Korupsi merupakan tindak kriminal dengan uoaya menggelapkan uang, mencuci uang, serta mengambil uang orang lain yang buka miliknya. Nah Kali ini kami mau berbagi karya sastra cerpen dengan tema cerpen Korupsi. Cerpen tema korupsi yang kami buat kami beri judul “Konsekuensi Korupsi” Semoga Cerpen Bahasa Indonesia yang kami share dapat bermanfaat dan menambah wawasa anda terimakasih silahkan di baca.
Contoh Cerpen Bahasa Indonesia Bertema Korupsi |
Contoh Cerpen Bahasa Indonesia Bertema Korupsi
Contoh Cerpen Bahasa Indonesia Bertema Korupsi |
Konsekuensi Korupsi
Jarum Jam menunjukan pukul 07:30 menandakan bahwa aktivitas dimulai di hari senin lalu lalang di jalan Raya masih padat dan macet “Sial.. kenapa aku bangun kesiangan di hari senin, tapi tak papa lah nanti tinggal beralasan saja kalau di jalan raya macet. ” ucap Ari pada dirinya sendiri yang menyalahkan keadaan padahal ia sendiri yang bangun kesiangan karena malam kemarin ia begadang untuk menonton pertandingan sepakbola kesayangannya sampai pukul 01:00 dini hari, memang mungkin sifatnya yang pemalas dan suka beralasan.
Dengan nada terengah-angah ia berlari ia masuk ke tempat kerjanya dengan raut muka yang ia buat memelas, kemudian ia menscan wajahnya dengan sebuah alat utuk absen pegawai, Ari bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah umurnya masih 25 tahun dan dia sudah menjadi seorang PNS di umurnya yang relative muda tak seperti kawan kawanya yang sesusianya ia menjadi PNS dengan mudah dengan Jalur dalam dan karena ayahnya seorang yang cukup kaya dan terpandang di daerahnya sehingga ia menjadi seorang PNS dengan lebih cepat di banding dengan teman temannya yang seumuran.
Saat ia hendak duduk di tempat kerjanya seorang dengan pawakan gendut, pendek dan kepala yang rambutnya sudah mulai habis mendekatinya “Kenapa kamu terlambat Ar?” Tanya orang tersebut yang menjadi atasannya “Macet Om di Jalan dan lagi tadi mobil saya bannya tertusuk paku om jadi saya menggantinya dengan ban serep.” Ari beralasan pada Om Dedi yang merupakan Kakak Ipar dari Ayahnya sendiri dan ia juga merupakan Ketua Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah. “Oh ya gak papa tapi lain kali jangan telat lagi ya..” Ucap Om Dedi pada Ari dengan senyuman, perlakuan itu hanya di dapatkan oleh Ari saja jika ada pegawai lain yang telat maka Dia biasanya langsung memasang muka masam dan tatapan tajam pada pegawai lainnya.
Jam dinding di kantornya telah menunjukan pukul 05:00 tanda jika para pegawai di perbolehkan untuk meninggalkan tempat kerjannya untuk pulang kerumahnya masing-masing, “Pulang yuk Ar”.. Ucap Marwan dengan nada keras mengajak Ari dari depan pintu ruang kerjanya Ari. “Bentar lagi aku masih ada perekapan data keungan yang belum aku selesaikan nih Wan…, kamu duluan aja.” Jawab Ari dari belakang monitor komputernya sambil melambaikan tangan isyarat kalau Ari menyuruh Marwan untuk pulang duluan.
“Sial… kenapa aku lupa mengerjakan Perekapan data keungan ini yang harus di setorkan besok..” Celetuk Ari dengan nada kesal, padahal kesalahan tersebut karena dirinya sendiri yang tidak mengerjakan tugas tersebut yang diberikan sudah hampir satu minggu lamanya. “Padahal besok aku beniat untuk cuti untuk foto Pra Weddning pernikahanku dan lagi bisnis ayahku sedang kurang baik.” Celetuk Ari dengan nada keras, bahwa ia yakin kalau pegawai lain sudah pulang sehingga tidak akan ada orang yang mendengarkan Umputaannya.
“Ehemm…” sebuah suara dari balik pintu kerjanya mengaketkanya, kemudian pintu itu dibuka dan suara langkah kaki memasuki ruangan kerja Ari. “Ehhh. Om Dedi Jam segini kok belum pulang om..” Tukas Ari “ Iya , masih ada beberapa pekerjaan yang harus saya urus Ar, la kamu sediri kenapa belum pulang?” “Iya Om saya masih ada pekerjaan untuk merekap data dana yang baru masuk dari Pemrov” jawab Ari, kemudian Om Dedi mendekati Ari dan melihat Perekapan Data dari belakang punggung Ari.
