Berita

Tenun Cual: Permata Budaya dari Bangka Belitung

Tenun Cual: Permata Budaya dari Bangka Belitung

#Aopok#TenunCual adalah kain #tenun #tradisional khas Provinsi Kepulauan #BangkaBelitung yang kaya akan nilai #sejarah, #budaya, dan estetika. Dikenal sebagai simbol status sosial di masa lalu, kini Tenun #Cual terus dilestarikan dan menjadi identitas kebanggaan masyarakat Bangka Belitung.

Baca Juga : Menelusuri Asal-usul Provinsi dan Kabupaten di Bangka Belitung


Proses Produksi Tenun Cual

Pembuatan Tenun Cual melibatkan proses menenun yang rumit dan membutuhkan ketelatenan tinggi. Ini adalah proses persilangan antara benang lusi yang membujur vertikal dan benang pakan yang membujur horizontal, dilakukan secara terus-menerus. Seluruh proses produksi dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Pewarnaan Benang Lusi dan Pakan: Langkah awal untuk memberikan warna pada benang yang akan digunakan.
  2. Persiapan Benang Pakan: Benang pakan disiapkan dan digulung menggunakan alat khusus.
  3. Persiapan Benang Lusi: Benang lusi dipersiapkan dengan hati-hati untuk memastikan ketegangan yang tepat.
  4. Proses Penenunan: Inilah inti dari pembuatan cual, di mana benang lusi dan pakan disilangkan menggunakan alat tenun tradisional.
  5. Proses Finishing: Setelah ditenun, kain akan melalui tahap penyelesaian untuk memastikan kualitas dan keindahan tenun.
  6. Hasil Karya: Lahirlah selembar Tenun Cual yang indah dan penuh makna.

Bahan Baku dan Alat Tenun

Kualitas dan keunikan Tenun Cual tidak lepas dari pemilihan bahan baku dan penggunaan alat tenun tradisional.

Baca Juga :  Alasan di Tetapkan Fatwa Haram Sound Horeg

Bahan Baku

Bahan baku Tenun Cual terbagi menjadi dua kategori utama:

  1. Bahan Baku Utama:
    • Benang Lusi: Benang yang membujur vertikal pada alat tenun.
    • Benang Pakan: Benang yang membujur horizontal dan disilangkan dengan benang lusi.
  2. Bahan Baku Penolong:
    • Benang Emas: Digunakan untuk menciptakan motif-motif mewah dan berkilau yang menjadi ciri khas cual.
    • Benang Nilon: Digunakan untuk dasar gun, memberikan kekuatan pada struktur tenunan.
    • Tekstil Kucing: Digunakan sebagai pewarna tekstil, kemungkinan merujuk pada jenis pewarna alami atau tertentu yang memberikan warna khas.
    • Benang Sutra: (Tambahan dari daftar bawah) Diduga juga digunakan sebagai bahan utama atau pendukung untuk kualitas kain yang lebih halus.

Alat Tenun Tradisional (Gedogan)

Tenun Cual ditenun menggunakan kumpulan alat tenun tradisional yang dikenal sebagai GEDOGAN. Rincian peralatannya adalah:

  • Beliro
  • Penyincing
  • Pemipil
  • Apit
  • Dayan
  • Balok
  • Teropong
  • Suri/Sisir
  • Luci
  • Lidi
  • Por
  • Cacak
  • Dupakan
  • Peleting
  • Alat Gulung Benang Emas
  • Alat Gulung Benang Pakan
  • Balok Penyangga
  • Tapaan dan Penyangga
  • Buluh

Persebaran dan Upaya Pelestarian Tenun Cual

Sejak dahulu kala, pengrajin Tenun Cual telah tersebar luas di seluruh Pulau Bangka, termasuk di Bangka Induk, Bangka Barat, dan Bangka Tengah, seperti daerah Temilang, Nangka, Air Gegas, Ranges, Jade Sempan, Riding Panjang, dan Jelutung. Ini dibuktikan dengan penemuan tenun cual klasik di wilayah-wilayah tersebut.

