Halaqah 12 ~ Simpul 09 – Bersabar Ketika Menuntut Ilmu dan Mendakwahkannya
📘 Kitab : Khulashah Ta’dzhimul Ilmi
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله
Halaqah yang ke-12 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Khulāshah Ta’dzhimul ‘Ilm yang ditulis oleh Fadhilatu Syaikh Shālih Ibn Abdillāh Ibn Hamad Al-Ushaimi hafidzahullāhu ta’ala.
المعقد التاسع
Simpul yang kesembilan
الصبر في العلم تحملا وأداء
Di antara bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah kita harus bersabar di dalam ilmu ini.
Kalau antum menghormati ilmu dan mengagungkan ilmu maka kita harus bersabar di dalam ilmu tadi, baik dalamتحملا baik dalam mencarinya baik dalam menerimanya kita harus bersabar وأداء demikian pula ketika kita menyampaikan ilmu tadi kepada orang lain dua-duanya butuh kesabaran, mencari ilmu mendapatkan ilmu butuh kesabaran menyampaikan kepada orang lain juga butuh kesabaran
إذ كلُّ جليلٍ من الأمور لا يدرك إلَّ بالصَّبر
Karena segala sesuatu yang besar (berharga) itu tidak mungkin didapatkan kecuali dengan kesabaran, itu sudah qa’idah suatu yang berharga maka harus didapatkan dengan cara bersabar kalau sesuatu yang tidak berharga biasanya mudah untuk didapatkan
وأعظم شيءٍ تتحمَّلُ به النَّفسُ طلبَ المعالي: تصبيرُها عليه
Dan perkara yang besar yang harus ditahan oleh sebuah jiwa yang ingin mendapatkan sesuatu yang berharga adalah menyabarkan jiwa tadi untuk mendapatkan sesuatu yang berharga tadi, dia harus menyabarkan jiwanya untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai dan berharga
ولهٰذا كان الصَّبر والمصابرة مأمورًا بهما لتحصيل أصل الإيمان تارةً، ولتحصيل كماله تارةً أخرىٰ؛
Oleh karena itu bersabar dan menyabarkan kita dalam bersabar, bersabar dan menyabarkan kita di dalam bersabar ini diperintahkan, untuk mendapatkan pondasi dari keimanan dan juga untuk mendapatkan kesempurnaan dari keimanan.
Untuk mendapatkan pondasi dari keimanan maka kita diperintahkan untuk bersabar dan menyabarkan diri kita dalam bersabar demikian pula untuk mendapatkan kesempurnaannya juga kita diperintahkan untuk bersabar dan menyabarkan diri kita dalam bersabar.
قال تعالى
Allāh ﷻ mengatakan
يَٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا﴾ آل عمران، الآية 200
Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kalian bersabar dan Sabarkanlah diri kalian dalam bersabar.
وقال تعالى: ﴿وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِلْغَدَوٰةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهُ﴾ الكهف: الآية 28
Dan sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang berdoa kepada Rabb nya di waktu pagi dan juga di waktu petang mereka menginginkan wajah Allāh ﷻ.
Ayat yang pertama itu adalah untuk mendapatkan pondasi keimanan Allāh ﷻ mengatakan اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا dan ayat yang kedua itu berkaitan dengan kesempurnaan iman Allāh ﷻ mengatakan وَاصْبِرْ نَفْسَكَ.
Berarti untuk mendapatkan kesempurnaan iman dan untuk mendapatkan pondasi keimanan perlu kesabaran, kaidahnya segala sesuatu yang berharga (bernilai) maka kita harus bersabar untuk mendapatkannya.
Orang menganggap harta berharga bernilai maka dia bersabar, dia rela untuk bekerja panas dia rela untuk pergi sebelum subuh pulang setelah maghrib karena dia menganggap itu suatu yang berharga bagi dia maka dia bersabar untuk mendapatkan harta tadi.
