Kisah

Antara Wayang, Walisongo, dan Penyebaran Islam di Tanah Jawa




Ilustrasi

bersamaislam.com – Wayang
pada mulanya merupakan salah satu bentuk kebudayaan benda dari masyarakat Jawa
yang memiliki fungsi sebagai sarana pemujaan dan penghormatan terhadap arwah
nenek moyang. Kemudian wayang digunakan oleh para wali sebagai salah satu metode
dalam menyebarkan agama Islam di tanah jawa. Salah satu walisongo yang
menggunakan metode wayang adalah Sunan Kalijaga, Beliau menggunakan sarana kesenian
dan budaya sebagai metode dalam berdakwah.

Pada
saat itu, Sunan Kalijaga berpandangan bahwa dakwah harus disesuaikan dengan
situasi dan kondisi adat istiadat setempat. Segala bentuk adat, kebiasaan, dan
budaya Hindu Budha pada saat itu tidak langsung diberantas atau dihilangkan
seutuhnya akan tetapi dengan cara perlahan-lahan dengan memberikan warna baru
terhadap budaya lama serta mengisinya dengan nilai-nilai Islami, maka dari itu
wayang dijadikan sebagai media dalam berdakwah. Cara berdakawah secara
terang-terangan dilakukan oleh Sunan Kalijaga terhadap masyarakat Jawa yang
pada saat itu masih kental dengan ajaran dan pengaruh Hindu Budha. Menggunakan cara
terang-terangan ini sesuai dengan Qur’an Surah Al-Hijr ayat 9, yang berbunyi:

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ

Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.

Ayat
di atas merupakan salah satu penggambaran metode dakwah terang-terangan yang
dilakukan oleh Rasulullah SAW. dan berdasarkan ayat tersebut Sunan Kalijaga
berpedoman dan dijadikan sebagai landasan dalam hal berdakwah.

Dalam
perjalanannya, walisongo berdakwah dengan menggunakan kebudayaan wayang yaitu
untuk menata serta membangun konstruksi sosial, yaitu menciptakan serta membangun
masyarakat yang beradab dan berbudaya. Pada praktiknya, para walisongo ketika berdakwah
menggunakan wayang, mereka menambahkan cerita pakem pewayangan dengan berbagai
plot yang berisi visi sosial kemasyarakatan Islam, sisi pemerintahan, hubungan
dalam bertetangga, sampai pada kehidupan keluarga dan pribadi. Kemudian walisongo
banyak memperkenalkan berbagai macam ajaran Islam seperti aqidah, akhlak, dan
syari’ah.

Menggunakan berbagai tokoh seperti Semar, Gareng, Tagog, dan Bagong yang menginterpretasikan sebagai karakter muslim yang memiliki kepribadian muslim ideal. Karakter-karakter tersebut cukup bisa menyampaikan berbagai aspirasi walisongo tentang kepribadian seorang Muslim dalam segala kedudukannya.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top