Uncategorized

Meraih mimpi…


 




“ Babo, saya sudah di So Thai resto “ kata Nia tahun lalu. Saya balas “ Kamu tunggu saja” Karena saat itu saya sedang di Hyatt meeting dengan relasi saya dari luar negeri. Dia nitizen yang mengenal saya dari tulisan saya di Blog. Dari emailnya, dia memperkenalkan diri bahwa dia single parent. Punya obsesi untuk membuat product dari daur ulang lewat economy circular. Dia hanya ingin bertemu dengan saya “ Saya terinspirasi dengan tulisan Babo. Karena saya memang sejak kuliah aktifis lingkungan ” katanya. 


Tak terasa sudah 2 jam saya bersama dengan relasi saya.  Saya harus sholat asha dan undur diri.  Nah baru saya ingat. Loh saya kan ada janji dengan nitizen yang mau ketemu saya. Duh Tuhan, ampuni daku. Saya turun ke mall dari Hotel. Ternyata dia sudah tunggu lebih dari 2 jam.


“ Maaf jadi bikin kamu menunggu lama. “ Kata saya. “Kenapa engga telp saya untuk mengingatkan .” Lanjut saya dengan nada menyesal telah membuat dia menunggu lama.


“ Engga enak Babo. “ Katanya. Panggilan Babo adalah nama alias saya di sosmed. “ Kan babo udah kasih tahu suruh saya tunggu” Katanya tersenyum. Inilah kadang membuat saya bahagia bersosial media. Bertemu dengan orang besehaja tanpa bertanya siapa saya. Ingin ketemu karena kangen saja. Karena mungkin selama ini dia hanya tahu saya dari tulisan saya aja.


“ Gimana kalau babo sholat dulu. Setelah itu babo balik lagi.” Kata saya. Dia mengangguk. “ Kamu udah makan? Tanya saya. Dia diam saja. Saya panggil waitress. “ beri dia menu dan sediakan apa yang dia minta. “ kata saya dan berlalu.


Setelah kembali dari sholat. Kami ngobrol Panjang lebar. Saya engga tahu apa pekerjaannya. Namun kami bicara banyak soal economic circle. Aktifitas sosialnya memang mengadvokasi lingkungan. Wawasannya luas banget. Saya jadi pendengar yang baik. Dia perlihatkan photo photo kegiatan sosialnya.


“ Saya ada impian ingin membangun pabrik daur ulang namun dengan produk berbeda. “ Dia ceritakan mimpinya. Dan lengkap lagi dengan detail programnya. Dia perlihatkan di laptop nya. Duh ini orang hebat. “  Sejak suami saya meninggal karena serangan jantung. Saya harus menghidupi dua anak. Almarhum suami saya dosen. Tidak ada peninggalan yang berharga. Tetapi dia mewariskan semangat untuk berbuat baik dengan pengetahuan yang kita punya. “ katanya dengan nada sedih.


“ Saya perlu dana bridging. Saya tahu ada green banking di London. Saya udah kontak mereka berkali kali. Tetapi selalu gagal. Saya juga sudah ketemu dengan kementrian agar dibantu akses ke green bank. Mereka engga bisa. “ katanya. 


“ Kirim ke saya proposal nya” kata saya. Dia email ke saya.

Tak terasa lebih 1 jam bicara. Setelah bayar bill.. Saya kepalkan uang 3 lembar pecahan USD 100  ” Untuk anak kamu” kata saya tersenyum. 

” Duh seperti ketemu dengan Almarhum Ayah saya. Selalu memberi.” katanya tersipu malu.


***

Kemarin saya ketemu lagi dengan Nia. Kami janjian di tempat yang sama dulu awal ketemu. “ Babo, tahun lalu menurut berita pak LBP akan membentuk family office di Indonesia. Menurutnya Presiden Jokowi sudah setuju. Tetapi sepertinya terkendala. Mungkin soal regulasi yang sulit diadoptip.  Apa sih sebenarnya Family Office itu ? tanya Nia.


“ Katakanlah kamu punya kekayaan sangat besar. Kekayaan itu kamu dapatkan karena skill sebagai pengelola hedge fund, pengelola property, SDA. Atau kamu dapat warisan dari orang tua super kaya. Kekayaan itu dalam bentuk saham pada ratusan unit business, benda berharga dan lain lain.  Semua kekayaan itu clean secara hukum. 


