Topic : Business
By Ari Satriyo Wibowo
Kadang kita begitu terpukau dengan seekor burung Rajawali yang terbang tinggi nun jauh di angkasa. Ia terbang dengan gagahnya seolah tanpa perlu mengepakkan sayap lagi.
Tetapi banyak yang lupa bahwa Rajawali itu pun pernah mengalami masa-masa untuk belajar terbang yang cukup lama. Agar dapat terbang si Rajawali harus mengepakkan sayapnya kuat-kuat agar tubuhnya dapat terangkat ke atas. Upaya tersebut sungguh tidak mudah karena ia harus menemui beberapa kegagalan terlebih dulu. Setelah beberapa kali uji coba mampu lah si Rajawali terbang ke angkasa. Mula-mula dalam jarak pendek dan ketinggian rendah hingga akhirnya dapat terbang jarak jauh dan membubung di atas awan.
Pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa itu, hendaknya kita jangan silau melihat kesuksesan orang lain. Sebab pasti saat merintis usaha orang tersebut pasti mengalami masa-masa jatuh bangun terlebih dahulu.
Dan dalam kaitannya dengan “mengepakkan sayap dahulu”, seseorang dalam membangun usaha hendaknya mengandalkan kekuatan dirinya sendiri. Janganlah terlalu menggantungkan diri pada orang lain. Seperti dalam hal permodalan dan sebagainya. Sebisa mungkin semua diupayakan dari kekuatan diri sendiri.
Pelajaran kedua adalah dalam olahraga beladiri. Seorang yang telah mencapai Dan I, Dan II atau Dan III pasti harus bersusah payah terlebih dulu. Ia harus mengenakan sabuk putih, kuning, hijau, cokelat hingga ke sabuk hitam sebelum berhak menyandang gelar Dan I. Setiap kali naik tingkat ia harus menghadapi pertarungan hebat terlebih dahulu. Tak jarang ia dijatuhkan lawan dalam duel itu. “Setiap kali kamu dijatuhkan lawan kamu harus berusaha bangkit lagi,” demikian gurunya mengajarkan.
Pelajaran dari kisah itu adalah dalam berbisnis kadang-kadang kita mengalami kekalahan dalam persaingan atau bahkan kerugian. Apabila itu terjadi maka seorang entrepreneur harus mampu bangkit lagi dengan semangat baru dan ide-ide baru. Dengan begitu ia akan menjadi seorang entrepreneur sejati yang tak terkalahkan.
Dua pelajaran berharga tersebut diceritakan Alexander Agung, 62 tahun, CEO PT Enzim Bioteknologi Internusa. Ia seorang wirausahawan yang pernah gulung tikar ketika membangun bisnis pasta gigi tahun 1982. Tetapi kemudian bangkit lagi tahun 1992 dengan memperkenalkan pasta gigi Enzim. Pelajaran tersebut diperoleh Alex dari sang ayah tercinta.
Bagaimana pendapat Anda?
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.