Uncategorized

INISIASI MENYUSU DINI (IMD)


1.   
Pengertian
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi Menyusu Dini
atau IMD adalah bayi mulai menyusu sendiri, selama satu jam segera setelah
lahir.
Dalam
IMD, proses yang benar adalah bayi letakkan di dada ibu dan bayi dibiarkan
mencari puting susu ibu untuk menyusu. Cara bayi melakukan IMD ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari
payudara ibu. Pada jam pertama bayi berhasil menemukan payudara ibunya. Inilah
awal hubungan menyusui antara bayi dan ibunya, yang akhirnya berkelanjutan
dalam kehidupan ibu dan bayi (Roesli, 2008).
Sedangkan
menurut Depkes (2008) dalam Prasetyono (2012) IMD dilakukan dengan membiarkan
bayi menempel di dada atau perut ibu segera setelah lahir dan membiarkannya
merayap mencari puting, kemudian bayi menyusu sampai puas.
IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh
ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh
dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses  yang memakan waktu hingga 1 jam ini, harus
berlangsung skin to skin contact antara bayi dan ibu (Wulandari
D., 2010). 
IMD dipercaya akan membantu meningkatkan daya tahan
tubuh bayi terhadap penyakit – penyakit yang berisiko kematian tinggi, misalnya
kanker syaraf, leukimia, dan beberapa penyakit lainnya. Selain itu, IMD juga
dinyatakan dapat menekan Angka Kematian Bayi (AKB) baru lahir hingga mencapai
22% (Cie, 2008). 
IMD tidak hanya diperuntukkan bagi ibu yang
melahirkan secara normal tetapi juga untuk ibu yang melahirkan melalui operasi caesarea.  IMD dapat dilakukan pada ibu yang melahirkan  dengan operasi caesarea walaupun kemungkinan berhasilnya sekitar 50% dari pada
persalinan normal, asalkan bayi dalam kondisi 
yang  stabil. Selain itu, bayi
yang lahir dengan berat lahir rendah juga tetap dapat melakukan IMD, dengan
alasan yang sama, yaitu bayi dalam kondisi stabil. Jadi tidak ada alasan untuk
tidak melaksanakan IMD (Ananda, 2009).
Pada pelaksanaan IMD, setelah bayi lahir, ia akan
dibersihkan dengan kain lap, lalu ditaruh di atas perut ibu. Selanjutnya, bayi
dibiarkan mencari puting payudara ibu secara mandiri. Ketika itu, ibu dapat
merangsang bayi dengan sentuhan lembut. Jika perlu, ibu boleh mendekatkan bayi
pada puting payudara, tetapi jangan memaksakan bayi saat itu. Biasanya, bayi
siap minum ASI pada 30 – 40 menit setelah dilahirkan.
Dalam proses IMD, dibutuhkan kesiapam mental ibu.
Ibu tidak boleh merasa risih ketika bayi diletakkan di atas tubuhnya. Saat
inilah, dukungan dari keluarga, terutama suami, sangat dibutuhkan oleh ibu yang
akan melakukan IMD usai melahirkan. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan
suami antara lain memberikan perhatian kepada istri, misalnya dengan mengelus –
elus rambut disertai mengungkapkan kalimat yang menenangkan hati.
Proses melahirkan bukanlah proses yang sederhana,
tetapi sangat kompleks, karena harus melibatkan berbagai pihak, baik rumah
sakit maupun keluarga. Oleh karena itu, ibu memerlukan banyak informasi supaya
ibu bisa melahirkan secara normal. Sebaliknya, suami menemani istri saat akan
bersalin. Sebenarnya, ada juga suami yang takut melihat darah, tetapi ketakutan
ini dapat disiasati, misalnya suami berdiri di belakang istri. Ketika bersalin,
istri mempertaruhkan nyawa. Maka, suami harus mendukungnya dengan sepenuh hati (Prasetyono,
2012).
2.   
Manfaat Inisiasi
Menyusu Dini
Menurut Roesli (2008), IMD mempunyai manfaat bagi
bayi dan ibu.  
a.   
Manfaat Untuk
Bayi
1)  
Dada ibu akan
menghangatkan bayi dengan suhu yang tepat selama bayi merangkak mencari
payudara. Suhu yang tepat dapat menurunkan kematian bayi karena kedinginan
(hipotermia). 
2)  
Ibu dan bayi
merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil dan bayi
akan lebih jarang menangis.
3)  
Saat merangkak
mencari payudara, bayi menelan bakteri baik yang ada pada kulit ibunya dengan
menjilat-jilat kulit ibu. Bakteri baik yang masuk ke dalam saluran pencernaan
bayi dan membantu meningkatkan ketahanan bayi terhadap serangan bakteri jahat
dari lingkungan.
4)  
Ikatan kasih
sayang (bonding) antara ibu dan bayi akan lebih baik.
5)  
Bayi yang
melakukan inisiasi menyusu dini akan lebih berhasil menyusu eksklusif.
