Uncategorized

Untaian Mutiara Nasehat Pembimbing Rumah Tahfidz Mesir Dalam Milad ke-3


“kepada para
orang-orang mulia yang senantiasa menjaga kalam Sang Khaliq”

rumahtahfidzmesir.com—
Diumurnya yang ketiga, tentu sudah banyak pencapaian-pencapaian yang sudah
digapai oleh Rumah Tahfidz Mesir. Ibarat seorang anak yang berumur tiga tahun,
RTM terus mencoba mengokohkan apa yang sudah dimilikinya serta mengembangkan
dan mencari inovasi yang belum ia raih. Salah satunya pada milad yang ketiga di
tahun 2017. Dalam milad kali ini, RTM tidak hanya mengadakan acara tasyakuran
seperti biasanya, melainkan memulainya dengan sima’an 30 juz bil ghoib, yang
mana merupakan perdana dan inovasi baru.
Di hari kedua,
yaitu pada Ahad (18/11), usai menyelesaikan sima’an selama satu hari
penuh,  RTM menggelar acara tasyakuran
hari jadinya yang ke-3 bertempat di Sekretariat RTM banin, Gamaliya, Darrasah.
Dalam sambutannya, Al-Ustadz Azwar Anas al-Hafidz, salah seorang pembimbing RTM
yang sudah menemani para santri dari awal, mengawali ucapan syukur karena dapat
dikumpulkan dengan orang-orang yang mulia disisi Allah, yaitu para penjaga
kalam Allah Swt. Selanjutnya, ia menyampaikan untaian mutiara nasehat, yang secara
ringkas dapat disimpukan sebagai berikut : 
1.   
 Sebuah rumah tidak hanya terdiri dari
arsitektur, batu bata, tiang atau lantai semata, melainkan ia berdiri dan kokoh
dari keseluruhannya. Maka dalam agenda ini kita turut mengundang semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam membangun RTM; baik ustadz, santri yang menetap
ataupun tidak. Karena Rasulullah berpesan, “al-Mu’minu lil mu’mini ka
al-Bunyāni yasyuddu ba’dhuhum ba’dhā”
. Layaknya baginda Nabi yang mengatakan,
bahwa ia adalah batu bata terakhir dalam pondasi rumah yang sangat indah. Beliau
tidak mengesampingkan, meremehkan atau menghancurkan pondasi yang telah ada,
yakni nabi-nabi yang telah lalu, melainkan melengkapinya, begitu juga dengan
kita semua yang ada di sini.
2.   
Pada milad kali ini, kita
meriahkan dengan sima’an 30 juz bil-ghoib, yang mana merupakan pertama dan hal
yang luar biasa. Percayalah, dalam majlis seperti kemarin, disana ada malaikat
yang disebut sebagai ‘malaikat sayyarah (berlalu) yang mencari
majlis-majlis yang mengagungkan nama Allah (yaltamisūna majālis al-dizkr).
Dan ketahuilah, sebaik-baik zikir adalah al-Quran, “Wa fadlu kalāmillah ‘alā
sāairi al-kalām ka fadlillāh ‘alā khalqihi”
(Adapun keutamaan kalamullah
(al-Quran) atas perkataan-perkataan lainnya, seperti keutamaan Allah diantara
ciptaan-Nya)
3.   
Secara umum, al-Quran
adalah Ilmu. Sayyiddina Ali Ra. mengatakan, “al-ilmu yahrusuka wa anta
tahrusu al-Māl
(ilmu akan menjagamu sedangkan kamu menjaga harta). Begitu
juga dengan al-Qur`an yang akan selalu menjaga kita. Dalam salah satu hadis Rasul
mengatakan, ada tiga yang akan ditinggal ketika maut; (i) harta, (ii) keluarga
dan (iii) amal. Harta adalah hal paling cuek dan yang cepat berpaling ketika
kita meninggal, karena ia akan berpindah tangan. Padahal, hartalah sesuatu yang
paling kita fokuskan pencariaannya kala hidup di dunia. Yang kedua, Keluarga, ia
sedikit lebih perhatian karena telah mengantarkan sampai kubur, namun sayang
mereka lantas pergi. Namun tidak dengan amalan, yang menemani kita hingga di
dalam kubur kelak. Maka perbanyaklah amalan baik kita semua, salah satunya
dengan al-Quran.
4.   
Dalam kubur nanti, kita
seperti orang yang sedang cemas (red; galau), “ka al-Rajul al-asāhib”. Al-Quran
lah yang akan menjadi syafaat nantinya. Dikatakan, ada dua hal yang akan
menolong kita dalam kubur; al-Quran dan puasa. Seakan nanti ia berkata, “Dahulu,
saat masih di dunia, ditengah teriknya matahari, dinginnya malam, kau selalu
menjagaku, menghafalku, membacaku dan selalu meluangkan waktumu bersamaku. kini
aku ada untukmu dikala kau sendiri”
. Bacalah al-Quran setiap waktunya;
ketika sedih atau senang. Karena Allah berfirman: “Inna hādza al-Quran
yahddī lillatī hiya aqwam wa yubassyir al-mu’minīnn”.
Ia juga merupakan