Namun kamu tidak mau public tahu kamu orang super rich. Kamu tidak ingin ada bukti legal kekayaan kamu yang mudah diakses orang lain. Sehingga bisa dipublikasi dengan mudah oleh media massa dan terpublikasikan lewat internet. Kamu ingin segala sesuatu hanya orang qualified yang bisa akses sumber daya kamu.


Bagaimana caranya menyembunyikan status itu ? Ada namanya Family Office. Family office terdapat pada 10 kota besar. Beijing, Dubai, Jenewa, Hong Kong, London, Miami, New York, Sngapore, Sydney, Tokyo. Gimana caranya ? kamu mendirikan perusahaan ( family office ) di salah satu kota besar tersebut. Kemudian Perusahaan itu kamu serahkan pengelolaan nya kepada Wealth Management Service yang punya peringkat world class.


Semua saham pada Holding company, unit business, afiliasi, tidak ada nama family office, tetapi nama Wealth Megement service seperti UBS Asset management, HSBC Asset management, Credit Suisse, DBS, JP Morgan, Black Rock, Vanguard dan lain lain. Namun berdasarkan akad trustee act, ultimate owner adalah family office. Paham ya.


Tugas Wealth Menegement Service adalah bayar pajak. Mengatur investasi, perlindungan hak waris dan bahkan membantu masalah private kamu seperti bayar CC dan lain lain. “ Kata saya.


“ Jadi walau semua asset berupa saham, benda berharga, terdaftar kepemilikannya atas nama Wealth menegement service namun itu hanya nominee dari family office. “ Kata Nia menyimpulkan. 


“ Ya. walau Family office ini dikelola oleh Wealth Management Service namun aman. Karena status nya dilindungi oleh hukum Trustee act. Hukum tertua di dunia dan telah berlaku ratusan tahun. Dan lagi Wealth Management atau MI, tidak punya diskreasi terhadap asset itu. Mereka hanya bertugas mengadministrasikan saja“ kata saya.


“ Apa itu trustee Act “ tanya Nia.


“ Trustee artinya adalah wali. Wali apa ? ya wali amanah. Pihak yang mendapat kuasa sebagai wali untuk melakukan perikatan. Trustee Act adalah hukum Inggris dan menjadi salah satu hukum tertua di dunia dan diakui oleh PBB. Karena, pertama itu adalah hukum gereja yang dilegitimasi oleh inggris yang tidak pernah dijajah sepanjang sejarah. Merupakan dinasti yang tidak pernah runtuh.


“ Hebat ya. Bagaimana sejarahnya Hukum Trustee itu ? Tanya Nia.


“ Dulu waktu perang salip banyak para kesatria Eropa berperang ke Timur Tengah meninggalkan istri, selir serta harta. Namun setelah mereka kembali dari perang, semua harta dan istrinya telah dijarah orang lain. Maklum mereka pergi berperang bukan dekat tapi jauh yang butuh tahunan berkelana. Jadi wajar setelah kembali semua yang ditinggalkan diambil orang. 


Mereka protes kepada Pemimpin Gereja. Karena mereka perang atas nama gereja tapi gereja tak bisa menjaga harta mereka. Karenanya dibuatlah UU trustee. Yang memungkinkan harta itu dijamin aman oleh gereja sampai 600 tahun. Dengan UU trustee itu memungkinkan harta dicatat oleh gereja dengan tingkat kerahasiaan tinggi.  Paham ya.


Dalam perkembangan nya. Trustee itu dimanfaatkan oleh negara yang jadi anggota persemakmuran inggris atau  commonwealth. Mereka melegitimasi wilayah bebas pajak Seperti wilayah, British Virgin Island, Panama, Grand Cayman Island, Swiss dan lain lain. Ini yang biasa disebut dengan offshore company atau perusahaan cangkang.  Artinya kalau kamu punya perusahaan cangkang, tidak perlu bayar pajak dimana saja.


Namun belakangan offshore company ini menjadi restriksi bagi banyak negara, terutama bagi negara yang bukan commonwealth. Maka munculah Family Office yang mengadopsi hukum trustee dan tidak terpisahkan dari hukum trustee Act. Tapi wilayahnya tidak di negara commonwealth saja, bisa di negara manapun sepanjang meratifikasi UU trustee Act.  “ Kata saya.


