Dzikir

Dzikir ini telah banyak ditinggalkan




Dzikir ini telah banyak ditinggalkan, padahal keutamaannya sangat besar – Dari Abdurrahman bin Ghunm dari Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, beliau bersabda,


من قال قَبل أنْ ينصرفَ ويَثنيَ رجلَيه من صلاةِ المغربِ والصبحِ: (لا إلهَ إلا اللهُ وحدَه لا شريكَ له، له الملك، وله الحمدُ، يحيي ويميت، وهو على كل شيءٍ قدير -عشرَ مرات-)؛ كتب الله له بكل واحدةٍ عشرَ حسناتٍ، ومحا عنه عشرَ سيئات، ورَفَعَ له عشرَ درجاتٍ، وكانت حِرزاً من كل مكروه، وحِرزاً من الشيطان الرجيم، ولم يَحِلَّ لذنبٍ أنْ يُدركه إلا الشركُ، وكان من أفضل الناس عَمَلاً، إلا رجلاً يَفضلُهُ، يقول أَفضلَ مما قال
“Barang siapa sebelum berpaling dari shalat Maghrib dan Shalat Shubuh dan ia masih melipat kedua kakinya, lalu ia membaca sebanyak sepuluh kali,
لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو على كل شيئ قدير

Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiitu wa huwa ‘ala khulli syaiy-in Qadir
(Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Hanyalah milik-Nya kekuasaan dan segala pujian. Ia yang Mahamenghidupkan dan Dia Mahamampu atas segala sesuatu), maka akan dituliskan baginya dengan setiap satu ucapannya itu sepuluh kebaikan, akan dihapuskan darinya 10 kejelekan, akan ditinggikan baginya 10 derajat, bacaan dzikir ini akan menjadi penjaganya dari setiap yang ia benci, dan tidak halal bagi dosa-dosa untuk membinasakannya kecuali (dosa) kesyirikan.Dan ia tergolong orang yang paling bagus amalannya, kecuali orang yang melebihinya dengan membaca yang lebih baik dari apa yang ia baca.” HR. Ahmad dan dihasankan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib (472).
Keterangan:
Do’a ini dibaca setelah shalat Shubuh, Ashar, dan Maghrib, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat lainnya. Al Mundziri memuat hadits-hadits ini dalam kitab At Targhib wa At-Tarhib, Bab Anjuran Membaca Dzikir-Dzikir setelah Shalat Shubuh, Ashar, dan Maghrib.
Makna “ia masih melipat kedua kakinya” yaitu masih dalam posisi duduk tasyahud. (lihat Tuhfatul Ahwadzi 9/311)
Nash hadits diterjemahkan Oleh: al Ustadz Fathul Mujib
—————————————————————————–
Sumber: http://www.warisansalaf.com

Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top