obat bagi seluruh penyakit, baik zahir ataupun batin, “wa nunazzilu mina
al-Qur`āni mā huwa syifā`
. Maka kalian telah membuat meme yang tepat, “punya
al-Quran kok galau
”.
5.   
Diceritakan, bahwa hidup
seorang kakek yang selalu membaca al-Qur`an, meski ia tidak memahaminya. Lalu
datanglah seorang cucu bertanya, “kenapa kau selalu baca al-Quran padahal tidak
paham”. Kakek itu lalu menyuruhnya untuk mengambil air dengan sebuah keranjang telah
kotor. Bolak-balik sudah ia mengambil air, namun apalah daya, ia tidak pernah
berhasil mengambil air karena sebuah keranjang tidak dapat menampung air. Namun
tidak terasa ia telah membersihkan keranjang tersebut dengan celupan air
berulang kali. Begitulah al-Quran, ia adalah bahrun lā sāhila lahu (lautan
yang tidak bertepi). Ia akan membersihkan hati kita dari berbagai
penyakit,terutama penyakit batin, seperti sombong, riya, cinta dunia, dll.
6.   
Jika ingin bermunajat pada
Allah, caranya dua; lewat Shalat dan al-Quran. Tidak hanya Rasul yang diberikan
Isra dan Mi’raj, umatnya pun juga diberikan “shalat” sebagaimana Rasulullah
berbicara dengan Allah. Adapaun dengan al-Quran, kita akan merasa terpanggil dan
berbicara lewat panggilan (khitab) seperti “yā ayyuhānnās
atau “yā ayyuhalladzīna āmanu”.
7.   
Dalam al-Quran, kita juga dapat
mencari posisi kita, apakah kita termasuk orang yang berbuat baik, dalam ayat-Nya,
wa ahsinū innallāha yuhibb al-muhisinīn”; atau orang bertaqwa dalam
ayat-Nya “Innallāha ma’a al-Muttaqīn”; atau orang sabar dalam “innallāha
ma’a al-Shābirīn
; atau orang yang lupa akan shalat dalam “alladzīna hum
fī shalātihim sāhūn)
; atau orang-orang curang dalam “wailul li al-muthaffifīn”
atau bahkan kita adalah orang-orang yangbersifat riya dalam “alladzīna hum
yurā`ūn
”. Kita dapat merenungi karakter kita dalam pesan-pesan-Nya pada
ayat al-Quran.
8.   
Dalam surat Fatir ayat 32 –seperti
yang saya baca diawal– “Faminhum Zhālimun linafsihi waminhum muqtashid wa
minhum sābiqun bil khairāt biidznillāh”
. Para ulama banyak yang
menafsirkannya ayat ini dalam berbagai amalan, seperti shalat, zakat, juga
membaca al -Quran. Dalam membaca al-Quran, misalnya, kita dapat mengategorikan
pada tiga tingkatan; (i) mereka yang menzolimi dirinya sendiri (zhālimun
linafsihi
), seperti mereka yang menghafal atau membaca al-Quran dengan
tujuan dunia, tidak mengamalkannya, atau memiliki niat buruk lainnya, (ii)
pertengahan (muqtashid), mereka yang sekedar hafal namun belum bisa
mengamalkan atau menyampaikannya dan (iii) (sābiqun bil khairāt), ia
yang dapat menghafal, mengamalkan, serta dapat menyampaikannya, dan semoga kita
pada golongan ini.
9.   
Disamping keutamaan (fadhīlah),
disana ada tanggung jawab yang dipikul oleh para penghafal al-Quran, yaitu
untuk terus menjaga ayat-ayatnya. Rasullah Saw mengingatkan, “…falam ara
dzanban a’zhama min sūratin mina al-Quran aw āyatin ūtiyaha rajulun tsumma
nasiyahā
(maka aku tidak melihat dosa yang paling besar melebihi sebuah
surat dari al-Quran atau ayat al-Quran yang diberikan kepada seeorang lalu dilupakannya). 
10.  Kita disini mencari
suasana agar lebih memudahkan dalam menghafal al-Quran, jadi manfaatkanlah. Bu
Nyai saya dulu selalu mengingatkan : “Di Mesir itu ibarat mencari mutiara di dasar
laut, yang mana oksigennya adalah masa kita tinggal di mesir. Jika dalam
perjalanan mencarinya kita terlena dengan indahnya karang-karang dan ikan-ikan,
maka kita akan menyesal ketika sadar oksigen hampir habis, dan belum
mendapatkan mutiara yang dituju.

11.  Al-Quran buat untuk ketenaran.
Ketenaran (syuhrah) adalah peberian dari Allah. Yang mengarang arbain
nawawi sangatlah banyak, namun milik Imam Nawawi lah yang diizinkan oleh Allah
untuk tetap dikenal.  Kalau hanya untuk dunia,
lalu apa bedaya kita dengan orang yang korupsi. Al-Quran untuk ditadabburi.
Jika kita belum sampai (selesai 30 juz), minimal kita sudah ada dalam
perjalanannya, yang kelak kita akan dikumpulkan dengan orang-orang yang sudah
sampai. 

Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top