Sebenarnya gagasan tulisan pada paragraf di bawah ini sudah saya buat sejak tahun 2011 dengan judul awal ‘Indonesian Architecture Now’, namun tulisan ini belum sempat di-posting dan masih tersimpan di draft sampai beberapa hari yang lalu. Indonesia Architecture Now sendiri tak lain adalah sebuah majalah arsitektur yang namanya saya ambil sebagai judul untuk menggambarkan perspektif saya dalam melihat arsitektur indonesia dengan perhatian pada media cetak populer yang cenderung memberikan ulasan suatu karya arsitektur agar terlihat selalu sempurna. Judul tulisan ini saya ganti-tambah dengan frasa yang viral sepanjang 2017 kemarin, menjadi ‘Arsitektur Indonesia Jaman Now’.
. . . . .
Ulasan tanpa cela(h)
Sebenarnya saat saya menulis tentang ini, saya pribadi mulai terasa jenuh dengan majalah desain arsitektur yang sebagaimana kita ketahui selalu menyajikan review tentang hal yang ‘baik-baik’, seolah bangunan yang direview itu sempurna.mereview karya-karya arsitek indonesia kekinian dengan citra yang indah seolah tidak menyisakan tempat untuk dikritik. Barangkali memang begitulah tugas daripada majalah desain arsitektur, mana mungkin menampilkan sisi negatif dari bangunan yang direviewnya. Apalagi saat ini bukan saja wartawan majalah yang keliling mencari desain yang bagus untuk dijadikan konten, tapi juga dari sisi si arsitek yang mengajukan desainnya untuk diliput oleh majalah, tidak lain untuk kepentingan promosi. Hal itulah yang membuat sebuah majalah mereview hal yang bagus-bagus saja, karena semua ini adalah tentang publikasi jasa arsitek. Hm..saya benci memperoleh jawaban seperti ini dengan cepat, apalagi agaknya terkesan tidak ada yang salah dengan itu.
Namun kejenuhan saya ini patut dicari sebab lainnya. Seiring semakin luasnya jangkauan informasi yang update seputar dunia arsitektur dan maraknya even-even regional atau internasional seperti design competition dalam satu dekade terakhir yang diikuti orang indonesia maupun warga Asean lainnya membuat mata kita semakin terbuka dengan kualitas desain-desain dari luar. Di lingkup negara tetangga saja kalau kita lihat, seperti Vietnam atau Malaysia, meskipun sama-sama dipengaruhi kondisi tropis dan kelokalan dalam spirit modern, namun kesan pertama yang kita lihat agaknya mudah untuk membedakan mana desain yang dibuat arsitek indonesia dengan desain yang dibuat arsitek luar dimana ciri, bentuk dan pengolahan detail mereka lebih progresif dari arsitek Indonesia.
Perlumbaan menjadi beken
Saya kira tidak ada jamannya selain saat ini dimana arsitek-arsitek muda berlomba-lomba untuk dikenal luas oleh bayak orang. Peran media sosial sangat besar. Akhir-akhir ini saya mulai melihat kemudian berpikir beberapa pekerjaan arsitek di lingkungan lokal indonesia. seperti ada kecenderungan untuk menjadi ingin dikenal dengan beberapa desain yang menurut saya berkesan sophisticated dari luar. saya meragukan ini datang dari si perancang sendiri. jaman mulai maju perkembangan dunia konstruksi di indonesia mulai dapat mengikuti kemauan bentuk yang diinginkan seorang perancang bangunan. intinya dengan kemampuan konstruksi yang ada semua bisa dibangun menjadi kenyataan sesuai apa yang diimpikan. tapi hasil rancangan yang muncul adalah impor an yang pernah ada di barat sana. kesan canggih oleh arsitek yang baru menapak karir bisa menjadi terkenal dengan ide ‘baru’ nya.
. . . . .
