by: Jeslyn Elen Hanrahan
Pernakah Pet Mates mendengar istilah resistensi antimikrobial? Apakah Pet Mates tau bahwa kondisi ini berbahaya untuk hewan kesayangan? Yuk kita simak bersama!
Resistensi antimikrobial merupakan kondisi individu yang kebal terhadap kerja obat-obatan yang dapat menganggu pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme. Singkatnya, obat tersebut tidak dapat membunuh mikroorganisme dalam tubuh kita. Kondisi ini dapat ditemukan dalam dunia kesehatan hewan terutama dalam kasus Urinary Tract Infection. Penyebabnya yaitu sulitnya menentukan mikroorganisme spesifik yang menyebabkan infeksi tersebut karena gejala yang ditimbulkan hampir sama. Selain itu, kurangnya kepatuhan tenaga medis hewan terhadap pembatasan penggunaan agen antimikrobial sebagai pilihan pertama dalam pengobatan menyumbang persentase yang besar terhadap kejadian resistensi antimikrobial [2].
Organ-organ yang berperan dalam menghasilkan urin pada hewan
(sumber: petmd.com)
Mengapa sulit untuk mendeteksi agen bakteri dari UTI?
Infeksi bakteri pada sistem saluran penghasil urin atau disebut sistem urinaria dapat menunjukan gejala atau tidak (asimptomatik). Infeksi bakteri asimptomatik dikenal dengan sebutan bakteriuria subklinis. Pengertian dari bakteriuria subklinis sendiri adalah kondisi ditemukannya bakteri pada urin namun tidak menunjukan gejala yang dapat teramati [2].
Urinary Tract Infection (UTI) merupakan infeksi bakteri pada sistem urinaria yang menunjukan gejala klinis. Infeksi ini dapat terbagi menjadi lower UTI dan upper UTI. Lower UTI merupakan kondisi infeksi bakteri pada organ-organ penghasil urin yang terletak pada bagian bawah tubuh seperti kantung kemih dan ureter. Kondisi ini cukup dikenal terutama pada kucing yaitu Feline Lower Urinary Tract Diseases (FLUTD). Penyakit dari lower UTI yang sering terjadi pada anjing dan kucing yaitu penyumbatan ureter akibat adanya kristal atau sedimen lainnya yang mengganggu pengeluaran urin. Penyakit ini disebut urethral obstruction [2].
Baca juga: Kucingku Susah Pipis, Ada Apa Ya?
Gejala yang terlihat pada kucing dengan FLUTD
(sumber: Fradin-Fremé 2014)
Upper UTI terjadi pada organ yang menjadi penghasil urin pertama dalam tubuh seperti ginjal. Salah satu penyakit yang pernah dilaporkan pada anjing dan kucing yaitu pyelonephritis. Penyakit ini disebabkan adanya inflamasi pada ginjal bagian renal pelvis yaitu bagian dari ginjal yang berbentuk seperti corong. Pyelonephritis dapat berbentuk akut dan kronis. Bentuk akut akan menunjukan gejala yang tidak spesifik seperti demam, diare, lemas dan muntah sedangkan bentuk kronis jarang menunjukan gejala sehingga diagnosis dari pyelonephritis kronis sulit untuk dilakukan. Kerusakan pada ginjal dapat terjadi akibat dari penyakit ini terutama infeksi dalam bentuk kronis yang dapat berujung pada gagal ginjal [1].
Struktur ginjal (sumber: open.oregonstate.education)
Lalu, bagaimana langkah supaya kita bisa memastikan diagnosis dari anjing dan kucing kita tepat?
Pada saat Pet Mates membawa hewan kesayangan kalian ke klinik, dokter hewan akan melakukan beberapa rangkaian pemeriksaan untuk menemukan penyebab dari keluhan yang disampaikan. Selain memeriksa gejala serta mempertimbangkan keluhan, dokter hewan juga akan melakukan pemeriksaann lainnya.
Salah satu pemeriksaann yang dilakukan yaitu pemeriksaan urin untuk melihat ada tidaknya perubahan pada beberapa nilai yang diukur. Teknik ini disebut sebagai urinalisis. Pengambilan urin biasa dilakukan dengan teknik cystocynthesis atau mengambil langsung dari kantung kemih untuk mengurangi kemungkinan adanya infeksi bakteri lain pada sampel. Selain itu, urin yang diambil juga dapat digunakan untuk menumbuhkan bakteri pada agar sebagai salah satu langkah peneguhan diagnosis [2]. Namun, teknik ini jarang dilakukan dalam klinik karena membutuhkan waktu yang cukup lama.
Pengambilan urin dengan teknik cystocynthesis
(sumber: Dorsch et al. 2019)
Setelah mengetahui lebih banyak tentang infeksi bakteri pada sistem urinaria, Informasi ini dapat digunakan oleh Pet Mates untuk memastikan dokter hewan telah melakukan langkah-langkah diagnosis yang benar sebelum meresepkan obat untuk hewan kesayangan kita. Ingat, ketepatan diagnosis akan sangat berperan dalam pemberian obat dan juga kesehetan anjing dan kucing kita. Sehingga, Pet Mates jangan mencoba untuk melakukan diagnosis sendiri ya. Tetap konsultasikan ke dokter hewan terutama dalam pemberian obat apapun. Yuk kita ikut serta mencegah terjadinya resistensi antimikrobrial!
Referensi
[1] Bouillon J, Snead E, Caswell J, Feng C, Hélie P, Lematayer J. 2018. Pyelonephritis in dogs: retrospective study of 47 histologically diagnosed cases (2005-2015). Journal of Veterinary Internal Medicine. 32:249-259.
[2] Dorsh R, Teichmann-Knorrn S, Lund HS. 2019. Urinary tract infection and subclinical bacteriuria in cats a clinical update. Journal of Feline Medicine and Surgery. 21:1023-1038.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.