“Owh dana untuk pemekaran kota dan pembangunan asset kelurahan ya Ar…?” Tanya Om Dedi dengan menggerutkan keningnya. “Iya Om mana datanya harus diserahin besok lagi..” Jawab Ari “Wah dananya sampai 1 Trilliun ya Ar”. “Iya nih om” Jam dinding terus berdetak dan jarum pendek sudah menunjukan angka 7. “Makan dulu yuk Ar di restaurant bebek goreng yuk!” Ajak Om Dedi pada Ari “Tapi kerjaan ku masih banyak om dan lagi besok aku mau cuti buat foto pra wedding.” jawab Ari. “Jangan kerja dengan perut kosong nati kamu palahan sakit, Om Traktir deh dan nanti om temenin kamu sampai selesai”
Setelah berfikir sejenak Ari kemudian menerima tawaran dari Om Dedi, merekapun segera menuju restoran bebek goreng yang tak jauh dari kantor mereka. “Bebek goreng dua porsi sama kopi hitamnya satu!” Pesan Om Dedi “kamu minumnya apa Ar?” Om Dedi menawarkan “Aku kopi susu om.” Tak beberapa lama pesanan pun datang dan mereka menyantapnya dengan lahap.
“Terimakasih Om traktirannya.” Ari berterimakasih “Ya sama-sama, emm ngomong ngomong dana yang sedang kamu rekap kan totalnya 1 trilliun ya Ar” basa basi Om Dedi membuka pembicaraan. “Iya Om memangnya ada apa?” “Eng.. bisnis ayah kamu kan sedang kurang baik dan lagi kamu mau menikah bentar lagi dan pastinya membutuhkan biaya yang tidak sedikit?” “Iya nih om aku lagi bingung banget buat undangan dan souvenir aja udah ngehabisin banyak uang, belum lagi buat pra wedding, resepsi, honey moon, penyewaan tempat yang udah saya hitung-hitung bisa abis uang 200 juta om, ditambah lagi bisnis Ayahku lagi kurang lancar dan lagi aku cuma punya tabungan 50 juta, pusing nih aku lagi Om.” Om Dedi hanya membalas dengan senyuman kecil sambil melap bibirnya dengan tisu.
“Lah Ardi gimana kuliah kedokteranya sama Rafa jadi daftar TNI gak Om?” Tanya Ari mengalihkan topic pembicaraan “Iya Ardi si masih kuliah di kedokteran tapi biaya kuliahnya masih kurang 60 Juta untuk praktek magang dan biasaya SKS nya, kalau Rafa ia dia memang pingin banget jadi TNI tapi saying kakinya letter O dan mesti dioperasi dulu.”
Dengan raut muka yang tidak enak Ari mengatakan “Sabar ya om.” Kemudian ia meluruskan badannya dari tempat duduknya dan berbisik di keheningan restoran “Gimana kalau kita mengambil beberapa persen dari dana Pemrov ya sekitar 500 juta pasti gak bakal ketahuan dengan presentase dana tersebut.” Ucap Om Dedi dengan lirih “Tapi Om” sontak Ari “Tenang aja li gak bakal ketahuan dengan presentase dana yang segitu banyaknya nanti kita sogok pekerja pemekaran 100 juta buat tutup mulut mereka, aku sudah mendiskusikannya dan pimpinan mereka mau, dan lagi kamu kan lagi butuh banyak biaya, nanti uang tersebut kita bagi dua fifty fifty gimana Ar?”
Dengan mengerutkan keningnya Ari berfikir dan mempertimbangkannya, setelah ia brerfikir sekitar 15 menit akhirnya ia menjawab “Baik Om,” “Jadi setelah ini kita lembur ke kantor dan menyelewengkan data dana dari Pemrov.” Sebuah senyuman lebar terpancar dari Wajah Om Dedi. Setelah itu mereka menuju kantor dan merubah data dana Pemrov tersebut dimana nominalnya mereka hilangkan sebesar 600 juta.
