Uncategorized

ILMU NAHWU BAB : TARKHIM


التّرخيم
تَرْخِيْمَا
إِحْذِفْ اخِرَالْمُنَادى # كَيَا سُعَا فِيْمَنْ دَعَا سُعَادَا
Buanglah huruf akhirnya munada apabila membuat munada murokhom, seperti:
سُعَادَ=
ياسُعَا, مُحَمَّدٌ= يَامُحَمُّ
وَجَوِّزَنْهُ
مُطْلَقًا فِى كُلِّ مَا # اُنِّثَ بِالْهَا وَالَّذِىْ قَدْ رُخِّمَا
بِحَذْفِهَا
وَفِّرْهُ بَعْدُ وَاحْظُلاَ # تَرْخِيْمَ مَا مِنْ هذِهِ الْهَا قَدْ خَلاَ
اِلاَّ
الرُّبَاعِىَّ فَمَا فَوْقَ الْعَلَمْ # دُوْنَ اِضَافَةٍ وَاِسْنَدٍ مُتَمّْ
Munada dari isim muannas yang akhinya berupa هاء
تاء نيث
secara mutlaq bisa dijadikan munada
tarokhum dan didalam munada tarokhum setelah membuang
هاء
تاء نيث
maka tidak boleh membuang huruf lain lagi.
seperti :
عائشة= ياعائشُ, ياخاتجة= ياخاتجُ
Adapun isim muannas yang akhirnya tidak berupa هاء
تاء نيث
jika ingin dijadikan munada tarokhum, maka
harus memenuhi beberapa syarat:
1.     Nama tersebut terdiri dari empat huruf ke atas
2.     Nama tersebut terdiri dari isim alam
3.     Nama tersebut tidak dari tarkib isnadhi dan idhafi
وَمَعَ
الاخِرِ احْذِفِ الّذِىْ تَلاَ # اِنْ زِيْدَ لَيْنًا سَاكِنًا مُكَمِّلاَ
اَرْبَعَةً
فَصَاعِدًا ولْخُلْفُ فِىْ # وَاوٍ وَيَاءٍ بِهِمَا فَتْحٌ قُفِىْ
Kalimah yang dijadikan munada murokhum, jika huruf sebelum akhir berupa
huruf zaidah yaitu huruf lain yang mati, dan berada pada huruf nomer 4 ke atas,
selain membuang huruf akhir juga membuang huruf lain. Dan adapun
واو daياء  mati, yang jatuh setelah fathah. Pada ulama’
nahwu terjadi perbedaan pendapat.
عثمان= يا
عُثْمُ
 
وَالْعَجُزَاحْذِفْ
مِنْ مُرَكَّبِ وَقَلّْ # تَرْخِيْمُ جُمْلَةٍ وَذَا عَمْرٌى نَقَلْ
Isim alam yang manqul (pindah-pindahan) dari murokab tarkib majzi yang
dijadikan munada
مرخم  maka juz atau bagian yang ke-2 harus dibuang.
Sedangkan manqul dari murokab isnadhi (جملة
الفعلية/جملة الإسمية
) juznya tidak bias dibuang, maka hukumnya
jarang atau sedikit.
قال سبويه))
وَاِنْ
نَوَيْتَ بَعْدَ حَذْفٍ مَا حُذِفْ # فَالْبَاقِىَ اسْتَعْمِلْ بِمَا فِيْهِ
اُلِفْ
وَاجْعَلْهُ
اِنْ لَمْ تَنْوِ مَحْذُوْفًا كَمَا # لَوْكَانَ بِالاخَرِ وَضْمًا تُمِّمَا
فَقُلْ
عَلَى اْلاَوَّلِ فِىْ ثَمُوْدَيَا # ثَمُوْوَمَيَا ثَمِىْ عَلَى الثَّانِىْ بِيَا
Dalam segi membaca munada tarokhum ada 2 wajah menurut para ulama’ ahli
nahwu:
1.     Menakdirkan huruf yang dibuang, jadi huruf akhir dari sisa
lafadz yang ada ditetapkan menurut ahli dalam keadaan berharokat atau disukun.
