“Ma,
kenapa dedek Khanza dipakein popok? Kenapa Kakak nggak?” tanya Rachael ketika
melihat sepupunya sedang dipakein popok oleh mamanya.
“Biar
kalau dedek pipis, nggak berserakan dimana-mana. Dedeknya kan belum bisa
ngomong. Dulu waktu Kakak sekecil dedek juga Mama pakein popok. Tapi sejak
Kakak udah bisa ngomong, nggak Mama pakein lagi. Kakak kalau ngerasa mau pipis,
tau kan? Trus bilang ke Mama mau ke kamar mandi,” jelasku.
“Tapi
kemarin pas kita pergi, Kakak dipakein popok,” tanyanya lagi.
“Oh
iya, kalau pergi kadang Mama suka pakein Kakak popok juga, karena kalau
perginya agak jauh, trus Kakak kepengen pipis, dan kita nggak nemuin toilet,
Kakak bisa pipis dulu di popoknya,” jawabku.
“Mengapa
popok itu nggak tumpah pipisnya, Ma? Kalau pakai celana aja kenapa tumpah?
Emang apa bedanya popok sama celana yang kita pakai?” tanya Rachael lagi.
“Popok
sama celana itu memang beda Kakak. Kalau celana itu cuma selembar kain aja,
jadi langsung bocor air pipisnya. Kalau popok, itu di dalamnya ada bahan-bahan
yang bisa menghisap air pipisnya, jadi pipisnya nggak bisa tumpah,” jawabku
untuk kesekian kalinya.
“Mama
dulu waktu kecil juga dipakein popok ya sama Oma?” tanya si ceriwis lagi.
“Iya,
tapi popok yang Mama pake nggak sama dengan popok yang sekarang dipake dedek
dan Kakak. Sekarang popoknya udah bagus-bagus, ada yang bentuknya sama kayak
celana, ada yang bisa nampung pipis sampai berkali-kali, trus ada juga yang
nggak bikin ruam popoknya,” jelasku panjang lebar.
“Emang
popok Mama kayak gimana? Ruam popok itu apa Mama?” tanyanya lagi.
“Yuk,
mama cerita sambil tidur siang aja, ntar Mama ceritain gimana sejarah popok
itu, apa ruam popok, serta bahayanya ruam popok itu,” jawabku sambil mengajak
si Kakak masuk ke kamar tidur.
***
Si Rachael memang anak yang
ceriwis dan suka banget bertanya tentang berbagai hal yang dilihatnya. Seperti
saat ini, saat ia melihat sepupunya dipakaikan popok. Dari situ saja dia sudah
bisa mengajukan ratusan pertanyaan, yang kadang butuh kesabaran dan sedikit
memutar otakku untuk menjawabnya, karena aku harus menyesuaikan kalimatnya agar
lebih sederhana dan bisa dipahami oleh si kecil. Keceplosan memberikan jawaban
yang bahasannya agak tinggi, seperti ruam popok dan bahaya ruam popok saja,
sudah bisa menjadi pertanyaan selanjutnya, yang harus siap-siap dijawab,
hehehe….
Untungnya ini bisa menjadi
kesempatan juga bagiku untuk sekalian mengajaknya tidur siang. Jadi, sambil
kita tiduran, saya pun menceritakan sejarah popok dan ruam popok – bukannya
dongeng anak-anak, hihi. Kalau saya ceritanya bukan mendongeng, biasanya
beberapa informasi saya gali dari internet, dan tak jarang ini malah menambah
wawasanku mengenai berbagai hal yang sebelumnya tidak kuketahui. Begitulah si
kecil, terkadang ia suka mendengarkan cerita yang menurutku cukup ‘berat’ untuk
anak seusianya. Kalau di tengah cerita ada yang ia tak mengerti, biasanya ia
akan menyela untuk bertanya.
Sejarah Popok
Dulu, belum ada popok celana
seperti sekarang. Orang-orang masih menggunakan popok yang terbuat dari kain.
Bentuknya persegi, yang diberi tali di kedua ujung kainnya, yang berguna
sebagai pengikat popok tersebut. Awalnya popok menggunakan peniti untuk
mengaitkan dan mengikat popoknya, namun kemudian diganti dengan tali. Karena
terbuat dari kain, popok ini bisa dicuci pakai, hingga berkali-kali. Jadi popoknya
masih bisa dipakai untuk adik-adiknya yang lain, selama popok tersebut masih
bagus dan tidak sobek.