Beberapa mingu dari malam tersebut Ari pergi ke bank dan mendapati saldo tabungannya sudah berjumlah 300 juta. Kemudian ia mendaptkan Pesan WA dari Om Dedi yang bertuliskan “Ini hanya antara kita berdua saja..” “baik Om” jawab Ari. Ari kemudian menarik uang tersebut dari bank dan pengerjaan proyeknya seperti yang ia harapkan berjalan dengan lancar tanpa adanya kecurigaan dari pihak manapun.
Setelah ia dari bank ia menuju kantornya lagi untuk memberikan surat cuti untuk mempersiapkan pernikahanya yang akan diadakan kurang dari 1 minggu lagi. “Cieee yang mau mengarungi bahtera rumah tangga.” Ucap salah satu rekan kerjanya dan berbagai ucapan selamat “Jangan lupa pada datang lohh..” Jawab Ari Sambil mengacungkan jari telunjuknya pada kawan-kawan kerjanya. “Siyap Komandan pasti datang kan udah dapat kartu undangan, yah pasti bakal datang lah.” Kemudian Ari meninggalkan kantornya.
Pekerjaan di kantor dinas tersebut berjalan seperti biasanya kecuali dengan tidak kehadiran Ari yang sedang mengambil cuti untuk persiapan pernikahan dan Ketua Kantor Dinas tersebut Om Dedi yang sedang cuti untuk menjenguk anaknya yang sedang di operasi di rumah sakit.
Dani yang bekerja di bagian keungan menemukan sebuah keganjilan dengan dana pemekaran kota dan pembangunan asset kelurahan yang baru masuk bulan ini dimana ada ke tidak validan data dengan dana yang sebenarnya. Ia hendak berkonsultasi dengan Om Dedi tapi ia sedang cuti lalu ia berinisiatif untuk berkonsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan di kotanya dan benar saja Badan tersebut menemukan kejanggalan bahwa ada dana yang terseleweng.
Kemudian karena keganjilan tersebut BPK berkonsultasi pada KPK dan melakukan penyelidikan, penyelidikan berlangsung selama 5 hari dan KPK menemukan tersangka yaitu Ari dan Om Dedi karena terdeteksi terjadi aktivitas penarikan uang yang tidak valid dari rekening mereka.
Sorak suara bahagia dari sebuah hotel berbintang lima tak lain yaitu acara resepsi dari Ari yang dihadriri oleh ratusan tamu tak terkecuali Om Dedi yang menghadiri acara tersebut untuk memberikan ucapan selamat, dan ketika pelemparan bunga yang dilempar oleh mempelai Laki-laki dan mempelai putri , tiba-tiba terdengar suara sirine polisi yang memecah suara kebahagiaan pesta resepsi tersebut.
“Selamat malam dengan saudara Ari” Tanya seorang polisi yang naik ke atas panggung “Benar,,, ada apa pak?” Tanya Ari dengan nada khawatir “Anda terkena tuduhan penyelewengan dana dan pencucian uang..” “Bapak pasti salah… bapak gak lihat saya sedang melangsungkan pernikahan.” Ucap Ari dengan nada geram “Bapak kami tahan dan bapak bisa bersaksi di pengadilan.” Tanpa meminta bersetujuan sang polisi memborgol tangan Ari, hal itu juga di alami oleh Om Dedi, suara tangis pun menggema dari mempelai wanita dan orang tua Ari dan calon mertua Ari.
Persidangan pun dimulai untuk menentukan nasib dan hukuman bagi Om Dedi dan Ari. Dan setelah persidangan selesai dengan bukti-bukti yang ada menjadikan mereka berdua menjadi tersangka penyelewengan dana dan pencucian uang, mereka berdua di jatuhi hukuman penjara selama 15 tahun.
Konsekuensi tindakan korupsi Ari, yaitu ia kehilangan masa depannya untuk menikah, kehilangan karirnya, kehilangan kepercayaan rekan kerjanya dan kehilangan masa mudanya. Sedangkan untuk Om Dedi sebagai konsekuensi dari tindakan korupsinya yaitu ia tidak bisa melihat anak-anak, cucu dan keluarganya, kehilangan jabatannya, kehilnagan masa tuanya, dan kehilangan wibawa dan posisinya, merekapun hanya tinggal memiliki penyesalan atas tindakan korupsi yang dilakukannya.
Sekian cerpen Bahasa Indonesia bertemakan korupsi dari Konsep Edukasi. Terimkasih telah berkinjung silahkan share dan baca cerpen tersebut semoga dapat bermanfaat untuk kita semua.
Baca Juga :
Memahami Teks Anekdot Gara-Gara Takut Istri dan Pembahasannya
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.