“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan
sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya, seperti
pohon yang menggugurkan daun-daunnya”
– (HR.Bukhari) –
Hampir semua manusia yang
hidup di dunia ini diberi ujian berupa sakit, baik yang ringan ataupun berat.
Sakit yang kemudian dapat menghambat seluruh aktivitas yang biasa dilakukan
sehari-hari. Namun jangan sampai sakit yang datang menghampiri membuat iman
kita lemah, hingga sampai berkeluh kesah dan menyesali mengapa hal tersebut
terjadi pada diri kita.
Hendaklah kita selalu
berprasangka baik kepada Allah SWT. Allah ciptakan sakit agar manusia dapat
merasakan nikmatnya sehat, dapat makan dengan enak, beraktivitas, serta
beribadah dengan baik. Jika Allah berkehendak, tak ada satu pun kekuatan yang
dapat menghalanginya. Insya Allah, sakit yang dialami dapat mensucikan dosa,
menutupi kesalahan, dan mengangkat derajat kita. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin….
Namun begitu, saat melalui
ujian sakit tersebut, sangat dianjurkan bagi kita untuk selalu semangat dan berikhtiar
semaksimal mungkin agar bisa sembuh. Tentunya usaha ini juga diiringi dengan
doa untuk memohon kesembuhan dan kesehatan kepada Allah, Sang Maha Penyembuh.
Jika semuanya telah kita lakukan, maka untuk hasilnya mari kita pasrahkan pada
ketentuan-Nya. Sebaiknya, tanamkan juga dalam diri kita bahwa semua milik Allah
akan kembali kepada Allah.
Shelter Sehati Dompet Dhuafa
Shelter Sehati Dompet Dhuafa |
Ujian sakit inilah yang juga
dialami oleh sahabat pasien yang tinggal di Shelter Sehati yang ada di Jl.
Johar Baru II, Jakarta Pusat. Saat saya bertemu dengan beberapa di antara sahabat
pasien tersebut, tak nampak raut sedih ataupun murung dari wajah mereka. Semua
pasien yang ada di Shelter Sehati sedang berikhtiar dengan melakukan pengobatan,
walaupun mereka harus menempuh jarak puluhan bahkan ratusan kilometer dari
tempat tinggal mereka.
Fyi,
Shelter Sehati merupakan rumah singgah yang didirikan oleh Dompet Dhuafa bagi
pasien dan keluarga pasien kurang mampu, yang mendapat rujukan untuk berobat ke
RSCM dan RS Dharmais, yang menjadi rumah sakit rujukan tingkat nasional. Tak
heran jika pasien yang datang berobat pun berasal dari berbagai daerah di tanah
air.
Namun sayangnya, tak sedikit
dari mereka yang datang berobat tersebut yang kebingungan mencari rumah kontrakan
untuk tempat tinggal. Mereka tidak mungkin bolak balik dari rumah sakit ke rumah
mereka yang cukup jauh, karena itu akan memakan biaya yang cukup besar. Untuk
itu, mereka harus mencari penginapan sementara, karena pasien harus menjalani
pengobatan dan butuh observasi menunggu tindakan medis selanjutnya yang memakan
waktu cukup lama. Pasien pun tak mungkin datang sendiri. Tentunya ada keluarga juga
yang menemani dan mendampingi pasien selama masa pengobatan.
Pasien dan keluarga pasien tidak
saja kesulitan mencari kontrakan yang dekat dengan rumah sakit, namun juga mengalami
kendala dalam hal biaya yang harus dikeluarkan untuk mengontrak rumah, belum
lagi biaya untuk makan sehari-hari. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi
Dompet Dhuafa untuk menghadirkan Shelter Sehati, dengan harapan dapat meringankan
beban pasien dhuafa dan keluarganya.
Tak hanya memberikan
penginapan sementara, serta makan atau kebutuhan pokok pasien secara gratis,
Shelter Sehati juga memberikan bimbingan keagamaan agar pasien dapat lebih
sabar dan ikhlas dalam menerima ujian dari Allah, serta penyuluhan hidup sehat,
serta pelatihan dan keterampilan sederhana melalui beragam kegiatan yang
dihadirkan di Shelter Sehati.
Beberapa pasien yang saya
temui mengaku sangat senang dan nyaman tinggal di Shelter Sehati. Mereka
bersyukur dengan adanya Shelter Sehati mereka dapat terbantu, dan bahkan
diberikan pelayanan yang baik, termasuk beragam kegiatan yang dapat mereka
ikuti untuk mengisi waktu luang selama menjalani masa pengobatan.
Antar pasien pun nampak saling
memberikan dukungan dan semangat. Walaupun mereka harus meninggalkan keluarga
dan hidup jauh dari rumah, namun mereka merasakan kebersamaan dan kehangatan dari
pasien lainnya, yang kemudian mereka anggap sebagai keluarga sendiri. Salah
satu pasien bahkan mengatakan, walaupun mereka akhirnya kembali ke rumah
masing-masing, dan tidak tinggal seatap lagi di Shelter Sehati, namun komunikasi
dan tali silaturrahmi di antara mereka tetap terjalin dengan baik. Masya Allah 😊
Oiya,
pasien di Shelter Sehati beragam, mulai dari yang berusia balita, remaja,
hingga lansia. Mereka berasal dari berbagai daerah, seperti yang terdekat di
Karawang, Kendal, Padang, bahkan dari Aceh dan Kalimantan. Saat itu ada sekitar
45 orang yang tinggal Shelter Sehati, dimana sebagiannya merupakan pasien. Ada
seorang ibu asal Kalimantan yang datang bersama anaknya yang masih berusia 9
bulan, yang didiagnosa mengalami jantung bocor, remaja asal Padang berusia 23
tahun yang mengalami penyakit langka, hingga seorang pensiunan guru yang
didiagnosa mengalami gangguan trombosit.