Ulasan tanpa cela(h)
Sebenarnya saat saya menulis tentang ini, saya pribadi mulai terasa jenuh dengan majalah desain arsitektur yang sebagaimana kita ketahui selalu menyajikan review tentang hal yang ‘baik-baik’, seolah bangunan yang direview itu sempurna.mereview karya-karya arsitek indonesia kekinian dengan citra yang indah seolah tidak menyisakan tempat untuk dikritik. Barangkali memang begitulah tugas daripada majalah desain arsitektur, mana mungkin menampilkan sisi negatif dari bangunan yang direviewnya. Apalagi saat ini bukan saja wartawan majalah yang keliling mencari desain yang bagus untuk dijadikan konten, tapi juga dari sisi si arsitek yang mengajukan desainnya untuk diliput oleh majalah, tidak lain untuk kepentingan promosi. Hal itulah yang membuat sebuah majalah mereview hal yang bagus-bagus saja, karena semua ini adalah tentang publikasi jasa arsitek. Hm..saya benci memperoleh jawaban seperti ini dengan cepat, apalagi agaknya terkesan tidak ada yang salah dengan itu.
Namun kejenuhan saya ini patut dicari sebab lainnya. Seiring semakin luasnya jangkauan informasi yang update seputar dunia arsitektur dan maraknya even-even regional atau internasional seperti design competition dalam satu dekade terakhir yang diikuti orang indonesia maupun warga Asean lainnya membuat mata kita semakin terbuka dengan kualitas desain-desain dari luar. Di lingkup negara tetangga saja kalau kita lihat, seperti Vietnam atau Malaysia, meskipun sama-sama dipengaruhi kondisi tropis dan kelokalan dalam spirit modern, namun kesan pertama yang kita lihat agaknya mudah untuk membedakan mana desain yang dibuat arsitek indonesia dengan desain yang dibuat arsitek luar dimana ciri, bentuk dan pengolahan detail mereka lebih progresif dari arsitek Indonesia.
Perlumbaan menjadi beken
Saya kira tidak ada jamannya selain saat ini dimana arsitek-arsitek muda berlomba-lomba untuk dikenal luas oleh bayak orang. Peran media sosial sangat besar. Akhir-akhir ini saya mulai melihat kemudian berpikir beberapa pekerjaan arsitek di lingkungan lokal indonesia. seperti ada kecenderungan untuk menjadi ingin dikenal dengan beberapa desain yang menurut saya berkesan sophisticated dari luar. saya meragukan ini datang dari si perancang sendiri. jaman mulai maju perkembangan dunia konstruksi di indonesia mulai dapat mengikuti kemauan bentuk yang diinginkan seorang perancang bangunan. intinya dengan kemampuan konstruksi yang ada semua bisa dibangun menjadi kenyataan sesuai apa yang diimpikan. tapi hasil rancangan yang muncul adalah impor an yang pernah ada di barat sana. kesan canggih oleh arsitek yang baru menapak karir bisa menjadi terkenal dengan ide ‘baru’ nya.
Konsep dibaliknya yang gak bikin asik
Karyanya bagus dan awalnya biasa saja namun ketika konsep dibalik karya itu diceritakan dalam oleh si arsitek ternyata menjadi tidak menarik. hal ini menjadi berkesan paradoks atau kontradiktif, antara desain akhir dengan konsep memiliki hubungan yang tidak logis, bagaimana bisa? padahal arsitektur yang baik, bagus memilki latar belakang proses yang menarik juga untuk dikaji. Dengan proses transformasi bentuk yang terkesan masih ‘lugu’ untuk ukuran seorang arsitek level atas yang hanya mungkin dilakukan oleh mahasiswa arsitektur semester awal.
Wajah arsitektur indonesia jaman Now
Namun arus pergerakan arstitektur yang berfokus pada bentuk dan matrial bahan bangunan sangat cepat. saya hanya merasa berdiam sejenak dan memikirkan apa arsitektur harus seperti ini?..is this what architecture all about..?? apakah diskursus arsitektur kita hanya seputar modifikasi susunan bata saja?
Saya menduga kemajuan arsitektur sebuah negara selalu beriringan dengan membudayanya kritik arsitektur di negara tersebut. budaya tersebut tidak hanya berputar di kalangan yang mengerti arsitektur tapi juga masyarakat awam. Kembali lagi ke media cetak. bagiamana media bisa berperan untuk memajukan arsitektur kalau tidak ikut mengkritik dan hanya menjadi media penyalur saya oleh arsitekt untuk menjadi terkenal untuk sekedar media promosi profesi.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.