Setelah itu, ada sebuah perusahaan
di Swedia yang menciptakan popok sekali pakai. Mereka membuat popok dari celana
karet, dan di dalamnya dimasukkan lembaran tisu. Namun karena popok model ini
masih dirasa belum praktis, seorang ibu di Amerika yang kerepotan mengganti
popok anaknya berkali-kali, akhirnya membuat inovasi popok anti-air dengan
menambahkan lembaran plastik ke dalam popok tersebut.
Semakin ke sini, setiap orang dan
perusahaan terus membuat berbagai inovasi terhadap popok, mulai dari bahannya,
fungsinya, serta berbagai fitur yang dapat membuat bayi menjadi lebih nyaman,
dan tidak menyebabkan ruam popok, yang dapat membahayakan kesehatan si kecil.
Ruam Popok dan Bahaya yang
Mengintai
Bahaya dari ruam popok |
Ruam popok atau bahasa kerennya diaper
rash, adalah iritasi dan peradangan kulit pada bayi akibat penggunaan
popok. Bahasa sederhana untuk dijelaskan pada si kecil adalah saat kulit terasa
tidak nyaman, bisa karena gatal, kulitnya kering, atau ada kemerahan di
kulitnya, bahkan luka lecet. Itu merupakan tanda-tanda terjadinya ruam popok.
Terjadinya tentu saja di area yang dipakaikan popok tersebut. Kasihan kan si
kecil yang belum bisa ngomong. Jadi kita sebagai orang tua yang harus peka dan
mengetahui tanda-tanda ruam popok pada si kecil.
Walaupun kelihatannya sepele,
namun jika ruam popok dibiarkan begitu saja, dapat membahayakan kesehatan si
kecil, lho! Akibatnya dapat terjadi infeksi jamur dan bakteri pada kulitnya,
serta bayi dapat mengalami demam. Begitupun dengan ruam popok yang terjadi
berulang-ulang, dapat mengakibatkan infeksi jamur pada kulit bayi yang tertutup
popok tersebut mengalami hiperpigmentasi atau warna kulitnya akan menggelap,
dan ini sifatnya bisa permanen.
Penyebab Ruam Popok
1.
Terjadinya Gesekan
Kulit bayi yang tipis dan masih
sensitif yang bergesekan dengan bahan popok yang kurang nyaman, tentu dapat
menyebabkan kulit bayi lecet, sehingga terjadi iritasi dan ruam popok.
2.
Jarang mengganti popok
Popok sekali pakai tentu saja
tujuannya bukan untuk dipakai seharian, atau cuma dua kali ganti seperti
layaknya celana dalam. Entah sudah berapa kali anak pipis di popok, dan tentu
saja popok tersebut harus diganti, agar popok yang lembab tidak menyebabkan
infeksi jamur pada kulit.
3.
Lama mengganti popok yang terkena pup
Walaupun popok baru dipakai
beberapa menit, namun jika sudah terkena pup bayi, mesti segera diganti.
Karena kulit yang terlalu lama kontak dengan pup, dapat menyebabkan
iritasi dan infeksi bakteri pada kulit bayi.
4.
Karet popok yang terlalu kencang
Seperti layaknya kita orang
dewasa, menggunakan celana yang karetnya terlalu kencang, tentu saja tidak
nyaman, bahkan dapat menimbulkan gatal, lecet, dan iritasi. Begitu pun dengan
popok untuk bayi. Popok yang terlalu ketat, apalagi karetnya keras dan kencang,
dapat menimbulkan panas, iritasi, hingga ruam pada kulit bayi. Biasanya ini
terjadi di bagian pinggang, dan pangkal paha.
Berdasarkan pengalaman saya
pribadi, popok bayi harus sering diganti, maksimal 4 jam sekali. Seperti yang
pernah dijelaskan oleh salah satu dokter spesialis anak, yaitu dr. S.T. Andreas
Cristan Leyrolf, M.Ked (Ped), Sp.A.
“Umumnya, popok yang dikenakan pada bayi perlu diganti
setiap 3-4 jam sekali. Hal ini untuk menghindari kontak yang terlalu lama dengan
urin dan feses yang dapat meningkatkan pH basa pada kulit”.
Jika sebelum jadwal mengganti
popok tiba, namun bayi terlihat tidak nyaman dan rewel, karena popok yang
digunakannya terasa penuh atau bocor, maka sebaiknya segeralah mengganti
popoknya. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi lebih mudah rewel dan terbangun di
saat tidur. Ketika bayi mengalami gangguan saat tidur, maka Ibu juga otomatis
akan terbangun karena harus kembali menidurkan si kecil.