Untuk bisa tinggal di Shelter
Sehati sangatlah mudah. Yang paling utama tentunya pasien harus memiliki surat rujukan
dari rumah sakit daerah ke rumah sakit yang menjadi rujukannya,
memiliki riwayat medis, dan ada jeda waktu yang cukup panjang untuk tahapan
pengobatan berikutnya. Lalu, jangan lupa untuk melakukan konfirmasi terlebih
dahulu, mengingat Shelter Sehati memiliki kuota kamar yang terbatas. Selama
memenuhi syarat dan kuota kamar tersedia, Shelter Sehati tidak pernah menolak pasien
yang ingin tinggal di sana.
Rislah Pasien Shelter Sehati
Rislah Pasien Shelter Sehati ke Sea World Ancol |
Rislah Pasien Shelter Sehati merupakan
rangkaian dari program Ramadan Ceria yang rutin dilaksanakan Lembaga Pelayan Masyarakat
(LPM) Dompet Dhuafa setiap bulan Ramadan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan
keceriaan dan kegembiraan pada pasien dan keluarga pasien, serta untuk mengurangi
kepenatan yang dirasakan pasien dan keluarganya selama menjalani proses pengobatan.
“Kita ingin berbagi keceriaan
pada pasien dan keluarga pasien, karena setiap hari, setiap waktu, mereka
datang ke rumah sakit, kembali ke shelter, lalu menunggu jadwal mereka untuk
melakukan kemoterapi atau operasi. Sehingga kita melihat, ini menjadi titik
jenuh yang dirasakan oleh pasien dan keluarganya. Dompet Dhuafa sebagai lembaga
filantropi yang memiliki nilai welas asih, ingin menghilangkan kebosanan dan
mengobati kepenatan mereka dengan mengadakan kegiatan rislah ini,” ungkap Bapak
H. Ahmad Shonhaji selaku Direktur Layanan Sosial, Dakwah, dan Budaya Dompet
Dhuafa, yang juga ikut dalam kegiatan Rislah Pasien Shelter Sehati.
Di Ramadan 1445 Hijriah tahun 2024
ini, kegiatan Rislah Pasien Shelter Sehati dilaksanakan pada hari Sabtu, 23
Maret 2024, dengan mengajak pasien dan keluarga pasien jalan-jalan ke Sea World
Ancol. Semua nampak senang dan antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Saking
semangat dan tak sabar ingin segera tiba di Sea World, waktu keberangkatan yang
awalnya dijadwalkan pkl.10.30 WIB, dipercepat menjadi pkl.10.00 WIB, hehehe….
Setibanya di Sea World, rombongan
kami pun terpecah. Masing-masing mulai berkeliling, dan melihat berbagai aneka
biota laut yang ada di sana. Dari Sea World, kegiatan Rislah Pasien Shelter
Sehati kemudian dilanjutkan ke pantai Ancol. Di pantai tersebut, sambil menunggu
waktu berbuka puasa tiba, pasien dan keluarga pasien dapat menikmati hangatnya udara
sore, dan ombak pantai Ancol yang ada di hadapan mereka. Anak-anak, yang sebagiannya
merupakan pasien di Shelter Sehati pun turut menikmati suasana pantai dengan
bermain pasir.
Mendekati waktu magrib dan berbuka
puasa, semua berkumpul untuk melakukan dzikir bersama, serta mendengarkan
tausiyah yang diberikan oleh Bapak H. Ahmad Shonhaji atau yang akrab disapa Ustadz
Haji. Hingga akhirnya terdengar tabuhan bedug dan suara adzan magrib
berkumandang. Kami pun berbuka puasa bersama. Kebersamaan ini ditutup dengan
menunaikan ibadah sholat magrib, hingga akhirnya kembali ke bus untuk pulang ke
Shelter Sehati.
Semoga Rislah Pasien Shelter
Sehati ini bermanfaat bagi pasien dan keluarga ya, rasa penat dan bosan bisa
terhapuskan, serta dapat meningkatkan keimanan dan memperkuat rasa persaudaraan.
Semoga semua pasien di Shelter Sehati selalu kuat dan tetap bersemangat dalam
berikhtiar untuk kesembuhannya. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin…..
Perjalanan ini juga
mengajarkan saya untuk lebih bersyukur lagi atas segala nikmat yang telah
diberikan Allah SWT. Jangan pernah menyerah dan berputus asa saat diberi ujian
hidup. Yang penting adalah terus berikhtiar, berdoa dan berserah diri pada-Nya,
serta keyakinan bahwa akan ada hikmah dibalik semua kejadian.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.