Topic : Academic
By Ari Satriyo Wibowo
Diperkirakan satu dari enam penyakit kanker disebabkan infeksi. Infeksi yang berasal dari virus menyumbang sekitar 70 persen dari keseluruhan kanker yang disebabkan infeksi.
Dalam kasus itu Human Papillomavirus (HPV) dianggap bertanggung jawab terhadap munculnya kanker dibandingkan virus penyebab kanker lainnya. Terutama sebagai penyebab kanker serviks, yang merupakan kanker penyebab kematian nomor dua bagi wanita di seluruh dunia.
Hal itu disampaikan Dr. Douglas R. Lowy, dalam Keynote Speech berjudul “The Prevention of Cervical Cancer By HPV Vaccination And Other Approach” dalam Simposium di MRIN / UPH, Lippo Karawaci, Tangerang , 10 Mei lalu.
Dr. Lowy merupakan Chief of the Laboratory of Celluler Oncology (LCO) di National Cancer Institute/National Institute of Health (NIH) sejak tahun 1983. Mulai tahun 1996, ia menjadi Deputy Director of NCI’s Division of Basic Sciences (DBS) dan the Center for Cancer Research (CCR). Pada tahun 2001 DBS menjadi bagian dari CCR. Karirnya di NIH telah dijalaninya selama lebih dari 30 tahun.
Dr. Lowy meraih gelar dokter di New York University dan mendalami masalah penyakit dalam di Stanford University dan penyakit kulit di Yale University. Ia memperoleh pelatihan riset laboratorium di Jan Vilcek di New York University dan Wallace Rowe di National Institute of Allergy and Infectious Diseases.
Sekitar 80 persen kanker serviks terjadi di negara sedang berkembang. Terdapat sekitar 15 tipe HPV yang berbeda yang menyebabkan kanker serviks, tetapi sekitar 70 persen kanker serviks ditimbulkan oleh tipe HPV 16 dan HPV 18.
Menurut Dr. Lowy, infeksi genital HPV dikenal secara umum sebagai penyakit menular seksual dan di negera industri angka kejadian infeksi cukup tinggi pada tahun pertama setelah terjadinya aktivitas seksual.
Temuan berbagai vaksin baru yakni vaksin prophylactic HPV berhasil melumpuhkan tipe HPV 16 dan 18. Salah satu vaksin malahan mampu melumpuhkan HPV 6 dan 11, yang dianggap 90 persen bertanggung jawab terhadap timbulnya kutil pada alat kelamin. Oleh karena itu, akan lebih hemat biaya bila vaksin diberikan pada wanita sebelum mereka aktif secara seksual.
Saat ini harga vaksin HPV terlalu mahal untuk disebarluaskan di negara berkembang. Generasi kedua vaksin HPV sedang dikembangkan dengan fungsi yang lebih ampuh tetapi dengan harga yang lebih terjangkau.
Bagaimana Pendapat Anda?
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.