Apa Perbedaan Antara Mashalihul Mursalah dan Bid’ah?
Perbedaan utama mashalihul mursalah dgn bid’ah adalah dlm 2 hal, yaitu: posisinya thd syariat dan niat pengamalannya.
1. Posisi terhadap syariat.
Mashalihul mursalah bersifat mendukung dan menguatkan syariat, sdgkn bid’ah menandingi atau menyaingi syariat.
2. Niat pengamalan
Mashalihul mursalah sekedar sarana, bukan tujuan. Sarana itu mendukung syariat. Sedangkan bid’ah, orang yg mengerjakannya dalam rangka taabbud (meniatkannya sbg dzat ibadah).
Contoh: Penggunaan mikrophone dan speaker saat adzan. Ini termasuk bid’ah atau mashalihul mursalah?
Jawabnya: mashalihul mursalah.
Karena :
1) Posisinya thd syariat adalah mendukung dan menguatkan.
Nabi menjelaskan dlm hadits bahwa sejauh jarak terdengar adzan, semua makhluk baik yg basah maupun kering akan bersaksi bagi muadzin itu pada hari kiamat.
Maka dgn adanya microphone dan speaker, syariat akan terdukung karena jangkauan suara akan semakin jauh shg pahala muadzin semakin besar, pihak yg mendengar dan mendatangi panggilan adzan diharapkan semakin banyak.
2) Dalam penggunaan microphone dan speaker, hal itu dianggap sebagai sarana bukan tujuan. Kalaupun suatu saat listrik mati, adzan tanpa alat tsb tidak masalah. Kalaupun rusak, diganti asalkan fungsinya sama, tidak fanatik dgn alat atau merk tertentu. Kl tdk dgn alat merk tertentu, tidak mau adzan. Tidak demikian. Itu hanya dianggap sbg sarana, bukan inti ibadah.
Contoh lain:
Membaca dzikir atau doa yg tdk diajarkan Nabi selesai sholat dgn jumlah tertentu dan cara tertentu sebagai kebiasaan. Hal ini bid’ah atau mashalihul mursalah?
Jawabnya: bid’ah.
Karena:
1) Menandingi syariat.
Menghidupkan bid’ah akan mematikan sunnah. Sebagaimana dijelaskan dlm ucapan Ibnu Abbas.
Seseorang yg bacaan-bacaan dzikir selesai sholatnya tdk diajarkan Nabi, atau bahkan dibaca keras saat ia jadi imam, shg dibaca berjamaah, maka ini bid’ah, yg menandingi syariat yg diajarkan Nabi. Ia tandingi ajaran Nabi dgn ajaran gurunya atau kyainya.
Semakin bid’ah ini dihidupkan, orang semakin ingat dgn bid’ahnya, dan sunnah justru akan terlupakan.
2) Niat dlm mengamalkannya adalah utk taabbud (mendekatkan diri kepada Allah dgn dzat ibadah itu).
Mengapa sulit menasehati orang yg terjatuh dlm bid’ah? Salah satunya karena unsur taabbud ini. Ia menganggap bid’ah itu bukan kesalahan, justru menganggap akan mendekatkan dirinya kepada Allah.
« Abu Utsman Kharisman »
WA al-I’tishom
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.