Maka dinamakan lughot
من ينتظر الحرف المحذوف
فاطمة= يافاطمَ
2.     Tanpa menakdirkan huruf yang dibuang, jadi huruf akhir
dari sisa lafadz yang ada diberlakukan seperti lafadz lengkap seolah-olah tidak
ada pembuagan. Dinamakan lughot
من لا ينتظر الحرف المحذوف
يافاطمة= يافاطِمُ
وَالْتَزِمِ
اْلاَوَّلَ فِىْ كَمُسْلِمَةْ # وَجَوِّزِ الْوَجْهَيْنِ فِىْ كَمَسْلَمَةْ
1.     Isim yang akhirnya berupa ta’ ta’nis sebagai pembeda
antara mudzakar atau muannas. Jika dijadikan munada
مرخم  maka harus dibaca lughotمن ينتظر الحرف المحذوف. مثل= يامسلمُ= يامسلمَ
 jika tidak untuk pembeda boleh 2
wajah. Contoh :
يامُسلِمةُ= يامسلمُ=يامسلمَ
وَلاِضْطِرَارٍ
رَخَّمُوْا دُوْنَ نِدَا # مَالِلنِّدَا يَصْلُحُ نَحْوُ اَحْمَدَا
Kadang-kadang isim yang bukan menjadi munada مرخمitu
boleh dibuang huruf akhirnya dalam keadaan darurat.
الإختصاص
اَلْاِخْتِصَاصُ
كَنِدَاءٍ دُوْنَ يَا # كَاَيُّهَا الْفَتى بِاِثْرِارْجُوْنِيَا
وَقَدْ
يُرى ذَادُوْنَ اَىٍّ تِلْوَاَلْ # كَمِثْلِ نَحْنُ الْعُرْبَ اسْخى مَنْ بَذَلَ
إختصاص yaitu meringkas atau mengkhususkan suatu
hukum yang disandarkan pada isim dhomir yang dikhususkan pada isim dhohir
ma’rifat yang jatuh setelahnya yang dinamakan oleh kalimah isim yang dibuang.
إختصاصitu dalam segi lafadz seperti munada, tetapi berbeda dalam
3 aspek:
1.     إحتصاص itu tanpa huruf nida’
2.     Didahului suatu isim dhomir mutakallim atau mukhotob
yang disandarkan pada isim dhohir
3.     Disandarkan pada isim ma’rifat selain isim isyaroh dan
paling banyak
أيَّتُهَا/أيها yang
disifati pada isim ma’rifat yang diberi
ال
أرجونى أيّها الفتى
التحذير
ولإغراء
اِيَّاكَ
وَالشَّرَّ وَنَحْوَهُ نَصَبْ # مُحَذِّرٌ بِمَا اسْتِتَارُهُ وَجَبْ
وَدُوْنَ
عَطْفٍ ذَاِلاِيَّا انْسُبْ وَمَا # سِوَاهُ سَتْرُ فِعْلِه لَنْ يَلْزَمَا
اِلاَّ
مَعَ الْعَطْفِ ل اَوِ التَّكْرَارِ # كَالضَّيْغَمَ الضَّيْغَمَ يَاذَا
السَّارِىْ
تحذير secara bahasa
yaitu menakut-nakuti, sedangkan secara istilah yaitu memberi peringatan kepada
mukhotob bahwa akan terjadi sesuatu yang tidak disenangi.
Jika
tarkib
تحذير menggunakan
lafadz
 إيّكdan
cabangannya, maka fi’il yang menasobkannya wajib dibuang, baik diathofkan atau
tidak, baik diulang-ulang atau tidak.
Jika
menggunakan selain lafadz
إيّاك maka boleh
dibuang, dan boleh tidak dibuang dan ketika tidak diathofi dan tidak dibuang.
Dan tidak boleh dibuang ketika diathofi dan diulang-ulang.
وَشَذَّ
اِيَّا ىَ وَاِيَّاهُ اَشَذّْ # وَعَنْ سَبِيْلِ القَصْدِ مَنْ قَاسَ النْتَبَذْ
Jika
tarkib
تحذير menggunakan
إياي maka hukumnya menyimpang dari qorinah تحذير dan lebih menyimpang lagi jika
menggunakan lafadz
إياه
وَكَمُذَّرٍ
بِلاَ اِيَّا اجْعَلاَ # مُغْرًى بِهِ فِى كُلِّ مَا قَدْ فُصِّلاَ
Tarkib
إغراء itu sebagaimana tarkib تخذير yaitu fi’il yang menasobkan boleh dibuang
dan boleh tidak, ketika tidak diathofi dan tidak diulang-ulang.
