Penulis: Muh. Ramli
ISBN: 978-602-443-343-7
Penerbit: Guepedia Publisher
Ukuran: 14 x 21 cm
Tebal: 108 halaman
Terbit: Senin, 27 Agustus 2018
Topoin.com – Afnan
memilih merantau meninggalkan kampung halamannya. Berpisah dengan ibunya yang
telah dimamah usia. Beragam ucapan sinis menghujaminya kala ia memantapkan
keputusannya untuk mencari jalan kehidupan untuk lebih baik, namun karena
ketabahan dan dorongan ibunya ia yakin dengan keputusannya.
memilih merantau meninggalkan kampung halamannya. Berpisah dengan ibunya yang
telah dimamah usia. Beragam ucapan sinis menghujaminya kala ia memantapkan
keputusannya untuk mencari jalan kehidupan untuk lebih baik, namun karena
ketabahan dan dorongan ibunya ia yakin dengan keputusannya.
Di
tengah perantauannya ia mengalami begitu banyak ujian yang terus mendera hingga
tidak memberinya kesempatan untuk berlari, bahkan untuk bernapas lega
sekalipun. Kemudian ia bertemu dengan sosok pemuda yang mengaku bernama Yakub.
Dari situlah titik balik kehidupannya bermula hingga mempertemukannya dengan
Khaira. Lalu siapakan Khaira? Apa hubungan Afnan dan Khaira? Mampukah Afnan
membuktikan bahwa dirinya bisa sukses di perantauan? Lalu Yakub, Siapakah ia sebenarnya?
tengah perantauannya ia mengalami begitu banyak ujian yang terus mendera hingga
tidak memberinya kesempatan untuk berlari, bahkan untuk bernapas lega
sekalipun. Kemudian ia bertemu dengan sosok pemuda yang mengaku bernama Yakub.
Dari situlah titik balik kehidupannya bermula hingga mempertemukannya dengan
Khaira. Lalu siapakan Khaira? Apa hubungan Afnan dan Khaira? Mampukah Afnan
membuktikan bahwa dirinya bisa sukses di perantauan? Lalu Yakub, Siapakah ia sebenarnya?
***
Salah satu bagian isi,
Pesawat
Air Asia meninggalkan landasan
bandara Internasional Soekarno Hatta. Ia melambung tinggi menuju angkasa raya.
Afnan melihat negara Indonesia beserta dengan gedung-gedung yang mengjulang
tinggi nampak kecil di matanya melalui balik jendela pesawat yang ia tumpangi.
Ia duduk dibangku F15 dekat dengan jendela pesawat sehingga ia dapat menikmati perjalanannya.
Sementara di sampingnya, istrinya dengan takzim membaca doa berkendaraan. Afnan
bertasbih memuji kebesaran Allah atas penciptaannya terhadap langit dan bumi
tampak ada celah di dalamnya. Ia terus bertasbih. Dan terus bertasbih.
Air Asia meninggalkan landasan
bandara Internasional Soekarno Hatta. Ia melambung tinggi menuju angkasa raya.
Afnan melihat negara Indonesia beserta dengan gedung-gedung yang mengjulang
tinggi nampak kecil di matanya melalui balik jendela pesawat yang ia tumpangi.
Ia duduk dibangku F15 dekat dengan jendela pesawat sehingga ia dapat menikmati perjalanannya.
Sementara di sampingnya, istrinya dengan takzim membaca doa berkendaraan. Afnan
bertasbih memuji kebesaran Allah atas penciptaannya terhadap langit dan bumi
tampak ada celah di dalamnya. Ia terus bertasbih. Dan terus bertasbih.
Tak
lama kemudian pesawat terbang dengan normal. Tak ada lagi negara Indonesia
beserta dengan gedung-gedungnya namun yang tampak hanyalah lautan putih nan
bersih. Sangat putih bagai permadani yang terhampar dengan indah. Sementara penumpang
yang lain tertidur pulas dan terlihat juga ada beberapa penumpang yang mabuk
udara. Khaira istrinya pun tertidur dan anak laki-lakinya pun demikian. Afnan
memandangi mereka berdua. Dan seulas senyum terkembang di wajahnya.
lama kemudian pesawat terbang dengan normal. Tak ada lagi negara Indonesia
beserta dengan gedung-gedungnya namun yang tampak hanyalah lautan putih nan
bersih. Sangat putih bagai permadani yang terhampar dengan indah. Sementara penumpang
yang lain tertidur pulas dan terlihat juga ada beberapa penumpang yang mabuk
udara. Khaira istrinya pun tertidur dan anak laki-lakinya pun demikian. Afnan
memandangi mereka berdua. Dan seulas senyum terkembang di wajahnya.
“Terima
kasih ya Allah atas kesuksesan yang Engkau amanahkan pada hamba-Mu yang Fakir
ini. Ibu tunggulah Afnan dua tahun kemudian datang kepadamu membawa hadiah
kesuksesaan yang Afnan janjikan untukmu, ibu. Ibu yang Afnan sangat cintai dan
rindukan.”
kasih ya Allah atas kesuksesan yang Engkau amanahkan pada hamba-Mu yang Fakir
ini. Ibu tunggulah Afnan dua tahun kemudian datang kepadamu membawa hadiah
kesuksesaan yang Afnan janjikan untukmu, ibu. Ibu yang Afnan sangat cintai dan
rindukan.”
***
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.