6)  
Bayi akan
mendapatkan kolostrum, yaitu ASI yang pertama kali keluar. Kolostrum sangat
penting untuk kekebalan tubuh bayi dan penting untuk pertumbuhan usus bayi.
b.   
Manfaat Untuk
Ibu
Dengan melakukan IMD sentuhan tangan bayi di puting
susu dan sekitarnya akan membantu merangsang pengeluaran hormon oksitosin.
Hormon oksitosin sangat bermanfaat untuk ibu diantaranya:
1)  
Membantu rahim
berkontraksi sehingga mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu yang
mengurangi risiko kematian ibu.
2)  
Merangsang
produksi hormon prolaktin yang membuat ibu menjadi rileks.
3)  
Dapat
menenangkan ibu dan meningkatkan kasih sayang.
4)  
Dapat merangsang
pengaliran ASI dari payudara.
3.    Inisiasi
Menyusu Dini yang Kurang Tepat
Saat
ini, umumnya praktek inisiasi menyusu seperti berikut:
a.    Begitu
lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi dengan kain kering.
b.    Bayi
segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat di potong, lalu diikat.
c.    Karena
takut kedinginan, bayi dibungkus atau dibedong dengan selimut bayi.
d.   Dalam
keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak dengan
kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu (bonding) untuk beberapa lama (10 – 15
menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum.
e.   
Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada
ibu dengan cara memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi.
f.    
Setelah itu, bayi dibawa ke kamar
transisi atau kamar pemulihan (recovery
room
) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan
vitamin K, dan kadang diberi tetes mata (Roesli, 2008)
4.    Inisiasi
Menyusu Dini yang Dianjurkan
Berikut
ini langkah-langkah melakukan inisiasi menyusu dini yang dianjurkan:
a.    Begitu
lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
b.    Keringkan
seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua tangannya.
c.    Tali
pusat di potong lalu diikat.
d.   Vernix
(zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena
zat ini membuat nyaman kulit bayi.
e.    Tanpa
dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan kontak
kulit bayi dan kulit ibu. Jika perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran
panas dari kepalanya (Roesli, 2008).
5.   
Tahapan Inisiasi
Menyusu Dini
a.    Tahap
pertama disebut istirahat siaga (rest/quite alert stage). Dalam waktu 30
menit, biasanya bayi hanya terdiam. Tapi jangan menganggap proses menyusu dini
gagal bila setelah 30 menit sang bayi tetap diam. Bayi jangan diambil, paling
tidak 1 jam melekat.
b.    Tahap
kedua, bayi mulai mengeluarkan suara kecapan dan gerakan menghisap pada
mulutnya. Pada menit ke 30 sampai 40 ini bayi memasukkan tangannya ke mulut.
c.    Tahap
ketiga, bayi mengeluarkan air liur. Namun air liur yang menetes dari mulut bayi
itu jangan dibersihkan. Bau ini yang dicium bayi. Bayi juga mencium bau air
ketuban di tangannya yang baunya sama dengan bau puting susu ibunya. Jadi bayi
mencari baunya.
d.   Tahap
keempat, bayi sudah mulai menggerakkan kakinya. Kaki mungilnya menghentak guna
membantu tubuhnya bermanuver mencari puting susu. Khusus tahap keempat, ibu
juga merasakan manfaatnya. Hentakan bayi di perut bagian rahim membantu proses
persalinan selesai, hentakan itu membantu ibu mengeluarkan ari-ari.
e.    Pada
tahap kelima, bayi akan menjilati kulit ibunya. Bakteri yang masuk lewat mulut
akan menjadi bakteri baik di pencernaan bayi. Jadi biarkan si bayi melakukan
kegiatan itu.
f.     Tahap
terakhir adalah saat bayi menemukan puting susu ibunya. Bayi akan menyusu untuk
pertama kalinya. Proses sampai bisa menyusu bervariasi. Ada yang sampai 1 jam (Roesli,
2008).
    
6.   
Tatalaksana
Inisiasi Menyusu Dini
a.   
Tatalaksana Inisiasi
Menyusu Dini pada Persalinan Normal
Adapun tatalaksana IMD yang dijelaskan oleh Roesli (2008)
meliputi:
1)  
Dianjurkan suami
atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.
2)  
Saat persalinan,
disarankan untuk mengurangi atau tidak menggunakan obat kimiawi.
3)  
Ibu dapat
memilih sendiri cara melahirkan yang diinginkan.
4)  
Setelah bayi
lahir, seluruh badan dan kepala bayi secepatnya dikeringkan, kecuali kedua
tangannya, tanpa menghilangkan vernix
(zat lemak putih) yang dapat menyamankan kulit bayi.
5)  
Bayi kemudian
ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Kulit bayi melekat pada kulit ibu.
Posisi ini dilakukan minimum satu jam. Ibu dan bayi diselimuti, jika perlu
kepala bayi dapat dipakaikan topi. 
