Tafsir Surat Al Masad
Bagian 2
Bagian 2
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (1) مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ
وَمَا كَسَبَ (2)
وَمَا كَسَبَ (2)
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan
sesungguhnya dia akan binasa.
sesungguhnya dia akan binasa.
Tidaklah berfaedah kepadanya harta
bendanya dan apa yang ia usahakan. (QS. AL MASAD [111]:1-2)
bendanya dan apa yang ia usahakan. (QS. AL MASAD [111]:1-2)
ü TINJAUAN
LUGHAWIYAH (BAHASA)
LUGHAWIYAH (BAHASA)
Ini adalah firman Allah
yang langsung kepasa Abu Lahab, maknanya,”Kebinasaan dan kehancuran bagi Abu
Lahab dan apa yang ia usahakan dalam kebinasaan yang nyata”.[2]
yang langsung kepasa Abu Lahab, maknanya,”Kebinasaan dan kehancuran bagi Abu
Lahab dan apa yang ia usahakan dalam kebinasaan yang nyata”.[2]
Sedangkan menurut Ar
Raghib al Asfahani menyebutkan:
Raghib al Asfahani menyebutkan:
تبَّ-تباًّ- و تبّْ
Maknanya,” Kerugian yang
berkelanjutan dan tak ada putus-putusnya”.[3]
berkelanjutan dan tak ada putus-putusnya”.[3]
Seperti disebutkan dalam
firman Allah:
firman Allah:
فَمَا تَزِيدُونَنِي غَيْرَ تَخْسِيرٍ
Sebab itu kamu tidak menambah apapun kepadaku
selain daripada kerugian (QS Hud [11]:63
selain daripada kerugian (QS Hud [11]:63
Juga
dalam firman Allah yang lain
dalam firman Allah yang lain
وَمَا زَادُوهُمْ غَيْرَ تَتْبِيبٍ
Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali
kebinasaan belaka (QS. Hud [11]:101)
kebinasaan belaka (QS. Hud [11]:101)
Jika kita perhatikan secara
seksama, makna bahasa ayat diatas, maka makna kata Tabbat adalah kebinasaan
yang bukan hanya sebentar, namun kebinasaan yang berkelanjutan hingga
terputuslah dari rahmat Allah, dan kebinasaan tersebut tak mungkin bisa
diperbaiki seperti semula. Begitulah masa depan Abu Jahal dan istrinya,
kebinasaan yang akan mereka rasakan adalah abadi, harta, dunia dan akherat.
seksama, makna bahasa ayat diatas, maka makna kata Tabbat adalah kebinasaan
yang bukan hanya sebentar, namun kebinasaan yang berkelanjutan hingga
terputuslah dari rahmat Allah, dan kebinasaan tersebut tak mungkin bisa
diperbaiki seperti semula. Begitulah masa depan Abu Jahal dan istrinya,
kebinasaan yang akan mereka rasakan adalah abadi, harta, dunia dan akherat.
ü MAKNA “Celakalah
kedua tangan Abu Lahab”
kedua tangan Abu Lahab”
تَبَّتْ يَدَا أَبِي
لَهَبٍ وَتَبَّ
لَهَبٍ وَتَبَّ
Binasalah kedua tangan
Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa (QS. AL Masad:1)
Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa (QS. AL Masad:1)
Beberapa pendapat ulama
tafsir terkait makna “Kedua Tangan” Abu Lahab adalah:
tafsir terkait makna “Kedua Tangan” Abu Lahab adalah:
1. Ar Razi
menyebutkan bahwa maknanya adalah,”Celaka dalam dua sisi; dunia dan akherat) (
Ar Razi, Mafatihul Ghaib, 32/152)
menyebutkan bahwa maknanya adalah,”Celaka dalam dua sisi; dunia dan akherat) (
Ar Razi, Mafatihul Ghaib, 32/152)
2. Menurut Az
Zamakhsyari maknanya adalah sebagai Majaz Mursal (perumpamaan) yang kaitannya
dengan sebagian, maksudnya kedua tangan berfungsi sebagai penunjuk sebagian anggota tubuh, bahwa Abu Lahab yang binasa ( Az-Zamakhsyari,
Al Kasyaf, 4/808)
Zamakhsyari maknanya adalah sebagai Majaz Mursal (perumpamaan) yang kaitannya
dengan sebagian, maksudnya kedua tangan berfungsi sebagai penunjuk sebagian anggota tubuh, bahwa Abu Lahab yang binasa ( Az-Zamakhsyari,
Al Kasyaf, 4/808)
3. Menurut An Nuhas
menunjukkan makna hakikat, bukan majaz (perumpamaan), artinya benar-benar kedua
tangan Abu Lahab akan binasa.(Abu Ja’far An Nuhas, I’rab Al Qur’an, 1/1421)
menunjukkan makna hakikat, bukan majaz (perumpamaan), artinya benar-benar kedua
tangan Abu Lahab akan binasa.(Abu Ja’far An Nuhas, I’rab Al Qur’an, 1/1421)
4. Menurut Asy
Syinkithi,” Penyebutan kedua tangan Abu Lahab merupakan Ziyadatu Ikhtishash
(penambahan kekhusususan makna). Artinya jika kebinasaan menimpa seluruh tubuh,
maka tangan memiliki makna khusus dalam penyebutan tersebut. (Asy Syinqithi,
Adhwaul Bayan, 9/144)
Syinkithi,” Penyebutan kedua tangan Abu Lahab merupakan Ziyadatu Ikhtishash
(penambahan kekhusususan makna). Artinya jika kebinasaan menimpa seluruh tubuh,
maka tangan memiliki makna khusus dalam penyebutan tersebut. (Asy Syinqithi,
Adhwaul Bayan, 9/144)
ü Tiada Guna
Apa Yang Ia Usahakan
Apa Yang Ia Usahakan
مَا أَغْنَى عَنْهُ
مَالُهُ وَمَا كَسَبَ
مَالُهُ وَمَا كَسَبَ
Tidaklah berfaedah
kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan (QS. Al Masad:2)
kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan (QS. Al Masad:2)
Ketika Allah sudah
menyatakan binasa bagi Abu Lahab, semakin diperkuat kembali dengan ayat ini,
bahwa apa yang dimiliki oleh Abu Lahab, dari harta benda, keluarga, kekuasaan
dan lainnya tak akan merubah apapun dan tiada guna sama sekali segala
perbuatannya.
