Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng. Kami mencoba mengulas sedikit tentang Pengertian Lengkap Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Dongeng atau Karya Sastra.
Kesusastraan berarti segala tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah.
Dalam kehidupan masayarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu :
- Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca/peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi.
- Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya.
- Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra.
- Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
- Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya.
- Prosa, bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh aturan-aturan seperti dalam puisi.
- Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan habasa yang singkat dan padat serta indah. Untuk puisi lama, selalu terikat oleh kaidah atau aturan tertentu, yaitu :
- Jumlah baris tiap-tiap baitnya,
- Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap kalimat atau barisnya,
- Irama, dan
- Persamaan bunyi kata.
- Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang, serta disajikan menggunakan dialog atau monolog.
- Prosa liris, bentuk sastra yang disajikan seperti bentuk puisi namun menggunakan bahasa yang bebas terurai seperti pada prosa.
- Dilihat dari isinya, sastra terdiri atas 4 macam, yaitu :
- Epik, karangan yang melukiskan sesuatu secara obyektif tanpa mengikutkan pikiran dan perasaan pribadi pengarang.
- Dramatik, karya sastra yang isinya melukiskan sesuatu kejadian(baik atau buruk) denan pelukisan yang berlebih-lebihan.
- Lirik, karangan yang berisi curahan perasaan pengarang secara subyektif.
- Didaktif, karya sastra yang isinya mendidik penikmat/pembaca tentang masalah moral, tatakrama, masalah agama, dll.
- Dilihat dari sejarahnya, sastra terdiri dari 3 bagian, yaitu :
- Kesusastraan Lama, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama dalam sejarah bangsa Indonesia. Kesusastraan Lama Indonesia dibagi menjadi : Kesusastraan zaman purba, Kesusastraan zaman Hindu Budha, Kesusastraan zaman Islam, dan Kesusastraan zaman Arab – Melayu.
- Kesusastraan Peralihan
- Kesusastraan Baru, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat baru Indonesia.
- Kesusastraan Baru mencangkup kesusastraan pada Zaman :
- Balai Pustaka / Angkatan ‘20
- Pujangga Baru / Angkatan ‘30
- Jepang
- Angkatan ‘45
- Angkatan ‘66
- Mutakhir / Kesusastraan setelah tahun 1966 sampai sekarang
Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
- Tema dan Amanat
- Tokoh dan Penokohan
- Alur dan Pengaluran
- Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.
- Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.
- Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.
- Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.
- Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.
- Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.
- Latar/Setting dan Pelataran
- Sudut Pandang
Tema adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang ditampilkan dalam karangannya
B. AMANAT
Amanat adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap hidup
C. PLOT/ALUR
Plot/Alur adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir. Alur/Plot memiliki tahapan sebagai berikut :
- Tahap perkenalan/Eksposisi adalah tahap permulaan suatu cerita yang dimulai dengan suatu kejadian, tetapi belum ada ketegangan (perkenalan para tokoh, reaksi antarpelaku, penggambaran fisik, penggambaran tempat)
- Tahap pertentangan /Konflik adalah tahap dimana mulai terjadi pertentangan antara pelaku-pelaku (titik pijak menuju pertentangan selanjutnya)
- Konflik internal adalah konflik yang terjadi dalam diri tokoh.
- Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi di luar tokoh(konflik tokoh dengan tokoh, konflik tokoh dengan lingkungan, konflik tokoh dengan alam, konlik tokoh denganTuhan dll)
- Tahap penanjakan konflik/Komplikasi adalah tahap dimana ketegangan mulai terasa semakin berkembang dan rumit (nasib pelaku semakin sulit diduga, serba samar-samar)
- Tahap klimaks adalah tahap dimana ketegangan mulai memuncak (perubahan nasip pelaku sudah mulai dapat diduga, kadang dugaan itu tidak terbukti pada akhir cerita)
- Tahap penyelesaian adalah tahap akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Ada pula yang penyelesaiannya diserahkan kepada pembaca, jadi akhir ceritanya menggantung, tanpa ada penyelesaian.
- Alur Maju adalah peristiwa –peristiwa diutarakan mulai awal sampai akhir/masa kini menuju masa datang.
- Alur Mundur/Sorot Balik adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian penutup diutarakan terlebih dahulu/masa kini, baru menceritakan peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan/masa lalu salah satu tokoh.
- Alur Gabungan/Campuran adalah peristiwa-peristiwa pokok diutarakan. Dalam pengutararaan peristiwa-peristiwa pokok, pembaca diajak mengenang peristiwa-peristiwa yang lampau,kemudian mengenang peristiwa pokok ( dialami oleh tokoh utama) lagi.
Perwatakan adalah bagaimana pengarang melukiskan watak tokoh
- Analitik adalah pengarang langsung menceritakan watak tokoh.
- Dramatik adalah pengarang melukiskan watak tokoh dengan tidak langsung. Bisa melalui tempat tinggal,lingkungan,percakapan/dialog antartokoh, perbuatan, fisik dan tingkah laku, komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu, jalan pikiran tokoh.
- Campuran adalah gabungan analitik dan dramatik. Pelaku dalam cerita dapat berupa manusia , binatang, atau benda-benda mati yang diinsankan
- Pelaku utama adalah pelaku yang memegang peranan utama dalam cerita dan selalu hadir/muncul pada setiap satuan kejadian.
- Pelaku pembantu adalah pelaku yang berfungsi membantu pelaku utama dalam cerita.Bisa bertindak sebagai pahlawan mungkin juga sebagai penentang pelaku utama.
- Pelaku protagonis adalah pelaku yang memegang watak tertentu yang membawa ide kebenaran.(jujur,setia,baik hati dll)
- Pelaku antagonis adalah pelaku yang berfungsi menentang pelaku protagonis (penipu, pembohong dll)
- Pelaku tritagonis adalah pelaku yang dalam cerita sering dimunculkan sebagai tokoh ketiga yang biasa disebut dengan tokoh penengah.
Latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita.
- Latar tempat adalah latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi (di sekolah, di kota, di ruangan dll)
- Latar waktu adalah kapan cerita itu terjadi ( pagi, siang,malam, kemarin, besuk dll)
- Latar suasana adalah dalam keadaan dimana cerita terjadi. (sedih, gembira, dingin, damai, sepi dll)
Sudut pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita.
- Sudut pandang orang kesatu adalah pengarang berfungsi sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam cerita, terutama sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya(aku, saya, kata ganti orang pertama jamak : kami, kita)
- Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang berada di luar cerita, ia menuturkan tokoh-tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya (ia, dia, mereka,kata ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain)
- Latar Belakang Penciptaan adalah kapan karya sastra tersebut diciptakan
- Kondisi masyarakat pada saat karya sastra diciptakan adalah keadaan masyarakat baik itu ekonomi, sosial, budaya,politik pada saat karya sastra diciptakan
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.