Sore hari ditemani secangkir arabika dan buku unik nan keren.
—–
Film India selalu terlihat ingar-bingar. Musik yang bertalu-talu, lagu yang mendayu-dayu, barisan penari, kerumunan manusia, dan serombongan besar orang di belakang layar dan cerita. Semua tanpa serbakolosal.
Namun, menyukai film India adalah hal yang sama sekali berbeda. Lebih-lebih jika Anda tinggal di sebuah negeri semacam Indonesia yang bangsa penghuninya menderita rendah diri akut sekaligus snobisme dungu. Di tengah massa yang memuja secara membabi buta segala yang dibuat oleh Hollywood dan histeris berat terhadap semua hal yang berkait dengan rambut kejur dan kuning langsat, film India tiba-tiba jadi semacam gambar durjana. Seperti film porno, film India disukai sekaligus tidak disukai, dikonsumsi tapi dianggap terlalu kotor untuk dibincangkan, ditonton sendirian kemudian dihinakan di depan banyak orang.
Menonton film India, membahasnya, apalagi menuliskannya adalah semacam kerelaan menjadi–meminjam judul film garapan Mehmood tahun 1996–dushman duniya ka; sang musuh semesta.
(pengantar buku “AKU DAN FILM INDIA MELAWAN DUNIA” karya Mas Mahfud Ikhwan)
ditulis oleh Rijal Mumazziq Z
Posted by Penerbit imtiyaz,http://imtiyaz-publisher.blogspot.com/
Penerbit Buku Buku Islam.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.