Uncategorized

Ketahuilah Adab, lalu Amalkan!


                                                          


                                      Ketahuilah
Adab, lalu Amalkan!    

                                                Oleh
: Bana Fatahillah


            Imam
Syafii berkata, “Seluruh  tubuhku
bergetar, apabila aku mendengar satu hal tentang adab”. Lalu selanjutnya ia
ditanya, “bagaimana usahamu dalam mencari adab?”. ia menjawab, “aku mencarinya
layaknya seorang ibu yang mencari anak satu-satunya yang hilang. (dikutip dari
kitab tadzkirat al-Saami’ wa al-muta’allim fii adab al-‘Alim wa al-Muta’allim).

            Siang itu, setelah sholat jumat,
saya bersama beberapa rekan azheema  diajak oleh al-Ustadz Ziaul Haq, ketua Sahah
Indonesia Darrosah, dan juga salah seorang senior IKPM yang sedang menjalani
program magister di al-Azhar, untuk berziarah ke Makam para masyayikh al-Azhar
terdahulu. Diantara mereka ada Syeikh Abdullah al-Syarqowi, ia adalah grand
syeikh al-Azhar ke-8 , syeikh Muhammad Abduh, mufti pertama Mesir, dan juga masyayikh
lainnya yang termasuk auliya dan ulama kibar Azhar.

            Selesainya shalat Ashar dan dalam
perjalanan menuju makam Syeikh Jazuli, ust Zia dan ust Umar menepi ke pinggir
jalan hendak menemui seseorang yang duduk di pinggir jalan. Kamipun ikut menepi
untuk menemui orang tersebut. Dengan wajah yang cukup tua, pakaian yang
sederhana, serta tangan yang memegang al-Quran, pikiran ini berusaha
menebak-nebak siapakah orang ini. sempat terbenak, “apakah ini wali majdzub”,
seperti cerita dari ust Arif, yaitu seorang wali yang tidak mau dikenal dan
beliau bertempat dimana saja.

            Inti perkataan syeikh tersebut
adalah ; besok setelah Zuhur, kami diundang untuk makan bersama di Rumah beliau.
Setelah meminta doa dan ingin pamit izin duluan, kami, satu persatu mencium
tangan beliau. Ketika selesai mencium tangan beliau di orang terakhir, yaitu
saya, ia berkata menggunakan bahasa ammiyah bercampur fushah,
yang kurang lebih artinya :

“kamu
(menunjuk pada saya) dan kamu (teman saya) ini tidak mempunyai adab dan akhlaq
yang baik. Hati kamu kotor, karena tidak mau mencium tangan saya”. Beliau lalu
menjelaskan, “ada tiga orang yang kamu harus terima tangannya ketika bersalaman
; ayah, ibu, dan ‘aalim, yang mengajarkan kamu ilmu. Sementara kamu,
mencium seperti ini (sambil mencontohkan), hati kamu masih kotor dan tidak
mempunyai adab yang baik”. Ia mengucapkan untuk kedua kalinya.

            Karena saya masih disalahkan, ketika
bersalaman dengan beliau untuk kedua kalinya, saya pun mencari tau dimana letak
kesalahan saya selepas meninggalkannya. Setelah bertanya-tanya ditengah perjalanan,
ternyata saya  tidak berkecup seketika
mencium tangan beliau. Kecupan itu tidak sebatas menempelnya bibir pada tangan
mereka, tapi hadirnya suara “cuup” diakahir kecupan.

            Kata-kata syeikh tersebut masih
terbenak di kepala saya. Seakan saya adalah orang yang tidak beradab saat itu.
Dan ternyata setelah bertanya-tanya, beliau  adalah Syeikh Abdul Azhim, salah seorang masyayikh
hebat yang banyak digurui oleh beberapa mahasiswa Indonesia dalam membaca
al-Quran, salah satunya teman saya, Robi dan Hanif. Ia terkenal dengan
pendidikannya yang keras dan selalu berhasil dalam mendidik para muridnya.
Murid-muridnya banyak yang jadi karena didikannya. Ketika itu saya paham, ini
adalah adab yang baru saja saya tau, dan harus menjadi pengamalan yang benar.
            Memang
tidak salah ketika tidak bersalaman tangan dengan orang ‘alim dengan cara
seperti tadi. Namun inilah “adab”, ia tidak berbicara masalah benar atau salah,
melainkan itu tentang tepat, pas, cocok, atau tidak. Adablah yang selalu
menghiasi diri seseorang.

            Setelah  Maghrib, ditengah-tengah perjalanan pulangnya
kami ke Rumah, saya bercanda dengan ust zia dengan mengatakan, “Ustadz, ga usah
repot-repot nraktir kami, uang nya ditabung aja ustadz buat persiapan
antum nikah”. Seketika itu juga ia menjawab :

 “Rezeki itu ditabungnya bukan di celengan,
tapi kepada Allah. Rumusnya, rezeki sekarang, ya untuk sekarang. Masalah hari
esok atau kapan, itu kita tawakkal kan pada Allah SWT. Dahulu Rasulullah tidak
pernah memikirkan bagaimana rezeki saya esok hari. Tapi Beliau selalu
bertawakkal kepada Allah.”

