Belajar Kimia Kelas XII

HUKUM FARADAY DAN KOROSI



A.     HUKUM FARADAY
Michael Faraday
Gambar 1.   Michael Faraday, Pakar Kimia-Fisika 
                  bekebangsaan Inggris (1791 – 1867)

Faraday
mengatakan bahwa sel elektrolisis dapat digunakan untuk menentukan banyaknya
zat yang bereaksi berdasarkan jumlah muatan listrik yan digunakan dalam rentang
waktu tertentu.

Dalam
sel Volta maupun sel elektrolisis terdapat hubungan antar jumlah zat yang
bereaksi dan muatan listrik yang terlibat dalam reaksi redoks. Berdasarkna
hasil penyelidikan Millikan (model
tetes minya) diketahui bahwa muatan elektron (e) adalah 1,60218 x 10-19
C. Oleh karena itu, jika satu mol elektron ditransfer maka muatan listriknya adalah

Qe
= (6,022 x 1023 mol-1) x (1,60218 x 10-19 C)

      = 96.500 C.mol-1


Jadi
nilai muatan listrik untuk 1 mol elektron ditetapkan sebesar 1 Faraday.

F = 96.500 C.mol-1

 

1.     Hukum
Faraday
I

Hukum
ini menyatakan
bahwa massa zat yang diendapkan atau dilarutkan sebanding dengan
muatan yang dilewatkan dalam sel dan massa molar zat tersebut.


Rumusnya : 

Keterangan :


=  massa zat yang dihasilkan

 e 
=  massa ekuivalen

 i   =  kuat
arus listrik (ampere)

 t   =  waktu (detik)

 F  =  tetapan Faraday (1 F = 96.500 C.mol-1)

             Hukum Faraday I dapat juga di tulis
:



           

            Pada
Hukum Faraday I, biasanya Ar sudah diketahui, sehingga nilai e berubah menjadi

Keterangan 

Ar 
=  massa molekul relatif  dan  
 

n   =  jumlah elektron yang diterima atau dilepas

Sehingga rumus Hukum Faraday I sebagai
berikut :
 

 

CONTOH SOAL :

Ke dalam larutan NiSO4
dialirkan arus listrik sebesar 0,2 faraday. Tentukan volume gas oksigen yang
dihasilkan di anode jika diukur pada keadaan standar.

 Pembahasannya :

Diketahui : 

Reaksi di anode
:  2H2O
(l)  →  4H+(aq)  +  O2
(g) 
4e
   

(karena anionnya
mengandung oksigen maka yang teoksidasi adalah H2O)

1 mol O2
ekuivalen dengan 4 mol elektron, berarti nilai n = 4

Arus listrik =
0,2 faraday

 

 Volume O2
pada STP   =  n  x  22,4
L/mol

                                        =  0,05 mol x 22,4 L/mol

                                        =  1,12 L

2.      Hukum Faraday II

Setiap
larutan mendapatkan arus listrik yang sama sehingga dari setiap larutan akan
dihasilkan massa zat secara ekivalen (grek = gram ekivalen) sama.

Jadi
rumus Hukum Faraday II sebagai berikut :

 


CONTOH SOAL :

Kedalam
larutan ANO3 dan larutan NaCl yang disusun seri, dialirkan arus
listrik sehingga larutan NaCl memiliki pH 13. Jika diketahui Ar Ag = 108 gr/mol
dan volume setiap larutan adalah 1 L. Tentukan massa perak yang diendapkan.


Pembahasannya
:

        

Ar
Ag  =  108 gram/mol

  pH     =
 13 

pOH   =  14 – pH   sehingga
 pOH 
=  14 – 13

[OH]
 =  10-1 M

       n   =  1   (OH
ionnya = 1)

 

Rumus Jumlah
mol      mol  =  M . V

Jumlah
mol OH           mol = 0,1 M  x  1 L

                                     mol  = 0,1 mol




 



B.     KOROSI 

Karat merupakan hasil
korosi, yaitu oksidasi suatu logam. Besi yang mengalami korosi membentuk karat
dengan rumus Fe2O. xH2O. Korosi atau proses
pengaratan merupakan proses elektrokimia, dimana besi (Fe) bertindak sebagai
pereduksi dan oksigen yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi.

