ENISTAN 2024

ENISTAN 2024, SUKSES DIGELAR DI INDONESIA


Foto Bersama Para Peserta ENISTAN 2024
(Foto : CR)

Industri makanan hewan kesayangan
(pet food) terus mengalami permintaan, terlebih selama periode lockdown selama
pandemi Covid-19. Peristiwa pandemi tersebut membuat masyarakat mulai
mengembangkan hobi baru, salah satunya adalah mengadopsi hewan peliharaan.
Tentunya dengan semakin meningkatnya minat memelihara hewan tentunya juga akan
berbanding lurus dengan kebutuhan dari hewan peliharaan tersebut.

Di ASEAN sendiri, Indonesia
adalah importir pet food terbesar setelah Malaysia dan Filipina, hanya Thailand
dan Vietnam saja yang neraca perdagangannya positif (surplus). Menurut Direktur
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI (11/11/2021),
pada tahun 2021 pemenuhan kebutuhan pakan sebesar 60 persen adalah impor.

Meskipun di Indonesia sendiri pet
food masih banyak diimpor dari luar negeri bukan berarti produsen makanan hewan
di Indonesia tidak menggeliat, beberapa produsen pakan ternak telah melirik
ceruk dalam bisnis ini yang cukup menguntungkan.

Sebuah konferensi bernama
Equipment & Ingredient Solutions to Animal Nutrition Conference (ENISTAN)
digelar pada Selasa 16 Juli 2024, acara tersebut diprakarsai oleh North
American Renderers Association (NARA) dan Lamb Consultacny. Acara tersebut
dihadiri perusahaan yang bergerak di industri pakan, baik pakan aquafeed maupun
pakan petfood.

Prospek Bisnis Pet Food di
Indonesia

Ketua Umum Gabungan Produsen
Makanan Ternak (GPMT), Deny Mulyono sebagai salah satu pembicara menyebut bahwa
industri pet food merupakan salah satu industri yang cukup[ menjanjikan di masa
depan untuk Indonesia.

Ia menyebut sebuah data survey
yang dilakukan oleh Rakuten pada 2018 dimana Indonesia menempati posisi pertama
dengan penduduk yang memiliki hewan peliharaan kucing terbesar di Asia.

Fakta bahwa Indonesia menduduki posisi
pertama dengan hewan peliharaan kucing terbanyak se-Asia disebabkan karena
Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia
sehingga populasi kucing di negara ini jauh lebih besar dibandingkan dengan
populasi anjing

“Besarnya angka ini tentu
berdampak secara signifikan terhadap industri pet economy di Indonesia. Dari
seluruh kategori layanan industri pet care di Indonesia, pet food menguasai
pangsa pasar,” tutur dia.

Ia melanjutkan, pasar pet food di
Indonesia merupakan pasar yang sedang berkembang pesat saat ini, khususnya
industri pakan kucing. Tingkat pembelian pet food terlihat selalu meningkat
walaupun pada awal kemunculan pandemi sempat terjadi penurunan jumlah volume
pembelian.

Namun, pada 2021 lalu terjadi
peningkatan volume pembelian hingga 17% atau 932.2 juta kg. Pemilik hewan
peliharaan diperkirakan menghabiskan uang sekitar 1 jutaan per bulannya untuk
membeli pet food, dimana saat ini pet food di Indonesia didominasi merek asing.

Hal yang sama juga dikemukakan
oleh Syahroni Djaidi selaku Ketua Perhimpunan Pengusaha Makanan Hewan
Kesayangan Indonesia. Dirinya melihat kesenjangan yang cukup lebar antara
produksi dan kebutuhan pasar pet food. Hal ini juga ditambah dengan kebutuhan
pakan yang semakin meningkat seiring bertambah populasi kucing dan anjing.

“Dari kondisi neraca perdagangan
eksisting yang defisit dan kebutuhan pakan hewan yang bertambah tiap tahun,
menunjukan peluang untuk memperkuat agroindustri pet food nasional, baik dengan
mendorong penggunaan produk lokal yang ada atau membuat produk baru”, tutur
dia.

Djaidi melanjutkan, pengembangan
produk pet food lokal menghadapi tantangan dari sisi konsumen, sisi produsen
dan kompetisi pasar. Dari sisi konsumen, pengembangan produk baru untuk segmen
tertentu menghadapi sejumlah risiko, yaitu risiko fungsional, risiko physical ,
risiko sensory, dan risiko sosial.

Risiko fungsional terkait dengan
fungsi kandungan gizi misalkan apakah produk berdampak pada kesehatan,
kelincahan dan beberapa produk ditujukan untuk peningkatan kecerdasan hewan.

Risiko physical terkait dengan
dampak fisik dari makanan misalkan apakah produk baru dapat menyebabkan bulu
rontok, obesitas dan malas bergerak. Risiko sensory bisa saja terkait dengan
menyebakan tidak mau makan, menimbulkan tubuh atau kotoran hewan lebih berbau.
Risiko sosial terkait dengan risiko pemilik atau pemelihara dalam suatu
komunitas, misalkan produk lokal akan dibandingkan dengan produk yang lain dan
dianggap berdampak sosial dalam pergaulan di komunitas.

Dari sisi produsen tidak hanya
pada aspek produksi dimana harus lebih efisien dengan mempertimbangkan skala
produksi (economic of scale) tetapi juga mempertimbangkan aspek pemasaran.
Aspek pasar bisa berupa edukasi produk baru, branding, pemilihan saluran
distribusi/ mitra, promosi dan meyakinkan konsumen untuk memilih produk baru
tersebut.

Tantangan berikutnya adalah
kompetisi pasar. Kompetisi pet food, khususnya kucing dan anjing sudah pada
kondisi pasar mature. Persaingan untuk segmen menengah ke atas sangat ketat dan
didominasi oleh perusahaan global. Berdasarkan data dari Euromonitor (2022),
tiga pemain teratas di sektor makanan kucing di Indonesia adalah Mars Inc,
Colgate-Palmolive Co, dan Nestlé SA, mewakili 75,5 persen pangsa pasar pada
tahun 2021.

Kesempatan Dalam Berjejaring

Melihat kesempatan tersebut Dr Peng
Li yang mewakili North American Renderers Association (NARA) menyampaikan bahwa
sebetulnya Indonesia masih bisa berbicara banyak dalam industri pet food. Bukan hanya sebagai importir pet food, Peng Li menilai bahwa
Indonesia memiliki kesempatan sebagai negara produsen pet food di kawasan ASEAN.

“Untuk itulah kami hadir dalam
menyelenggarakan konferensi ini. Kami membawa berbagai mitra bisnis kami baik
dari segi bahan baku, mesin, dan bahkan teknologi terkini yang digunakan dalam
industri pet food. Beberapa
diantaranya bahkan telah menjadi supplier
bagi produsen pet food terkemuka
di dunia,” tuturnya.

Oleh karenanya output dirinya harapkan dari acara
ini yakni terjadi sebuah simbiosis mutualisme dalam antar stakeholder untuk membangun industri pet food di Indonesia. Hal tersebut sangat memungkinkan, karena memang
pasar yang tersedia di Indonesia sangat menjanjikan. (CR)

 

 

 

 

 

 

 


Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top