si Penggetah dalam waktu singkat langsung menyebar. Kabar keberadaan burung Bayang yang kotorannya dapat berubah menjadi emaspun sampai ke telinga Raja Helat yang merupakan raja yang berkuasa di wilayah si Penggetah tinggal. Raja Helat sangat rakus dan kejam orangnya. Jika dia menginginkan sesuatu, maka apa yang diingikan tersebut harus menjadi miliknya. Dia tidak akan segan-segan merampas dan menggunakan kekerasan untuk mewujudkan setiap keinginannya. Tidak berapa lama setelah mendengar kabar tersebut, Raja Helat langsung memerintahkan hulubalangnya yaitu Bujang Selamat untuk merampas Burung Bayan ajaib itu dari tangan si Penggetah. “ Minta burung bayan itu agar dapat kumiliki, namun jika pemiliknya menolak, rampas saja dengan kekerasan.”
Bujang Selamat lantas berangkat menuju gubug tempat dimana Si Penggetah tinggal. Sesuai perintah raja Helat, Bujang Selamat meminta si Penggetah menyerahkan Burung Bayan miliknya kepada Raja Helat.
Sesungguhnya Si Penggerah sangat enggan menyerahkan Burung Bayan tersebut kepada Bujang Selamat, namun untuk menolakpun dia tidak memiliki keberanian. Dia tahu hukuman berat yang sedang menunggunya jika dia menolak keinginan Raja Helat. Dai pun memberikan usul.” Bagaimana jika kamu tanya sendiri saja perihal keinginan Sri Baginda kepada Burung Bayan peliharaanku.”
Bujang Selamat setuju dengan usula dari Si Penggetah.
“Wahai Burung Bayan.” Kata si Penggetah.” Tentu engkau sudah mendengar pembicaran aku dengan Hulubalang istana ini. Sekarang jawablah, apakah engkau bersedia menjadi peliharaan Raja Helat atau tidak. “
Burung Bayan menatap bujang Selamat lekat-lekat sebelum menjawab.” Bujang Selamat, jika Raja Helat mampu memenuhi syarat-syarat yang kuajukan, aku bersedia dengan suka rela menjadi peliharaan Raja Helat.”
“Syarat apa yang engkau kehendaki?” Tanya Bujang Selamat.
“Syarat yang kuajukan sangat mudah.” Ucap burung Bayan.” Aku akan bercerita tentang berbagai kisah. Aku ingin Raja Helat dan keluarganya mendengarkan ceritaku sampai selesai. Sebelum ceritaku berakhir, aku tidak boleh berpindah kepemilikan. Sampaikan kepada Raja Helat mengenai permintaanku ini. Jika Raja Helat bersedia, maka aku juga akan bersedia pula menjadi peliharaanya.”
Bujang Selamat segera melaporkan persyaratan yang diajukan Burung Bayan kepada Raja Helat. Mendengar cerita hulubalangnya, Raja Helat tanpa berpikir panjang segera menyetujui persyaratan itu. Raja helat berpendapat syarat yang diajukan Burung Bayan sangat mudah. Burung Bayan pun lantas dibawa ke Istana kerajaan.
Dihadapan Raja Helat dan keluarganya burung Bayan mulai bercerita. Sangat menarik ternyata cerita yang disampaikan si Burung Bayan. Raja Helat dan keluarganya yang mendengar seperti disihir untuk terus mendengarkan kisah-kisah yang diceritakan si Burung Bayan. Mereka ingin terus mendengarkan cerita itu sampai selesai. Melihat antusiasme Raja Helat dan keluarganya, Si Burung Bayan kembali mengajukan syarat.” Hendaknya Paduka membayar cerita hamba ini dengan segantang emas murni, makanan dan minuman untuk ku.”
“Segantang emas murni?” bola mata Raja Helat membesar, sifat aslinya yang kikir terlihat jelas diwajahnya.” Aku harus membayar ceritamu dengan segantang emas murni, makanan dan juga minuman untukmu?”
“Benar.” Jawab Si burung Bayan. “ Sesuai perjanjian kita sebelumnya, jika hamba belum selesai bercerita, maka hamba tidak boleh berpindah pemilik. Untuk cerita hamba ini paduka harus membayar kepada pemilik hamba yaitu si Penggetah.”