Dan
tidak boleh dibuang ketika diathofi dan dibuang hanya perbedaannya, untuk
tarkib
إغراء  tidak menggunakanإياك  atau cabang-cabangannya.                     إغراء
yaitu dorongan untuk melakukan kebaikan, biasanya menggunakan lafadz
أُطْلُبِ , إِلْزَمْ , إِفْعَلْ
اسماء
الافعال والاضوات
مَانَابَ
عَنْ فِعْلٍ كَشَتَّأنَ وَصَهْ # هُوَاسْمُ فِعْلٍ وَكَذَا اَوَهْ وَمَهْ
وَمَا
بِمَعْنَى افْعَلْ كَآمِنَ كَثُرْ # وَغَيْرُهُ كَوَىْ وَهَيْهَاتَ نَزُرْ
Isim
fi’il yaitu isim yang berfungsi sebagai pengganti fi’il
,
dalam pengamalannya tidak bisa dipengaruhi oleh amil (bisa mengamalkan tetapi
tidak bisa diamalkan), bisa mengganti arti dan pengamalannya.
Isim
fi’il madhi (menunjukkan arti lampau), isim fi’il mudhori’ dan isim fi’il amar
صَهْ (أسكت)= عن عند الكلام, صَهٍ (أسكت)= عن جميع الكلام
هيهات (بَعُدَ) العاتِقُ عن الجنَّةِ
وَالْفِعْلُ
مِنْ اَسْمَائِه عَلَيْكَا # وّهكَذَا دُوْنَكَ مَعْ اِلَيْكَا
كَذَا
رُوَيْدَ بَلْهَ نَاصِبَيْنِ # وَيَعْمَلاَنِ الْخَفْضَ مَصْدَرَيْنِ
Bentuk-bentuk
isim fi’il ada kalanya:
1.     Isim fi;il manqul yaitu pindah-pindahan, baik dari masdar
atau dhorof atau jer majrur
إِلْزَمْ= عليك بسكفة
2.     Isim fi’il murtajal yaitu isim fi’il yang tiba-tiba
ada
هيهات (بَعُدَ), صَهْ (أُسْكُتْ), بله (أُتْرُكْ), رويد
(أمهله)
Sebagaimana
lafadz untuk lafadz
دويك,رويد
dan
عليك jika lafadz yang jatuh setelahnya dibaca
jer maka
بله dan
رويد 
berlaku
sebagai masdar. Jika lafadz yang jatuh setelahnya dibaca nasob maka
بله dan رويد
berlaku sebagai kalimah fi’il.
Jika
kita ingin membuat sendiri isim fi’il maka kita bisa membuatnya dengan mengikuti
wazan
فعال yang bimakna أمر
(perintah).
أُكتب= كتاب , أنصر= نصار
وَمَالِمَا
تَنُوْبُ عَنْهُ مِنْ عَمَلْ # لَهَا وَاَخِّرْ مَا لِذِىْ فِيْهِ الْعَمَلْ
Isim
fi’il akan beramal sebagaimana fi’ilnya, jika yang diamalkan merofa’kan fail, maka
ia hanya merofa’kan fail.
هيهات(بَعُدَ) الكذب عن الحقّ
Jika
yang diamalkan menasobkan maf’ul bih, maka ia hanya menasobkan maf’ul bihnya
saja
هاكَ(خُذْ) الكتاب فى الرُّوفُوقْ
وَاحْكُمْ
بِتَنْكِيْرِ الَّذِىْ يُنَوَّنُ # مِنْهَا وَتَعْرِفُ سِوَاهُ بَيِّنُ
Isim
fi’il jika ditanwin maka menunjukkan arti nakiroh
وَهًا,
أُفٍ, فَهٍ
jika tidak ditanwin maka menunjukkan arti
ma’rifat.
وَمَابِه
خُوْطِبَ مَالاَيَعْقِلُ # مِنْ مُشْبِهِ اسْمِ الْفِعْلِ صَوْتًا يُجْعَلُ
كَذّا
الَّذِىْ اَجْدى حِكَايَةً كَقَبْ # وَالْزَمْ بِنَا نَوْعَيْنِ فَهْوَ قَدْ
وَجَبْ
أفعال الصوتyaitu isim yang digunakan untuk mengkhitobi
(memberitahu) sesuatu, yang sesuatu tersebut tidak berakal, dan memberitahu
kepada anak kecil atau untuk menirukan suara yang didengar.
Biasanya
أفعال الصوت menggunakan lafadzعَدَس,كَخْ,بِخْ
 yang
kesemuanya itu dihukumi mabni.

Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top