For your information, bayi yang mengalami gangguan tidur, tidur tidak pulas,
dan sering terbangun, dapat mengganggu tumbuh kembangnya lho! Karena kualitas
tidur bayi sangat berperan dalam perkembangan dan maturasi otaknya. Menurut
IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), periode tidur yang ideal bagi bayi berusia
hingga 1 tahun adalah 14 hingga 15 jam. Sedangkan, untuk bayi usia 1 hingga 3
tahun adalah 12 jam. Dari waktu tidur ini, periode terlama tidur bayi adalah
saat istirahat malam hari, yaitu selama 8 jam. Namun, periode tidur di malam
hari ini sering terganggu karena bayi ingin menyusu, dan atau terbangun karena
tidak nyaman sebab popoknya sudah penuh dan bocor.
Hal ini menyebabkan kualitas tidur
bayi berkurang, dan bayi gampang rewel. Tak hanya pada bayi, kualitas tidur Ibu
pun ikut terganggu, karena harus sering terbangun untuk mengganti popok bayi.
Padahal, Ibu juga butuh waktu tidur yang cukup untuk memproduksi ASI, dan
mencegah masalah nifas selama periode postpartum. Bisa dilihat kan, dari
masalah yang terlihat sepele, ternyata bisa berimbas ke berbagai hal, yang bisa
saja menjadi masalah yang lebih besar nantinya, jika tidak segera diatasi.
Jadi, jika Ibu sudah melihat ada tanda-tanda ruam popok pada si kecil,
sebaiknya segera konsultasi ke dokter ya.
Tips Memilih Popok Bayi yang Tepat
dan Nyaman
Untuk menghindari ruam popok yang
dapat mengganggu kesehatan, serta kualitas tidur bayi dan juga ibunya, yang
dapat berdampak pada perkembangan bayi dan kesehatan Ibu, maka ada baiknya
untuk orang tua, terutama ibu untuk lebih selektif lagi dalam memilih popok
untuk bayi. Berikut beberapa tips dalam memilih popok bayi yang tepat dan
nyaman.
1. Ketahui jenis kulit bayi
Tiap bayi memiliki jenis kulit beragam. Ada yang normal dan ada yang
sensitif. Para ibu mestinya mengetahui jenis kulit dari bayinya masing-masing
ya. Untuk itu, saat akan memilih popok untuk bayi, ibu harus mengetahui, apakah
popok tersebut cocok untuk kulit bayinya, terutama bayi kulitnya sensitif, yang
cenderung lebih mudah teriritasi.
2. Ketahui ukuran popok bayi
Nah, ukuran popok juga penting untuk diketahui. Bayangkan, jika ukuran baju
Ibu L, trus dipaksa memakai yang ukuran S, atau sebaliknya, pasti nggak nyaman
banget kan. Begitu pula dengan popok bayi. Pilihlah popok yang ukurannya pas,
nggak kegedean dan nggak kekecilan. Jika kekecilan, nanti kulit bayinya bisa
iritasi, sedangkan jika kegedean dan longgar, popoknya bisa bocor saat anak
aktif bergerak.
3. Ketahui daya serap popok
Dengan semakin majunya teknologi saat ini, termasuk dalam urusan
perpopokan, maka sudah tersedia juga popok dengan berbagai macam tingkat daya
serapnya. Seberapa besar daya serap dan juga daya tampung popok sangat penting
untuk diketahui para ibu demi kenyamanan bayinya.
4. Ketahui fitur popok
Masing-masing popok memiliki fiturnya tersendiri. Ada yang memiliki
sirkulasi udara yang baik, yang cepat menyerap, daya tampung besar, tidak mudah
lembab dan iritasi, dan lain sebagainya. Sebaiknya ketahui semua fitur-fitur
yang ada pada popok. Pilihlah popok dengan fitur yang lengkap, yang dapat
membuat bayi nyaman saat memakainya.
5. Ketahui bahan inti popok
Agar cairan bisa diserap dengan baik oleh popok, tentu dibutuhkan
bahan-bahan inti yang mendukung struktur yang terdapat pada bagian dalam popok.
For your information, saat ini sudah ada teknologi terbaru sebagai bahan
inti struktur penyusun popok, yang SAP (Super Absorbent Polymer) yang berfungsi
untuk mengunci cairan, dan membantu menyebarkan cairan secara merata. Jadi,
nggak hanya daya serap tinggi dan daya tampung yang besar, namun penyebaran
yang merata juga perlu diperhatikan. Jangan sampai anak memakai popok yang
terlihat ‘gundal gandul’ dan ‘bergelayut manja’ karena cairannya berat di
tengah, hehe.
