Ludwig Mies van der Rohe |
tokoh arsitektur modern di jamannya, terkenal dengan idiom yang menjadi
jargon fenomenal ‘less is more’. Meskipun bukan Mies yang pertama-tama
menemukan idiom ini, ungkapan less is more menjadi filosofi penting dalam
bangunan Mies. Hubungan bidang, lantai dan atap yang datar yang diisi dengan
dinding transparan atau dinding-dinding solid yang ditata membentuk ruang pada
fransworth house dan barcelona pavilion, adalah contoh yang unik dalam
menjelaskan filosofi ini.
bahasa. Mengapa? Karena seseorang harus menguasi tata bahasa atau grammar untuk
mengekpresikan dirinya dengan jelas. Baru kemudian orang dapat berbicara
tentang hal-hal keseharian, hal-hal yang logis dan jika dia seorang penyair dia
dapat menceritakan suatu hal dengan artistik. Bahasa dalam arsitektur dibentuk
oleh komposisi dan proporsi. Seorang yang mempelajari arsitektur harus menguasai
pula dua hal ini untuk bisa menciptakan bangunan yang jelas bahasa melalui
bentuk. Menurut Mies, dalam arsitektur, proporsi tidak selalu tentang proporsi
benda-benda, tapi proporsi yg ada di antara benda-benda juga penting diperhatikan.
Barcelona pavilion, 1929
|
Mempelajari komposisi maupun proporsi membutuhkan
proses latihan dan eksperimen. Karya-karya yang bagus ditentukan dari kepiawan
seorang arsitek dalam mengolah komposisi dan mengatur proporsi. Sebaliknya karya-karya
yang biasa saja atau yang tidak menarik biasanya disebabkan kurangnnya penguasaan
arsitek pada proporsi dan pengolahan komposisi, ibaratnya seperti orang yang berbicara
tidak jelas karena kurang menguasai tata bahasa. Bahkan desain sebuah bangunan
pun harus menunjukkan sebuah maksud atau makna tertentu, bukan bahasa bentuk yang
tidak jelas arah tujuannya. Sialnya tidak banyak yang belajar dan mengerti
bahasa arsitektur, apalagi proses ini ‘di-skip’ dengan teknik olah render
digital. Asal renderannya bagus lalu dibilang orang bagus. Sementara orang yang
bilang bagus sebenarnya juga tidak mengerti bahasa arsitektur. Pendapat orang
ini yang terkadang membuat arsitek berhenti dalam proses menemukan bahasa arsitektur
terbaiknya.
mencapai harmoni antara konsep utama dengan semua elemen. Pada arsitektur Gotik
misalnya, setiap detail membantu memancarkan tema yang diusung. Mies pun berkata, konstruksi mengikuti kepada aturan-aturan dasar dan tidak bisa menjadi representasi sebuah tema atau
makna. Untuk mengekspresikan makna kita perlu bicara tentang struktur. Konstruksi
bicara tentang fakta sementara struktur memberikan fakta tersebut sebuah makna.
Baca juga:
Mies Van Der Rohe (bag. 2/2): ‘Less is More’ dan Semangat Zaman
Sumber: Michael Blackwell
Image: Dezeen
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.