Raja Helat terpaksa memenuhi permintaan si burung Bayan. Segantang emas memang jumlahnya sangat banyak bagi rakyat, namun bagi Raja Helat jumlah itu sedikit jika dibandingkan dengan hartanya yang disimpan di gudang istana. Gudang kerajaan sangat banyak menyimpan emas, makanan dan minuman. Itu didapatkan dari pajak kepada rakyat yang sangat tinggi. Semua harta dan makanan itu ditimbun hanya untuk kesejahteraan dirinya dan keluarganya. Sama sekali tidak terpikir olehnya mengenai kesejahteraan Rakyat yang dipimpinnya. Karena dia berpikir bahwa hartanya tidak akan habis untuk membayar seluruh cerita si burung Bayan, Raja Helatpun memberikan permintaan si Burung Bayan kepada Si penggetah.
Si Penggetah yang merasa harta yang diberikan kepadanya bukalah haknya, melainkan hak seluruh rakyat miskin yang selama ini mebayar pajak tinggi untuk kerajaan. Oleh karena itu si Penggetah justru membagikan kembali harta dan makanan yang diterimanya kepada rakyat yang ada dikerajaan tersebut. ]
Diluar dugaan Raja Helat, Si Burung Bayan benar-benar cerdik. Ceritanya tidak hanya menarik, namun juga panjang dan terus bersambung. Raja Helat dan keluarganya seperti terkena candu untuk terus mendengarkan cerita dari si Burung Bayan. Setiap kali menyelesaikan satu bagian dari cerita panjuangnya, si Burung Bayan meminta bayaran segantang emas murni, makanan dan minuman. Raja Helat terus memenuhi permintaan tersebut. Karena cerita itu terus berkembang, hingga berbulan-bulan kemudian cerita itu belum juga selesai. Telah berpuluh-puluh gantang emas diberikan Raja Helat kepada si Penggetah, disamping berkarung karung makanan, buah-buahan dan minuman. Raja Helat tidak menyadari bahwa gudang penyimpanan hartanya semekin lama semakin kosong. Sampai akhirnya tibalah saat dimana seluruh harta Raja Helat yang disimpan digudangnya habis. Raja Helat yang kikir saat ini tidak memiliki harta. Rakyat yang selama ini dibantu oelh si Penggetah jadi tahu perilaku buruk Raja mereka yang suka menimbun harta untuk dirinya sendiri. Mereka melihat Raja Helat tidak pernah memikirkan kesejahteraan mereka. Rakyat yang marah akhirnya bersatu padu dengan perajurit dan hulubalang kerajaan untuk menggulingkan kekuasaan Raja Helat dan keluarganya.
Rakyat, hulubalang dan para perajurit sepakat untuk mengangkat si Penggetah menjadi raja mereka menggantikan Raja Helat yang kikir dan kejam.
Bertahtalah si penggetah selaku Raja. Dia mengangkat Si Burung Bayan menjadi penasehat kerajaan. Karena saran dan nasihat si Burung Bayan yang cerdas dan bijak, si Penggetah dapat menjalankan kerajaan itu dengan baik. Kesejahteraan Rakyat senantiasa menjadi prioritas utama, dia tidak pernah menumpuk kekayaan seperti yang dilakukan oleh Raja Helat.
Segenap Rakyat kerajaan dapat hidup dengan tenang, damai dan sejahtera dalam pemerintahan si penggetah. Sementara si Penggetah pun hidup berbahagia bersama si burung Bayan yang tetap ditunjuknya selaku penasihat kerajaan.
Pesan Moral dari Cerita Anak Indonesia Kisah Si Burung Bayan dan Si Penggetah adalah :
Kekejaman dan keserakahan penguasa akan ditumbangkan oleh kekuatan rakyat yang dipimpin oleh penguasa. Hanya penguasa yang senantiasa memikirkan dan mengusahakan kesejahteraan rakyatnya saja yang akan dicintai oleh rakyatnya. Pesan moral lainnya adalah jangalan berlaku kikir dan kejam, karena kebahagiaan sejati akan didapatkan dari kedermawanan dan kasih sayang.