MAKUKU SAP
Diapers Slim
MAKUKU SAP Diapers Slim |
Salah satu popok yang menjadi
rekomendasi adalah MAKUKU Diapers, karena banyak fitur-fitur yang
menjadikan popok ini menjadi popok andalan yang membuat bayi nyaman selama
menggunakannya. MAKUKU selalu menciptakan berbagai inovasi baru terhadap produk
popoknya. Walaupun selama ini sudah memiliki fitur popok yang bagus, namun
MAKUKU selalu melakukan upgrade terhadap fitur popoknya, sehingga
menjadi lebih baik dan bagus, yang membuat bayi lebih nyaman lagi.
Produk popok terbaru yang
dikeluarkan MAKUKU adalah MAKUKU SAP Diapers Slim. Produk ini
sudah di-upgrade dari versi sebelumnya, dimana MAKUKU SAP Diapers Slim
sudah menggunakan teknologi SAP sebagai bahan inti strukturnya. MAKUKU SAP
Diapers Slim menjadi pelopor popok dengan teknologi bahan inti terbaru,
menggunakan struktur SAP. Teknologi pada popok ini juga dapat menjadi salah
satu solusi yang dapat membantu para ibu di Indonesia untuk mengatasi ruam
popok pada bayi.
Fitur-Fitur Unggulan MAKUKU SAP Diapers Slim
Teknologi SAP
(Super Absorbent Polymer)
Seperti yang sudah dijelaskan di
atas, teknologi terbaru untuk bahan inti struktur MAKUKU SAP Diapers Slim sudah
mengunakan SAP (Super Absorbent Polymer). Bahan ini mampu menyerap cairan
dengan lebih maksimal. Hal ini membuat daya tampung dan daya serap MAKUKU SAP
Diapers Slim lebih besar, dan mampu mengunci cairan dengan baik sampai 500ml,
sehingga tidak terjadi osmosis balik. Dengan begitu permukaan popok tetap
kering, dan kulit bayi pun terhindar dari risiko ruam popok.
Tipis
Tingkat ketebalan MAKUKU SAP
Diapers Slim hanya 1,6mm. Ini membuat popok ini terbilang tipis, dan tentunya
juga ringan bagi bayi. Si kecil bisa bebas bergerak dan bermain tanpa terganggu
oleh popok yang dipakainya. Dengan begitu, si kecil dapat bermain dengan lincah
dan senang ke sana kemari seharian. Si kecil senang, Ibu pun bahagia.
Anti-gumpalan
Dengan teknologi SAP, MAKUKU SAP
Diapers Slim mampu membuat cairan menyerap dengan merata, dan tidak menggumpal
di satu titik. Hal ini membuat MAKUKU Diapers tetap kering di bagian
pemukaannya. Sehingga risiko terkena ruam popok dapat dihindari.
Daya Serap Besar
Selain teknologi SAP yang membuat
daya serap popok lebih besar, bahan inti permukaan MAKUKU SAP Diapers Slim yang
terbuat dari non-woven fabric hot air, juga ikut membantu penyerapan cairan
menjadi lebih cepat, sehingga permukaan popok tetap kering.
Bahan Lebih Lembut dengan Struktur
3D
Bagi luar permukaan MAKUKU SAP
Diapers Slim terbuat dari kain no-woven dengan lapisan anti bocor, sedangkan
bagian dalamnya terbuat dari kain non-woven dengan struktur permukaan 3D
berbentuk hexagonal. Desain benjolan ini dapat mengurangi kontak langsung
dengan kulit bayi, serta melancarkan sirkulasi udara, sehingga mengurangi kelembaban
dan iritasi pada kulit bayi. Di bagian pinggang, menggunakan bahan elastis atau
elastic rubber yang lembut, yang dapat ditarik dan fleksibel mengikuti
lekuk tubuh bayi. Bayi pun jadi lebih nyaman, serta nggak gatal dan iritasi saat
menggunakannya.
Permukaan Rongga Udara
Bagian permukaan MAKUKU SAP
Diapers Slim juga dilengkapi dengan fitur rongga udara, sehingga sirkulasi
udara dapat terjadi dari dua arah, namun tetap tidak menimbulkan kebocoran. Hal
ini dapat mengurangi panas dan lembab, serta mencegah terjadinya ruam merah
pada kulit bayi.
Heat Press Side
Untuk bagian penyambung kedua sisi
diaper yang tipe celana, pemasangannya bukan menggunakan lem, namun dikompresi
menggunakan alat ultrasonik. Sehingga pada bagian sambungan ini bahannya tetap
lembut, tidak terjadi pergesekan di pinggang bayi, merobeknya pun jadi lebih
mudah, dan mengurangi iritasi pada kulit bayi.