قال يحيىٰ بن أبي كثيرٍ في تفسير هٰذه الآية
Berkata Yahya Ibn Abi Katsir di dalam menafsirkan ayat ini
هي مجالس الفقه
yang dimaksud dengan ayat tadi (Al-Kahfi ayat ke-28) itu adalah majelis-majelis al-fiqh majelis-majelis ilmu perkumpulan-perkumpulan yang dibahas di dalamnya tentang ilmu agama. Bersabarlah engkau bersama orang-orang yang berdoa kepada Rabb mereka di waktu pagi dan juga petang untuk mengharapkan wajah Allāh ﷻ.
Ada yang menafsirkan yang dimaksud di sini adalah mereka orang-orang yang menghadiri majelis ilmu, kita disuruh bersabar bersama orang-orang tersebut sebagaimana mereka rela misalnya mengikuti daurah selama 2 jam selama 4 hari dan mereka bersabar, kita sabarkan diri kita bersama mereka untuk mengikuti dan untuk mempelajari ilmu agama ini.
ولن يحُصِّل أحدٌ العلمَ إلَّ بالصَّبر
Dan tidak mungkin seseorang mendapatkan ilmu kecuali dengan sabar, لن kata beliau tidak akan mendapatkan, orang yang tidak sabar untuk duduk bermajelis ilmu untuk mendengar untuk mencatat untuk bertanya maka dia tidak akan mendapatkan ilmu.
Dia tidak akan mendapatkan ilmu kalau dia tidak bersabar, di manapun dia mau ganti Ustadz atau ganti majelis ilmu kalau sifat dia sama yaitu tidak bersabar maka di manapun dia tidak akan mendapatkan ilmu meskipun langsung berguru kepada Syaikh misalnya
قال يحيىٰ بن أبي كثيرٍ أيضًا
Berkata Yahya Ibn Abi Katsir
لا يستطاع العلم براحة الجسم
Tidak akan didapatkan ilmu dengan berleha-leha.
Ilmu tidak didapatkan dengan leha-lehanya jasad kita, menunjukkan bahwasanya ilmu harus capek, mungkin Antum harus kurang tidurnya mungkin Antum harus berjalan dalam jarak yang cukup jauh Antum harus duduk mendengarkan harus konsentrasi Antum harus mencatat, demikian ilmu itu didapatkan bukan dengan berleha-leha. Orang yang ingin mendapatkan ilmu sementara dia tetap memilih dirinya untuk berleha-leha maka selamanya dia tidak akan mendapatkan ilmu tersebut.
فبالصَّبر يخُرَج من معرَّة الجهل، وبه تُدرَك لذَّة العلم
Maka dengan kesabaran seseorang akan keluar dari jurang kejahilan dan dengannya kita akan mendapatkan kelezatan ilmu.
Di awal mungkin kita belum mendapatkan tapi ketika kita bersabar dan bersabar dan terus bersabar maka lama-kelamaan kita akan mendapatkan kelezatan ilmu, kelezatan dan kenikmatan belajar dan juga mengajar yang tidak dirasakan oleh orang lain.
Mungkin kita melihat Syaikh kita kayaknya tidak capek beliau membaca tidak capek beliau mengajar padahal beliau sedang menikmati beliau sedang senang dalam mengajarkan ilmu tadi, sibuk dengan ilmu itu adalah sebuah kelezatan tersendiri sehingga sebagian mereka dalam keadaan sakit mereka membaca karena disitu hiburan mereka kesenangan mereka adalah ketika mereka menyibukkan diri dengan ilmu.
Ini mereka dapatkan ketika seseorang bersabar, kalau orang sudah capek sedikit dia tidak bersabar mundur teratur maka dia tidak akan lepas dalam jurang kejahilan dan terus menerus dia di dalam kebodohan dia dan dia tidak akan mendapatkan kelezatan ilmu.