“hiduplah
layaknya burung. Ketika terbang di Pagi hari ia tidak tau entah kemana ia harus
mencari makanan. tapi Ia selalu bertawakal kepada Allah SWT. Untuk mendapatkan
rizkinya. Entah rezekinya di Masjid Husein, Masjid Azhar, atau di pepohonan
Darrosah”.

            Ini adalah sebuah pelajaran yang
tidak bisa kita dapatkan di majlis-majlis dan di perkuliahan, melainkan dengan
berjalan dengan guru seperti inilah ilmu seperti ini akan hadir. Nasehat “suhbatu
ustadz” yang disampaikan oleh Imam Syafi’i inilah yang harus kita
amalkan. Bukan hanya dekat dengan guru ketika dalam majlis, namun dalam
jalannya, sedihnya, senangnya guru, kita harus selalu ada dengan beliau.

            Karena sudah letih dan capek, kami,
bersama ust Zia kembali ke rumah untuk makan malam dan beristirahat. Sembari
menunggu masakan yang belum selesai, kita berbincang-bincang mengenai banyak
hal. “ban, tadi sholat jumat dimana?”, tanya salah satu teman saya. “sholat di
Masjid Dardir, dan alhamdulillah cepet pek”. Seketika itu juga, “bana,
Dardir itu siapa?, kakak, adik, atau siapanya kamu”, ujar Ust Zia.

            Didalam hati saya berkata, “loh,
ust zia kok ga tau  Masjid Dardir ya”.
Sambil mencicipi sipsi, ust Zia berkata, “Kamu tuh, jangan menyebutkan
hanya sebatas masjid “Dardir” saja, itu tidak beradab. Karena kita me-nisbah-kan
hal tersebut dengan seorang ‘alim besar. Maka sebutlah, Masjid “Imam Dardir”,
Masjid “Sayyidina Husein”, dan lainnya. karena itu adalah adab kepada
ulama-ulama kita dalam menyebutkannya”.

            Setelah makan, kami duduk bersama
ust Zia untuk mencicipi satu bab dari kitab “Mafaahim yajibu an tusohhah”,
yaitu bab tawassul terhadap atsar Nabi Muhammad”. Ketika malam
mulai dingin, ust Zia menghentikan pelajarannya dan beristirahat di rumah kami.

            Sebelum beliau tidur, ia menyuruh
saya memijiti kepalanya. Dan karena keadaan beliau yang sangat letih, ia
terlelap tidur dalam pijitan saya. Sembari memijiti beliau, saya mencoba mem-flashback­
kejadian-kejadian hari ini, khususnya pelajaran-pelajaran adab yang
disampaikan kepada saya. Dari adab bersalaman kepada masyayikh, ketika bertemu
Syeikh Abdul Azhim, suhbatu ustadz, dan menyebutkan nama ulama, yang
disampaikan oleh ust Zia.

            Inilah semua tentang adab.
Prof.al-Attas dalam wawancaranya bersama Syeikh Hamzah Yusuf mengatakan, “Adab
tidak bisa sekedar kita dapatkan di Universitas, tempat kerja atau lainnya,
melainkan ia datang dari sebuah hikmah”. Al-Attas dalam konfrensi pendidikan
islam pertama pada taun 70-an juga mengatakan bahwa permasalahan utama umat
muslim sekarang adalah “loss of adab”.

            Ust Zia menasehati, bahwa orang yang
berilmu akan sia sia jika ia tidak beradab. Ibnu mubarok, seorang ulama tabii
tabiin
 pun berakata : “Nahnu ilaa katsiirin min al-Adab ahwaja minna ilaa
katsirin min al-hadits”
(mempunyai adab meskipun sedikit lebih kami
butuhkan dari banyaknya ilmu pengetahuan). Semoga adab yang baru saya ketahui
ini bisa terus diamalkan sebagai sesuatu yang baik untuk diri ini.

            Semoga diakhir tahun ini, kita
semua, khususnya saya, bisa memperbaiki adab kita dan lebih tau akan kadar diri
kita. Karena Rasulullah berpesan, “Khoiru al-Naasi ahsaanuhum khuluqon wa
ahsanuhum linnasi”
. Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaqnya
dan yang paling bermanfaat bagi manusia. Kejayaan bangsa ini ada pada
kesuksesan manusia pada memperbaiki dirinya dari kesalahan dengan menghiasi
dirinya dengan adab. wallahu a’lam bisshowab.

                                                                                                                      
Foto Syeikh Abdul Azhim
Cairo, Egypt
Jum’at 30 Desember 2016

Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top