Uncategorized

TAFSIR SURAT AL-IKHLAS (Bag. 1)


A.     
Identifikasi Surat
·        
Urutan Surat ke-112
·        
Termasuk kedalam surat
Makiyyah, ini pendapat Ibnu Mas’ud, Atha, Ikrimah, Al Hasan dan Jabir.
Sedangkan menurut Qatadah, Ad Dhahaq dan As Sudi serta salah satu pendapat Ibnu
Abbas, merupakan Madaniyah.[1]
·        
Terdiri dari 4 ayat 15
kalimat dan 47 huruf.[2]
·        
Nama Lain Surat Al Ikhlas:[3]
         
Surat Al Ma’rifah
(Pengetahuan)
         
Surat Al Jamâl (Keindahan)
         
Surat Tauhid ( Keesaan
Allah)
         
Surat An Najat
(Keselamatan)
         
Surat An Nur (Cahaya)
         
Surat Al Muawizah (Perlindungan)
         
Surat Al-Mani’ah (karena ia
dapat menyelamatkan dari fitnah kubur dan api neraka)
         
Surat Bara’ah ( karena ia
merupakan pernyataan berlepas diri dari kemusyrikan)
         
Fakruddin Ar-Razi dalam
tafsir Mafatihul Ghaib menambahkan nama-nama surat ini menjadi 18 nama,
termasuk didalamnya nama Al-Ikhlas.
B.     
Sabab Nuzul
·        
Menurut Imam At –Thabari
ذُكر أن المشركين سألوا رسول الله صلى الله عليه وسلم عن نسب ربّ
العزّة، فأنزل الله هذه السورة جوابا لهم. وقال بعضهم: بل نزلت من أجل أن اليهود
سألوه، فقالوا له: هذا الله خلق الخلق، فمن خلق الله؟ فأُنزلت جوابا لهم. ذكر من
قال: أنزلت جوابا للمشركين الذين سألوه أن ينسب لهم الربّ تبارك وتعالى
“Telah disebutkan bahwa
kaum musyrikin bertanya kepada Rasulullah Shalallah alaihi wasallam, tentang
nasab Allah yang Maha Mulia, kemudian Allah turunkan surat ini sebagai jawaban
atas mereka. Sebagian mereka berkata,”Akan tetapi turun atas perkara Yahudi
yang bertanya kepada Rasulullah, mereka berkata,”Ini Allah yang menciptakan
makhluk, lalu siapakah yang menciptakan Allah? Lalu Allah menurunkan ayat ini
sebagai jawaban kepada mereka. Telah disebutkan orang yang berkata,”Allah
menurunkan ayat ini sebagai jawaban atas pertanyaan tentang nasab Allah
Tabaraka Wa Ta’ala.[4]
·        
Menurut Ibnu Katsir
وَقَالَ
عِكْرِمَةُ: لَمَّا قَالَتِ الْيَهُودُ: نَحْنُ نعبد عُزيرَ ابْنَ اللَّهِ.
وَقَالَتِ النَّصَارَى: نَحْنُ نَعْبُدُ الْمَسِيحَ ابْنَ اللَّهِ. وَقَالَتِ
الْمَجُوسُ: نَحْنُ نَعْبُدُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ. وَقَالَتِ الْمُشْرِكُونَ:
نَحْنُ نَعْبُدُ الْأَوْثَانَ -أَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ}
Berkata Ikrimah,”Kaum Yahudi
berkata,” Kami menyembah ‘Uzair putra Allah, dan kaum Nashara berkata,” Kami
menyembah Al-Masih putra Allah, berkata kaum Majusi,”Kami menyembah matahari dan
bulan,  serta berkata kaum Musyrikin,”
Kami menyembah patung berhala”- kemudian Allah menurunkan ayat ini:
{قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ}
“ Katakanlah Dia-lah Allah Yang Maha Esa” (QS. Al-Ikhlas:1)
·        
Menurut Muhammad An Nawawi
Al-Bantani
Beliau menyebut hadits yang bersumber dari Ibnu Abbas,
أن عامر
بن الطفيل وأربد بن ربيعة أتيا النبي صلّى الله عليه وسلّم فقال عامر: إلى من
تدعونا يا محمد؟ فقال: «إلى الله تعالى» قال: صفه لنا أمن ذهب هو، أم من فضة، أم
من حديد، أم من خشب؟ فنزلت هذه السورة، وأهلك الله تعالى أربد بالصاعقة، وعامر بن
الطفيل بالطاعون
Bahwasanya ‘Amir bin Thufail dan
Arbad bin Rabi’ah datang kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wasallam, lalu
berkata ‘Amir,” Kepada siapakah kita berdoa wahai Muhammad?” lalu Rasulullah
bersabda,” Kepada Allah”, lalu ia bertanya lagi, “ Gambarkan kepadaku terbuat
dari apakah Dia, emas, perak, besi atau kayu? Lalu turunlah surat ini, dan
Allah membinasakan Arbad dengan sebuah suara yang keras, dan ‘Amir bin Thufail
dengan penyakit Tha’un”.[5]
C.     
Mengapa Surat Ini
Dinamakan Surat Al Ikhlas?
Fakhruddin Ar Razi dalam tafsir Mafatih Al-Ghaib beliau menyebutkan,
salah satu nama surat ini adalah Al-Ikhlas ( الاخلاص
) dengan memberikan keterangan:
وَلِأَنَّ
مَنِ اعْتَقَدَهُ كَانَ مُخْلِصًا فِي دِينِ اللَّهِ، وَلِأَنَّ مَنْ مَاتَ
عَلَيْهِ كَانَ خَلَاصَهُ مِنَ النَّارِ
“Barangsiapa yang berkeyakinan secara
ikhlas dalam agama Allah, dan orang yang wafat dalam agama Allah ia akan
terbebas dari api neraka”. [6]
Artinya memurnikan tauhid dan keyakinan dalam berketuhanan hanya kepada
Allah, tidak kepada yang lain, atau menyamakan Allah dengan yang lain. Dan
orang yang wafat dalam bertauhid ia akan diselamatkan dari siksa neraka.
D.     
Keutamaan Surat Al
Ikhlas
·        
Setara dengan sepertiga
Al-Qur’an
Hadits yang bersumber dari Qatadah bin Nu’man saat seseorang shalat pada
malam hari dengan membaca surat Al Ikhlas dan tidak membaca yang lain lalu nabi
bersabda:
وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ
“Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya sesungguhnya ia (surat Al
Ikhlas ) setara dengan sepertiga Al-Qur’an” (HR. Bukhari No. 4627)
Dalam riwayat Imam Ahmad juga menyebutkan:
 عن
أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَجُلا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي
جَارًا يَقُومُ اللَّيْلَ لا يَقْرَأُ إِلا قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ كَأَنَّهُ
يُقَلِّلُهَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: ” وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهَا
لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ
“Dari Abu Said Al Khudri menceritakan, ada seseorang yang
berkata kepada Rasulullah,” Aku memiliki tetangga yang shalat malam tidak
membaca surat lain selain Qul Huwallahu Ahad, seperti ia menyederhanakan
shalatnya. Maka Nabi bersabda,”
Demi Dzat yang jiwaku berada
ditangan-Nya sesungguhnya ia (surat Al Ikhlas ) setara dengan sepertiga
Al-Qur’an”. (Musnad Ahmad No. 10965)
·        
Surat perlindungan dari
segala marabahaya
وعَنْ
عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى
إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ
فِيهِمَا قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ
أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ
يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ
يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاثَ مَرَّاتٍ
Dari Aisyah Radhiyallahu anha, bahwa Nabi Shalallah alaihi wasallam jika
hendak tidur setiap malamnya beliau mengumpulkan kedua telapak tangan, kemudian
meniupkan pada keduanya, dan membaca,” Qul Huwallahu Ahad, Qul A’uzubirabbil
Falaq, dan Qul A’uzubirabbinnas lalu mengusapkan sebisa mungkin keseluruh badan
dimulai dari kepala lalu ke wajah dan keseluruh tubuh sebanyak tiga kali”. (HR.
Bukhari No. 4630)
·        
Barangsiapa yang membaca
Surat Al Ikhlas akan dicintai Allah
وعَنْ
عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ رَجُلا
عَلَى سَرِيَّةٍ وَكَانَ يَقْرَأُ لأَصْحَابِهِ فِي صَلاتِهِمْ فَيَخْتِمُ بِقُلْ
هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ فَلَمَّا رَجَعُوا ذَكَرُوا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ سَلُوهُ لأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ فَسَأَلُوهُ
فَقَالَ لأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ وَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللَّهَ
يُحِبُّهُ رواه البخاري 6827
Dari Aisyah bahwasanya Nabi Shalallahu alaihi wasallam
mengutus seorang laki-laki  kepada
rombongan pasukan, orang tersebut membaca Qul Huwallahu Ahad pada setiap akhir
shalatnya. Saat ia kembali, orang-orang menyebutkannya kepada Rasulullah
Shalallahu Alaihi wasallam, dan beliau bersabda,”Tanyakan kepadanya, mengapa ia
lakukan hal tersebut?”. lalu mereka bertanya kepada laki-laki tersebut dan ia
menjawab,”Karena surat Al-Ikhlas adalah sifat Ar Rahman dan aku cinta untuk
membacanya. Lalu Rasulullah bersabda,” Kabarkan kepada laki-laki tersebut,
bahwasanya Allah mencintainya.” (HR.Bukhari No. 6827)
·        
Berhak mendapat Syurga
و
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَ
رَجُلا يَقْرَأُ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ فَقَالَ وَجَبَتْ قَالُوا يَا رَسُولَ
اللَّهِ مَا وَجَبَتْ قَالَ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
.
Dan dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi
wasallam mendengar seseorang membaca Qul Huwallahu Ahad, lalu beliau bersabda,”
Wajabat”. Para sahabat bertanya,” Apakah makna wajabat wahai Rasulullah?”,
beliau menjawab,”Wajib untuknya syurga”. (HR. Ahmad No. 7669)
E.      
KANDUNGAN UMUM SURAT
AL IKHLAS
Menurut Ibnu Asyur, kandungan surat Al Ikhlas adalah sebagai
berikut:[7]
a.      
Mengukuhkan Ke-Esaan Allah
b.     
Mensucikan Allah dari
sifat-sifat yang tidak layak untuk Allah
c.      
Menegaskan bahwa Allah
adalah Dzat yang tidak memiliki keturunan dan tidak pula berasal dari makhluk
lain, seperti tuduhan kaum Nasrani dan Yahudi.
d.     
Menguatkan bahwa Allah
tidak ada yang bisa menyamai-Nya dalam segala hal.
والله أعلم



[1] Al
Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an, 20/244
[2]
Sirajuddin Amr bin Ali, Al-Lubab Fi Ulum Al Kitab, 20/559
[3]
Muhammad An Nawawi Al-Bantani, Murah Labid, 2/678
[4]
Tafsir AT Thabari, 24/687
[5]
Muhammad AN Nawawi Al- Bantani, Murah Labid, 2/678
[6]
Fakhruddin Ar Raji, Mafatih Al Ghaib, 32/357
[7]
Ibnu Asyur, At Tahrir wa tanwir, 30/612

Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top