Saat ini, komunitas dan pengrajin Tenun Cual terus berkembang di berbagai kabupaten dan kota di Provinsi Bangka Belitung, antara lain:

  • Kelurahan Selindung, Kota Pangkalpinang
  • Desa Balunijuk, Kabupaten Bangka Induk
  • Desa Padang Baru, Kabupaten Bangka Tengah
  • Desa Teluk Rubiah, Kabupaten Bangka Barat
  • Desa Juru Seberang, Kabupaten Belitung

Komitmen Pemerintah dan Berbagai Upaya Pelestarian

Pemerintah Pusat, Provinsi, Kota, dan Kabupaten telah menunjukkan komitmen kuat untuk menjadikan Tenun Cual sebagai kain tenun adat/tradisional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Komitmen ini ditegaskan saat peluncuran tenun cual yang dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM (Syarif Hasan), Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Eko Maulana Ali), Walikota Pangkalpinang (Zulkarnain Karim), dan Bupati Bangka Induk (Yusroni Yazid).

Sebagai tindak lanjut dari komitmen tersebut, berbagai upaya dan usaha telah dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah untuk mengembangkan dan melestarikan Tenun Cual. Anggaran yang tidak sedikit telah dialokasikan melalui berbagai program kegiatan, seperti:

  • Diklat Tenun Cual: Pelatihan untuk melatih generasi baru pengrajin.
  • Berbagai Pameran: Mengikuti pameran baik di tingkat nasional maupun internasional untuk memperkenalkan cual ke pasar yang lebih luas.

Upaya-upaya ini tidak hanya menghidupkan kembali industri tenun cual tetapi juga memastikan bahwa warisan budaya ini terus berkembang dan dikenal luas.


Fungsi Sosial Tenun Cual

Tenun Cual memiliki fungsi sosial yang sangat beragam dan mendalam dalam kehidupan masyarakat Bangka Belitung, jauh melampaui sekadar kain biasa:

a) Busana Kebesaran Bangsawan: Pada abad ke-18, Tenun Cual menjadi busana kebesaran bangsawan Muntok, secara langsung menggambarkan status sosial pemakainya. b) Busana Pengantin: Hingga kini, cual merupakan bagian tak terpisahkan dari busana adat pengantin dan keluarga pengantin, melambangkan kemewahan dan keindahan di hari istimewa. c) Mahar dan Hantaran Pengantin: Masih digunakan sebagai mahar dan hantaran dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan dalam tradisi pernikahan. d) Busana pada Acara Adat: Sebagian besar busana besar yang dikenakan pada acara-acara adat penting menggunakan Tenun Cual. e) Busana Sehari-hari dan Resmi: Tidak hanya untuk acara formal, cual atau kain bermotif cual juga digunakan sebagai busana sehari-hari dan busana resmi lembaga serta institusi, menunjukkan adaptasinya dalam kehidupan modern. f) Cinderamata dan Sambutan Tamu: Digunakan untuk menyambut tamu penting atau sebagai cinderamata berupa syal, selendang, dan destar, menunjukkan keramahan dan kebanggaan daerah. g) Elemen Dekorasi dan Pesan Filosofis: * Diterapkan dalam konstruksi bangunan, benda hiasan, dan dekorasi yang bernilai budaya, artistik, dan estetika, seperti hiasan dinding, lilitan dekoratif di pohon, hingga motif grafiti di dinding plafon masjid dan tata kota serta ornamen lampu kota. * Penggunaannya di ruang terbuka tidak hanya memanjakan mata dengan keindahan motifnya, tetapi juga diharapkan mampu menyampaikan pesan tersirat dan motivasi kepada masyarakat tentang ketekunan, kesabaran, dan semangat pantang menyerah, yang merupakan nilai-nilai dalam proses menenun cual itu sendiri. h) Benda Ekonomis: Tentunya, Tenun Cual memiliki nilai ekonomis tinggi dan diperjualbelikan, mendukung perekonomian para pengrajin dan melestarikan kerajinan ini.

Baca Juga : Bea Cukai Bentuk Satgas Nasional untuk Perangi Barang Ilegal

1 Comment

1 Comment

  1. Pingback: Polisi Akhiri Spekulasi: Diplomat Muda Arya Daru Meninggal Akibat Gangguan Oksigen - Aopok

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top