وصبر العلم نوعان
Kesabaran ilmu itu ada dua macam
أحدهما: صبرٌ في تحمُّله وأخذه
sabar di dalam mencari ilmu dan mendapatkannya, sabar dalam mencari ilmu membawa ilmu tadi harus sabar karena ilmu ini berat
فالحفظ يحتاج إلىٰ صبرٍ
maka menghafal ini butuh kesabaran
والفهم يحتاج إلىٰ صبرٍ
dan memahami juga butuh kesabaran, menghafalnya butuh kesabaran untuk memahami juga perlu kesabaran.
Terkadang seseorang dalam menghafal dia butuh 20 kali untuk mengulang dalam memahami juga demikian terkadang berulangkali dia harus mengulangi, ini maksudnya apa diulangi lagi mungkin titik komanya belum pas baru dia bisa memahami ini butuh kesabaran, kalau orang tidak sabar dia sebentar saja dia lihat tidak paham langsung dia lompati ada yang tidak paham langsung dia lompati dan tidak berusaha untuk memahami perkara tadi, ini tidak sabar kalau tidak sabar tidak akan dapat ilmu
وحضور مجالس العلم يحتاج إلىٰ صبرٍ
menghadiri majelis ilmu ini juga perlu kesabaran, kadang duduk saja di rumah kita tidak sabar, duduk saja di rumah kita kita tidak keluar rumah di kamar itu pun berat, seseorang tidak sabar untuk menghadiri majelis ilmu.
ورعاية حقِّ الشَّيخ تحتاج إلىٰ صبرٍ
Demikian pula menjaga hak seorang guru juga perlu kesabaran, karena kita belajar bukan sendiri kita belajar di hadapan guru kita yang beliau punya hak, kadang kita ingin minum di depan guru kita tapi kita tidak ingin melanggar adab maka kita tahan nanti minumnya kalau sudah di belakang Syaikh atau tidak di depan Syaikh, karena ingin menjaga adabnya bersama gurunya ini perlu kesabaran.
Demikian pula ketika gurunya marah atau gurunya mengucapkan ucapan yang keras kepada dia kalau orang tidak sabar maka dia tidak akan betah di depan majelis tadi, dia biasanya enak-enakan di rumahnya disayang sama keluarganya ternyata di majelis ilmu dia disuruh duduk di bawah disuruh ambil ini disuruh ambil itu dibentak mungkin sama gurunya kalau orang yang tidak sabar maka dia tidak akan mendapatkan ilmu, ini untuk mencari ilmu perlu kesabaran.
والنَّوع الثَّاني
Dan sabar yang kedua adalah
صبرٌ في أدائه وبثِّه وتبليغه إلىٰ أهله
Sabar di dalam menyampaikan / menyebarkan ilmu tadi dan menyampaikan kepada orang-orang yang memang berhak untuk diberikan ilmu.
Ternyata ketika mendapatkan butuh kesabaran ketika menyampaikan ilmu kepada orang lain juga butuh kesabaran, kalau kita tidak sabar dalam menyampaikan ilmu maka kita akan segera meninggalkan majelis ilmu, seorang akan lebih tergiur dengan bisnis dengan dunia daripada dia harus duduk berlama-lama mengajari orang yang tidak tahu sehingga dia tahu, ini bertanya lagi menyampaikan permasalahan dan seterusnya kalau orang tidak sabar dalam menyampaikan ilmu maka dia akan segera meninggalkan ilmu dan juga majelis-majelis ilmu
فالجلوس للمتعلمين يحتاج إلىٰ صبرٍ
Maka duduk bersama orang-orang yang belajar ini perlu kesabaran, karena mungkin seorang Syaikh atau seorang guru pun dia punya punya urusan yang lain kalau dia bukan orang yang bersabar dalam mengajarkan ilmu maka dia lebih memilih urusan-urusan tadi
و إفهامُهم يحتاج إلى صبرٍ
memahamkan perkara tadi kepada murid-muridnya ini juga perlu kesabaran, karena sebagian mereka diajarkan sekali atau diterangkan sekali belum jelas ada yang sampai berkali-kali dia diterangkan belum jelas maka ini perlu kesabaran mengajar ini perlu kesabaran.