Anti-Bocor Samping
Bahan inti tidak sepenuhnya berada
di tengah-tengah lapisan bawah, namun juga terdapat di bagian sampingnya.
Sehingga dapat mengurangi kebocoran dari samping. Bagian tepinya yang didesain
membulat juga dapat membuat bayi lebih nyaman saat menggunakannya.
Indikator Urin
MAKUKU SAP Diapers Slim dilengkapi
dengan indikator urin. Jika dilihat, terdapat 3 garis kuning yang membujur di
bagian tengah diaper. Jika garis kuning ini berubah menjadi biru, ini
mengindikasikan bahwa popoknya sudah penuh. Jadi, jika jadwal ganti popoknya
belum tiba, namun indikator sudah menunjukkan bahwa popok sudah penuh,
sebaiknya segera diganti popoknya, agar tidak terjadi ruam popok.
Tape Pembuang (Khusus Tipe Celana)
Khusus untuk MAKUKU Diapers tipe
celana, terdapat disposal tape, yang berfungsi untuk merekatkan atau mengunci
popok, setelah popoknya digulung, sehingga memudahkan kita saat membuang
popoknya.
Bentuk U untuk Produk Newborn
(NB)
Khusus untuk MAKUKU SAP Diapers
Slim ukuran NB atau newborn, popoknya didesain berbentuk U di bagian tengah
depannya. Hal ini untuk mengurangi gesekan antara popok dengan tali pusar bayi
yang baru lahir.
Konsultasi Dokter Gratis
Sejak bulan Agustus 2022, MAKUKU
telah mengadakan program konsultasi dokter gratis bagi para Ibu di
Indonesia. Konsultasi Ibu dan Anak ini sebagai salah satu upaya MAKUKU
untuk memberikan edukasi perihal kesehatan Ibu dan Anak melalui MAKUKU Private
Consultation. Mengingat, hingga saat ini masih banyak Ibu yang mengalami
masalah dengan ruam popok. Dengan memberikan media untuk tanya dokter gratis,
diharapkan para Ibu dapat konsultasi seputar ruam popok, dan cara
pencegahan serta penanganan yang tepat bagi bayi mereka.
Untuk penyebaran informasi yang
lebih luas lagi, MAKUKU juga berkolaborasi dengan 10 rumah sakit di 10 kota
berbeda di Indonesia untuk mengedukasi masyarakat seputar kesehatan, mendukung
kesehatan bayi di masa pertumbuhannya, serta mengedukasi Ibu mengenai masalah
ruam popok bayi. Selama program ini berlangsung, yaitu dari tanggal 16 Desember
hingga 18 Desember 2022, MAKUKU akan membagikan popok bayi gratis kepada para
Ibu yang datang berkonsultasi ke salah satu dari 10 rumah sakit yang
berkolaborasi dengan MAKUKU, yaitu:
1. RS
St. Carolus di Jakarta
2. RSIA
Bina Medika di Tangerang
3. RS
Lira Medika di Karawang
4. RS
Hermina Pasteur di Bandung
5. RS
Hermina Pandanaran di Semarang
6. RSIA
Putri di Surabaya
7. RS
Mitra Medika Premiere di Medan
8. RSIA
Azzahra di Palembang
9. RSIA
Bunda Asy Syifa di Lampung
10. RSIA
Ananda di Makassar
Jadi untuk para Ibu yang khawatir
anaknya mulai tidak nyaman dengan popoknya, atau sedang mengalami masalah ruam
popok pada anaknya, yuk segera konsultasikan ke dokter. Selain mendapatkan
popok bayi gratis dari MAKUKU, Ibu yang berkunjung ke salah satu rumah sakit di
atas juga akan mendapat pendampingan langsung dari dokter spesialis anak dan
spesialis kulit. Sedangkan bagi Ibu-Ibu yang ingin segera mendapatkan produk
MAKUKU SAP Diapers Slim, produknya sudah tersedia secara offline di berbagai
supermarket dan toko baby shop, maupun secara online di berbagai e-commerce
yang ada di Indonesia.
Nah, untuk informasi lengkap
mengenai produk MAKUKU, konsultasi gratis, informasi seputar kesehatan Ibu dan
Anak, serta event, lomba, dan kegiatan lain yang sedang diselenggarakan oleh
MAKUKU, bisa baca di website resmi MAKUKU di https://makuku.co.id/id/, dan bisa juga follow akun media sosial dan official store MAKUKU di:
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.