cerita

Ceritaku: KTA XIV


Kali ini aku akan ceritakan tentang pengalamanku terlibat
dalam kepanitian Kamp Tahunan Alumni alias KTA. Tahun ini merupakan KTA keempat
belas yang diadakan oleh Perkantas Jakarta.

Staf Perkantas pertama kali men-sharingkan beban pelayanan
ini pas akhir tahun 2018. Saat itu aku sedang pulang kampung. Respon pertamaku
saat membaca ajakan jadi panitia via whatsapp adalah tidak percaya. Aku tidak
pernah terlibat kepanitiaan apapun selama melayani di Perkantas. Lalu tiba-tiba
diminta menjadi panitia di satu event. Hmm.
Saat itu, aku menggumulkannya dengan sungguh-sungguh karena
aku juga sedang mencari pekerjaan baru. Maksudnya, jangan-jangan saat aku
mendapat kerja baru, aku tidak bisa melanjutkan kepanitiaan nantinya. Namun singkat
cerita, aku bersedia. Jadilah aku menjadi bagian kepanitiaan KTA XIV tahun
2019.
Aku ingat rapat perdana panitia saat itu tanggal 23 Februari
2019 tidak bisa kuhadiri karena sudah lebih dahulu mendaftarkan diri ikut seminar
di tempat lain. Barulah di rapat kedua aku bisa ikut. Dan sejak itu, aku selalu
hadir tiap rapat di hari Sabtu di Perkantas. 
Panitia pengarah menempatkanku di sie acara (sebagai
anggota) bersama Agnes (koordinator), Reinhard (yang akhirnya penempatan di
Manado), Ongki, Moti, dan Ika (yang hilang di tengah jalan). Kami awalnya
berenam, di akhir tinggal empat orang. Namun, dalam anugerah Tuhan dan atas
kerja sama panitia lain, semua bisa dikerjakan. 
Panita KTA XIV

Aku coba sebutkan nama-nama panitia lain. Mudah-mudahan
masih ingat karena ini sudah bulan Agustus dan KTA sudah lama berakhir. Tim
inti: Ona dan Alvi; sie dana: Eva dan Tria; sie peserta: kak Lidia, Hendra,
Septri, Owin, Agus, Juliana; sie doa dan konsumsi: Mazda dan Leni; sie
perlengkapan: Hendi, Edwin, Vaul. Staf pengarah ada Kak Luce dan Kak Lidia.
Panitia juga dibantu oleh beberapa tim kerja yaitu Pangeran dkk.
Seperti biasa KTA diadakah di Kinasih Resort, Caringin, Bogor.
Tahun ini pun demikian. Tema yang diangkat adalah Utus Aku dalam Misi-Mu
(eksposisi Kitab Nehemia). Pembicara utama ada Pak Mangapul Sagala dan Pak
Erick Sudharma. Pelaksanaannya dari tanggal 21 sampai 23 Juni 2019.
Pengalaman melayani sebagai panitia KTA merupakan salah satu
anugerah yang kuterima tahun ini. Aku bertemu dengan rekan-rekan yang memiliki
kelebihan dan kekurangan, unik, dan bekerja sama dengan mereka merupakan
pengalaman yang berkesan. Pelan-pelan aku dibentuk dalam kepanitiaan ini. Dari seorang
yang maunya kerja sendiri menjadi seorang yang bersedia bergantung pada orang
lain. Dari seorang yang ingin segala sesuatu sempurna menjadi seorang yang mau
menerima kekurangan yang ada. 
Dua minggu sebelum KTA, kami panitia mengadakan acara
kebersamaan di Ciawi, Bogor, yaitu pada tanggal 31 Mei dan 1 Juni 2019. Sayangnya
tidak semua bisa ikut. Di momen inilah kami makin saling mengenal. Acaranya sederhana
saja serasa di rumah sendiri bersama keluarga. Ada yang main uno, ada yang main
kartu, ada yang duduk-duduk santai sepertiku. Teman-teman yang cewek dibantu
sebagian cowok membagi tugas untuk memasak. Seingatku aku tidak pernah ikut kerja
di dapur hehehe. 
Camilan juga berlimpah yang disediakan oleh tim inti. Tapi yang
berkesan buatku adalah pisang goreng. Aku makan banyak pisang goreng saat itu. Sambil
ngobrol dengan teman-teman. Obrolan melantur kemana saja yang ujung-ujungnya
bahas gebetan atau calon teman hidup. 
Saat itu kami juga belajar gerakan senam dan tarian untuk
dibawakan saat KTA. Lewat video yang diputar di televisi kami meniru
gerakan-gerakan yang ada. Buatku belajar dance seperti itu ternyata susah. Apalagi
gerakannya bersamaan kaki dengan tangan. 
Pelaksanaan KTA dapat dikatakan berjalan lancar dalam
angerah Tuhan. Meskipun banyak kekurangan di sana-sini, namun banyak peserta
yang merasa terberkati oleh acara ini. Aku lupa jumlah peserta yang hadir. 
Tentu yang paling berkesan dari KTA adalah Firman Tuhan yang
disampaikan oleh kedua pembicara. Di sana, seluruh alumni yang hadir belajar
dari tokoh Nehemia. Seorang tokoh yang memiliki hati bagi bangsa Israel ketika
mendengar tembok Yerusalem runtuh. Nehemia sangat peduli dengan bangsanya. Ia berdoa
bagi bangsanya dan menyusun strategi untuk membangun tembok yang telah runtuh. 
Nehemia juga menghadapi tantangan yang berasal dari bangsa
di sekitarnya yang merasa terancam jika Yerusalem dibangun kembali. Berbagai cara
dilakukan untuk menjatuhkan dan menggagalkan rencana Nehemia. Namun, semua itu
ia hadapi dengan mengandalkan Tuhan. Dan bersama seluruh rakyat, mereka
berhasil membangun kembali tembok Yerusalem.
Acara di KTA tidak hanya ibadah atau kebaktian saja. Ada juga
kapita selekta bidang tertentu. Tahun ini kapselnya bidang pendidikan, politik, abdi bangsa, gereja, dan bisnis. Di pagi hari ada senam dan jalan pagi bersama,
di malam hari ada acara kebersamaan dengan kegiatan yang menarik dan bikin
ketawa serta api unggun yang turut menghangatkan suasana. Terus ada acara
khusus untuk alumni yang telah berkeluarga serta acara khusus bagi alumni
single. Menarik deh. 
Peserta yang hadir di KTA ini beragam. Ada yang sudah
menikah, ada yang membawa keluarganya, ada yang single. Terus beda generasi. Ada
alumni yang sangat senior, senior, madya, dan yang baru lulus juga hadir. Seru. 
Kira-kira begitulah yang bisa kuceritakan sedikit tentang
anugerah Tuhan bagiku melalui kepanitiaan KTA ini.
Oh ya, satu lagi, empat hari sebelum KTA, aku demam. Bahkan saat
kami berangkat kamis malam, aku masih demam. Puji syukur aku masih bisa
mengerjakan bagianku. Tidak hanya demam, saat KTA kaki kiriku juga sakit. Aku berjalan
agak pincang saat itu. Tapi kakiku yang sakit ini punya cerita lanjutan lagi
setelah KTA.
Terima kasih sudah membaca (kalau ada yang baca ya…)

Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top