“ Oh jadi family office dan offshore company itu sama saja? 


“ Tidak sama. Walau family office dan Offshore company punya kesamaan yaitu kerahasiaan dari pemilik sebenarnya. Namun ada perbedaan prinsip yaitu, Family office bukan tempat menghindari pajak. Justru memastikan patuh kepada pajak atas perusahaan dimana mereka berinvestasi. Jadi sebenarnya family office itu menjadikan kepatuhan kepada pajak sebagai cara mereka berlindung kepada negara atas penyalah gunaan kekuasaan eksekutif pada perusahaan dimana mereka sebagai pemegang saham.


Offshore company tidak bisa jadi nasabah Wealth Management. Mengapa ? Wealth Management, umumnya Lembaga keuangan first class. Sehingga engga mungkin uang korupsi atau uang narkoba atau sumber illegal bisa masuk family office.  Sementara offshore company tidak peduli dari mana sumber dana. Makanya asset di offshore company  sulit dilakukan cross border transfer. Perlu mengikuti standar kepatuhan yang ketat kalau asset mau dimobile. “ Kata saya.


“ Kalau melihat reputasi Meneger investasi  sebagai nominee. Kan bisa saja asset itu disalah gunakan oleh Meneger investasi. Contoh. dengan memberikan nasehat berinvestasi pada produk reksadana dan index, yang akhirnya merugi.” Kata Nia.


“ Orang yang punya family office adalah orang yang terbiasa dan ahli soal investment sophisticated. Mereka tidak perlu penasehat investasi dalam menentukan portfolio investasi. Dan mereka tidak pernah berinvestasi di product retail pasar uang maupun pasar modal. Gaul mereka sudah sangat berbeda dengan investor atau konglomerat yang kita kenal selama ini.


Pada umumnya mereka yang punya family office hidupnya memang humble. Mereka menjauh dari kehidupan hedonism. Mereka tidak tercatat sebagai super rich peope oleh Majalah Forbes. Karena tidak ada yang bisa buktikan kekayaannya kecuali orang yang memang qualified. Mereka umumnya sibuk dengan kehidupan personal yang jauh dari kemewahan dan focus kepada hobi private aja yang humanis. Orang china berkata ” kalau orang lain tahu dan bisa menghitung kekayaan anda, itu artinya anda tidak kaya. “ Kata saya. 


Nia tersenyum. “ Paham saya Babo. Terimakasih udah jelaskan ke Nia dengan detail. “ Katanya.


“ Engga usah terimakasih. Itu biasa saja.” Kata saya.


“ Babo, kembali kepada obsesi saya dulu. “ Katanya. Saya mengangguk dan siap menyimak. “ saya udah dapat persetujuan dari Green bank. Namun mereka akan berikan credit setelah saya bisa perform dengan rencana awal. Dan mereka arahkan saya dapatkan dana bridging dari Lembaga filantropi. Saya follow up. Akhirnya saya dapat dana filantropi USD 500,000. Duh ngurus masuk duit itu di kemertrian susah banget. Tetapi akhirnya uang bisa masuk. “ Katanya. 


“ Alhamdulilah. “ kata saya tersenyum. Dia perlihatkan realisasi programnya.  Saya layani keceriaannya dengan mengajaknya makan.


“ Babo, boleh tahu “ tanyanya saat saya bayar bil. 


“ Ya. Tanyalah.” Kata saya dengan tersenyum meliat matanya dengan nada tanya. 


“ Babo ya yang rekomendasi Yayasan saya ke Green Bank dan akhirnya menuntun saya ke Lembaga filantropi”


“ Emang ada nama babo disebut oleh green bank ? tanya saya sekenanya.


“ Engga. Yang rekomendasi Asset Management di New York” katanya. “ Jadi bukan babo ya? Tanyanya ingin pastikan.


Saya mengaganguk. 


“ Saya bukan siapa siapa say. Cukup kamu kenal saya sebagai Babo. “ kata saya. 


“ Saya terinspirasi dengan tulisan babo soal lingkungan. Terimakasih babo, Terus menulis ya.’ Katanya.


“ Kamu terus semangat ya dan tetap rendah hati.” kata saya dan berlalu. Yang membuat dia sukses bukan orang lain. Tetapi dirinya sendiri. Selalu ada ruang bagi orang yang bersemangat dan tulus untuk mencapai mimpinya.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Paling Populer

To Top