Persamaan reaksinya
adalah sebagai berikut :

Karat yang terbentuk
dapat mempercepat proses pengaratan berikutnya. Oleh sebab itu karat disebut
juga dengan
autokatalis.

Mekanisme terjadinya
karat pada besi, logam besi yang kontak langsung dengan udara akan dioksidasi
menjadi ion Fe2+, ion ini larut dalam tetesan air. Tempat terjadinya
reaksi ksidasi diujung tetesan air ini adalah anode. Ion Fe2+
yang terbentuk bergerak dari anode ke katode melalui tetesan air, sedangkan
elektron mengalir dari anode ke katode melalui logam. Elektron ini selanjutnya
mereduksi oksigen dari udara dan menghasilkan air. Ujung tetesan air tempat
terjadinya reaksi reduksi ini adalah katode. Sebagian oksigen dalam udara
larut dalam tetesan air dan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+
yang mebentuk karat besi, Fe2O3 . xH2O.

Proses terjadinya korosi
Gambar 2.   Poses elektrokimia dalam perkaratan besi

Pencegahan Korosi

Kerugian yang cukup
besar akibat dari peristiwa korosi ini mengharuskan adanya upaya-upaya pencegahan
terjadinya karat. Cara pencegahan proses pengaratan diantaranya adalah :

1.       
Cara modifikasi Lingkungan

Karena
oksigen (O2) dan kelembaban udara adalah faktor utama dalam penyebab
terjadinya proses pengaratan, maka kadar oksigen dan kelembaban udara harus
diturunkan agar dapat memperlambat proses pengaratan. Sebagai contoh, untuk
mengurangi kelembaban udara dalam ruangan maka ruangan tersebut harus
menggunakan pendingin ruangan, AC.

Gambar 3.  AC, untuk menurunkan kelembaban udara

 

2.       
Cara modifikasi besi

Besi
dalam bentuk aloi akan lebih tahan terhadap pengaratan. Seperti baja (aloi dari
besi) mengandung 11-12% kromium dan sedikit mengandung karbon, ini yang disebut
stainless steel. Stainless steel banyak digunakan di industri untuk bahan kimia
dan alat rumah tangga.

 

Gambar 4.   Alat rumah tangga dari bahan stainless steel


Gambar 5.   Sepeda, terbuat dari bahan aloi besi


Gambar 6.   Bahan Industri pesawat terbang 



3.       
Cara Proteksi Katodik

Jika
logam besi dihubungkan dengan seng, maka besi tersebut akan sukar mengalami
korosi. Hal ini disebabkan seng memiliki potensial reduksi lebih negatif dari
besi sehingga seng lebih mudah untuk teroksidasi.

Seng
akan bereaksi dengan oksigen dan air dalam lingkungan yang mengandung karbon
dioksida dan membentuk senyawa seng karbonat. seng karbonat yang terbentuk berfungsi
melindungi seng itu sendiri dari korosi. Cara perlindungan ini yang disebut
perlindungan katodik. Selain seng  (Zn)
yang bisa untuk perlindungan katodik adalah magnesium (Mg).


Perlindungan katodik
Gambar 7.   Pencegahan korosi dengan cara perlindungan katode

 

4.       
Cara Pelapisan

Jika
logam besi dilapisi tembaga (Cu) atau timah (Sn), besi akan terlindungi dari
karat. Hal ini dikarenakan Cu dan Sn memiliki potensial reduksi yang lebih
positif dari pada besi. Selain tembaga dan timah besi juga dapat dilapisi oleh
logam lain yang memiliki potensial reduksi lebih positif, misalnya perak, emas,
nikel dan platina.

Selain
menggunakan logam untuk pelapisan dapat juga menggunakan senyawa non logam,
misalnya melapisi besi dengan cat, gelas, plastik atau vaselin (gemuk). 


Gambar 4.   Jembatan yang dilapisi cat untuk mencegah terjadinya korosi 


Channel Education


Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top