Antum bisa lihat masing-masing kita mungkin sekarang-sekarang ini mungkin mengajari adiknya mengajari anaknya yang terkadang dia tidak sabar dalam mengajari anak-anak karena sekali dia diterangkan dia tidak paham banyak di antara kita yang marah dan tidak sabar karena orang yang kita ajari dia tidak memahami apa yang kita sampaikan. Ini syahid bahwasanya orang yang mengajar sesuatu ini butuh kesabaran.
واحتمالُ زلَّتهم يحتاج إلىٰ صبرٍ
Demikian pula menjaga dan menahan diri terhadap kesalahan-kesalahan mereka ini juga perlu kesabaran, sebagaimana tadi seorang murid harus sabar ketika dimarahi oleh gurunya atau dikata-katai oleh gurunya dia harus bersabar.
Demikian pula seorang guru ketika dia menjadi guru kadang dia harus melihat sesuatu yang menyakitkan perasaan dia yang itu terjadi pada murid-muridnya maka ini juga perlu kesabaran, jangan sampai karena satu atau dua gerak-gerik dari muridnya yang menyakitkan hatinya kemudian akhirnya meninggalkan ilmu, dia harus bersabar dalam mengajarkan ilmu tadi.
وفوق هذين النَّوعين من صبر العلم؛ الصَّبرُ علىٰ الصَّبر فيهما، والثَّبات عليهما
Dan di atas dua jenis kesabaran ini (dan dua-duanya adalah dua jenis kesabaran dalam ilmu) adalah bersabar di atas kesabaran, seperti yang tadi kita sebutkan menyabarkan kita di dalam bersabar
الصَّبرُ علىٰ الصَّبر
menyabarkan kita di dalam bersabar baik dalam menuntut ilmu agama maupun dalam menyampaikan ilmu agama
والثَّبات عليهما
dan istiqamah di atas dua kesabaran tadi, istiqamah dan terus-menerus dan menyabarkan diri kita terus katakan kepada diri kita sabar kamu, sabar dalam menuntut ilmu agama dan katakan kepada diri kita kalau kita memang mengajar sabar kamu dalam mengajarkan ilmu ini kepada orang lain, itu namanya menyabarkan diri kita dalam kesabaran.
لكلٍّ إلىٰ شَأْوِ العُلا وَثَبَاتُ
ولٰكنْ عزيزٌ في الرِّجال ثباتُ
Masing-masing ingin sampai kepada puncaknya loncat, masing-masing ingin meloncat sampai kepada puncaknya
ولٰكنْ عزيزٌ في الرِّجال ثباتُ
akan tetapi yang sangat jarang pada diri manusia adalah istiqamah.
Masing-masing punya loncatan yaitu masing-masing ketika memulai sama-sama, apalagi di awal daurah atau di awal sebuah program biasanya ramai, itu orang yang akan mencapai puncaknya ketika melompat di awal sama-sama tapi yang sangat jarang adalah ثباتُ yaitu istiqamah dan tetap lurus dan istiqamah di dalam ilmu, ini yang jarang pada manusia kalau memulai ini banyak dan itu lebih mudah adapun istiqamah di atas ilmu maka ini perkara yang tidak mudah.
Berarti kesimpulannya ma’qid yang kesembilan adalah kita harus bersabar dalam ilmu ini adalah bentuk pengagungan kita terhadap ilmu, kalau kita memang mengagungkan ilmu maka kita harus bersabar dalam mencarinya sedikit demi sedikit dan kita bersabar dalam seluruh rintangan dan halangan yang kita hadapi ketika kita menuntut ilmu agama, jangan kita mudah mundur jangan kita mudah lemah.
Ini bentuk pengagungan kita dan penghormatan kita terhadap ilmu, kalau kita bersabar maka InsyaAllāh kita akan sampai kepada maksud kita.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.