menyatakan binasa bagi Abu Lahab, semakin diperkuat kembali dengan ayat ini,
bahwa apa yang dimiliki oleh Abu Lahab, dari harta benda, keluarga, kekuasaan
dan lainnya tak akan merubah apapun dan tiada guna sama sekali segala
perbuatannya.
ü Makna أغنى ما
( Tiada berfaedah)
( Tiada berfaedah)
Maksudnya (tidaklah
berfaedah) apa yang diusahakan oleh Abu Lahab. Dalam ayat lain Allah
menggambarkan:
berfaedah) apa yang diusahakan oleh Abu Lahab. Dalam ayat lain Allah
menggambarkan:
وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ
حَمِيدٌ
حَمِيدٌ
“dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (QS: Luqman [31]:12)
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (QS: Luqman [31]:12)
Allah Maha Kaya, tidak berguna segala yang
dimiliki manusia, karena pada hakikatnya semua dari Allah dan milik Allah
semata.
dimiliki manusia, karena pada hakikatnya semua dari Allah dan milik Allah
semata.
ü Abu Lahab Mati mengenaskan
Syaikh Mutawalli Asy
Sya’rawi Ulama tafsir asal Mesir dalam tafsirnya menyebut akhir hayat Abu Lahab
yang mengenaskan. “Abu Lahab mengidap penyakit yang disebut ‘Adasah’ (sejenis
Kusta), bangsa Arab mengenal penyakit tersebut efeknya lebih dahsyat dari
Kusta. Karena jika ada orang sehat berinteraksi dengan penderita ‘Adasah’ akan
tertular. Saat Abu Lahab menemui ajalnya, tiga hari lamanya jasadnya dibiarkan,
tak ada orang yang mau mendekat, apalagi mengurus jenazahnya. Hingga mendekati
busuk. Kemudian orang-orang menggali lubang besar, dan menarik jasad Abu Lahab
dengan kayu kea rah lubang tersebut dari kejauhan takut tertular, setelah masuk
kedalamnya, jasad tersebut lalu dilempari batu dari jauh untuk menutupinya dari
bau “. Begitulah nasib orang jika Allah sudah hinakan di dunia dan
akherat. ( Tafsir Asy Sya’rawi, Surat Al-Lahab, H. 659)[4]
Sya’rawi Ulama tafsir asal Mesir dalam tafsirnya menyebut akhir hayat Abu Lahab
yang mengenaskan. “Abu Lahab mengidap penyakit yang disebut ‘Adasah’ (sejenis
Kusta), bangsa Arab mengenal penyakit tersebut efeknya lebih dahsyat dari
Kusta. Karena jika ada orang sehat berinteraksi dengan penderita ‘Adasah’ akan
tertular. Saat Abu Lahab menemui ajalnya, tiga hari lamanya jasadnya dibiarkan,
tak ada orang yang mau mendekat, apalagi mengurus jenazahnya. Hingga mendekati
busuk. Kemudian orang-orang menggali lubang besar, dan menarik jasad Abu Lahab
dengan kayu kea rah lubang tersebut dari kejauhan takut tertular, setelah masuk
kedalamnya, jasad tersebut lalu dilempari batu dari jauh untuk menutupinya dari
bau “. Begitulah nasib orang jika Allah sudah hinakan di dunia dan
akherat. ( Tafsir Asy Sya’rawi, Surat Al-Lahab, H. 659)[4]
Syaikh An Nawawi Al Bantani meenyebutkan
bahwa Abu Lahab mati tujuh hari setelah peristiwa perang Badar menderita Kusta
yang mematikan.[5]
bahwa Abu Lahab mati tujuh hari setelah peristiwa perang Badar menderita Kusta
yang mematikan.[5]
·
HIKMAH AYAT
HIKMAH AYAT
ü Abu Lahab
memiliki rencana dan tipu daya untuk mencelakakan Nabi Muhammad dan menghalangi
dakwah.
memiliki rencana dan tipu daya untuk mencelakakan Nabi Muhammad dan menghalangi
dakwah.
ü Kebencian Abu
Lahab sangatlah berlebihan hanya karena egoisme sebagai tokoh Quraiys, namun
usaha dan perbuatannya sia-sia.
Lahab sangatlah berlebihan hanya karena egoisme sebagai tokoh Quraiys, namun
usaha dan perbuatannya sia-sia.
ü Allah memberi balasan
bagi orang yang menghalangi dakwah, ia akan mati mengenaskan sia-sia di dunia
dan sengsara akherat jika tak bertobat.
bagi orang yang menghalangi dakwah, ia akan mati mengenaskan sia-sia di dunia
dan sengsara akherat jika tak bertobat.
والله أعلم
[4]
Kisah ini juga diceritakan oleh Imam Al hakim dalam Kitab Al Mustadrak
bersumber dari Abi Rafi’, 12/335, juga At Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir,
1/393.
Kisah ini juga diceritakan oleh Imam Al hakim dalam Kitab Al Mustadrak
bersumber dari Abi Rafi’, 12/335, juga At Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir,
1/393.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.