6)  
Bayi dibiarkan
untuk mencari sendiri puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan
memberikan sentuhan lembut, tetapi bayi tidak dipaksakan ke puting susu ibunya.
7)  
Saat bayi
mencari puting susu ibunya, ibu perlu didukung oleh suami untuk membantu
mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Dukungan suami dapat meningkatkan rasa
percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibu
selama satu jam.
8)  
Persalinan
dengan operasi caesarea dianjurkan
untuk memberikan kesempatan kontak kulit bayi dengan kulit ibu.  
9)  
Setelah satu jam
atau menyusu awal selesai, bayi baru dipisahkan dari ibu untuk ditimbang,
diukur dan dicap.
10)   
Ibu dan bayi
dirawat dalam satu kamar atau rawat gabung. Bayi harus selalu dalam jangkauan
ibu selama 24 jam. Agar ibu dapat menyusui bayinya kapan pun. Pemberian minuman
prelaktal (cairan yang diberikan sebelum ASI keluar) dihindari.
b.   
Tatalaksana
Inisiasi Menyusu Dini pada Persalinan Caesarea
Tatalaksana IMD pada persalinan caesarea antara lain:
1)   Tenaga
dan pelayanan kesehatan yang suportif.
2)   Jika
mungkin, diusahakan suhu ruangan 20°-25°C. Disediakan selimut untuk menutupi
punggung bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi untuk mengurangi
hilangnya panas dari kepala bayi.
3)   Anjurkan
suami atau keluarga mendampingi ibu saat melahirkan yang tepat, sensitif dan
mendukung ibu.
4)   Sarankan
untuk mempergunakan cara yang tidak mempergunakan obat kimiawi dalam menolong
ibu saat melahirkan (pijat, aroma terapi dan sebagainya).
5)   Biarkan
ibu menentukan cara dan posisi melahirkan.
6)   Keringkan
bayi secepatnya tanpa menghilangkan vernix
yang menyamankan kulit bayi.
7)   Tengkurapkan
bayi di dada atau perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Selimuti
keduanya, kalau perlu menggunakan topi bayi.
8)   Biarkan
bayi mencari puting susu ibunya sendiri. Ibu dapat merangsang bayi dengan
sentuhan lembut. Bila perlu ibu boleh mendekatkan bayi pada puting tapi jangan
memaksakan bayi ke puting susu.
9)   Biarkan
bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu
pertama selesai.
10)    Ibu
melahirkan dengan proses operasi berikan kesempatan skin to skin contact.
11)    Bayi
dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dicap, setelah menyusu dini
selesai.
12)    Hindarkan
pemberian minuman pre-laktal.
13)    Jika
inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi atau bayi harus
dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan di dada ibu ketika
dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan. (Roesli, 2008).
7.   
Penghambat
Inisiasi Menyusu Dini
Beberapa hal yang menjadi yang dianggap penghambat
pelaksanaan IMD tetapi bukan merupakan penghambat antara lain:
a.    Bayi
kedinginan (tidak benar).
Berdasarkan
hasil pnelitian Dr. Niels Bergman (2005), ditemukan bahwa suhu dada ibu yang
melahirkan menjadi 1°C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak
melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu
akan turun 1°C. Jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2°C untuk
menghangatkan bayi. Jadi, dada ibu yang melahirkan merupakan tempat terbaik
bagi bayi yang baru lahir dibandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal.
b.    Setelah
melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya (tidak benar).
Seorang
ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya
oksitosin saat kontak kulit ke kulit seta saat bayi menyusu dini membantu
menenangkan ibu.
c.    Tenaga
kesehatan kurang tersedia (tidak masalah).
Saat
bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat
menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk
manjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu.
d.   Kamar
bersalin atau kamar operasi sibuk (tidak masalah).
Dengan
bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan.
Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan
menyusu dini.
e.    Ibu
harus dijahit (tidak masalah).
Kegiatan
merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Bagian tubuh ibu yang
dijahit adalah bagian bawah.
f.     Suntikan
vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore harus segera diberikan setela lahir (tidak benar).
Menurut
American College of Obstetrics and
Gynecology
dan Academy Breastfeeding
Medicine
(2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama
satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi.
g.    Bayi
harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur (tidak benar).
Menunda
memandikan pada bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain
itu, kesempatan vernix meresap,
melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan
segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu
awal selesai.
h.    Bayi
kurang siaga (tidak benar).
Justru
pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi
mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi
karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding.
i.      Kolostrum
tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan prelaktal
(tidak benar).
Kolostrum
cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa
bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.
j.   Kolostrum
tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi (tidak benar).
Kolostrum
sangat diperlukan untuk tumbuh-kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama
dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan
mematangkan dinding usus yang masih muda (Roesli, 2008).
REFERENSI

Roesli,
2008,  Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif, Pustaka Bunda, Jakarta.
 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top