bangunan publik

Architecture for Public



Sebuah kuliah umum dan pameran desain ruang publik yang diadakan
oleh mahsiswa UGM yang menghadirkan beberapa arsitek sebagai pembicara mengenai
arsitektur dan ruang publik bertempat di Abarrukmo Plaza 7-9 mei 2010. Arsitek
yang diundang antara lain; Bambang Hari Wibisono (arsitek dan dosen ugm), Yu Sing (arsitek), Andra Matin (arsitek) dan Baskoro Tedjo (arsitek dan dosen
ITB). Selain kuliah umum, pameran juga menampilkan beberapa desain yang diolah
oleh mahasiswa UGM menyangkut isu kebutuhan ruang-ruang publik baru di beberapa
titik yang potensial di kota Yogyakarta.
Isu yang diangkat dalam
kuliah sekaligus pameran terbuka ini adalah kesadaran akan kurangnya fasilitas
publik yang dimiliki Yogyakarta yang mampu mewadahi kegiatan masyarakat dengan
nyaman terutama di kawasan atau daerah simpul aktifitas masyarakat yang
merupakan jantung kegiatan yang membuat kota yogyakarta hidup.

Meskipun sedikit terlambat
mendatangi acara namun ada beberapa poin yang sempat saya catat dari yang
disampaikan para pembicara:

Pak Bambang Hari dalam
pemaparannya mengenai ‘ruang terbuka dalam kota’ memberikan gambaran fenomena
di lingkungan kota Yogja memperlihatkan kebutuhan warga yang lebih dari
ketersedian lahan yang sudah ada sebagai tempat berkumpul. Seperti misalnya di
bawah jembatan lempuyangan, dimana orang tua membawa anak-anaknya duduk-duduk,
bermain, melihat kereta api lewat. Disini menunjukkan dimana penyedian ruang
public by design belum cukup aware dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat kota Yogya. Meskipun Yogja secara prosentasi sudah memenuhi syarat
minimum keberadaan ruang terbuka kota yaitu >30%, namun tidak hanya
sekedar memenuhi kebutuhan minimum tersebut. Karena ternyata masih ada beberapa
tempat yang masih perlu dikembangkan sebagai ruang publik.

Faktor globalisasi memang
memberikan dampak keberadaan ruang publik di kota-kota besar indonesia, seperti mal
atau super block. namun sebenarnya hal tersebut bukan faktor utama namun ada
faktor internal dari kita, yaitu belum percaya dirinya masyarakat kita dalam
menggali kearifan lokal (local wisdom), ide-ide local dalam menciptakan
fungsi ruang publik dengan memasukkan pendekatan unsur yang baru atau yang
harmonis. Karena pada dasarnya tidak ada rumusan yang baku dalam arsitektur
dalam mengembangkan desain, khususnya ruang publik.

Suasana pengunjung pameran
Yu Sing dalam kuliah arsitektur
publik berkesempatan menceritakan hasil perjalanannya mengamati
ruang publik di Mexico City. Mexico City selain terkenal dengan kotanya yang
tidak aman namun ternyata memiliki hutan kota yang cukup luas dan disebut-sebut
sebagai hutan kota kedua terbesar di dunia. Hutan ini juga merupakan tempat
habitat hewan-hewan tinggal dan dapat diakses publik dan tidak dipagari. Hasil
dari tata ruang kota dengan banyak titik-titik ruang publik seperti plaza yang
diwariskan di masa penjajahan spanyol memberikan pengaruh budaya beraktifitas
masyarakat Mexico di ruang publik. Dengan pedestrian yang terkoneksi dengan
baik sehingga memancing orang untuk berjalan sebenarnya lebih menghemat energi bahan bakar sambil melihat kota dan pedagang kaki lima yang biasanya ditemui di trotoar
merupakan bagian dari fasilitas ruang publik seharusnya bukan menjadi ‘pengganggu.’

Karya studio tematik

Dalam kesempatan lainnya Andra Matin dalam kuliah mengenai ‘fasilitas publik untuk memanusiakan masyarakat’
memberikan motivasi untuk menciptkan desain-desain yang ‘memprovokasi’
pemerintah kota setempat. Seperti dalam desainnya taman Ismail Marzuki Jakarta
dengan menjadikan sungai sebagai orientasi utama. Pada dasarnya orang senang
berada di ruang luar. Konsep ini juga barangkali dapat diterapkan di mal – mal
yang biasanya merupakan ruang publik tertutup dengan menyediakan void-void
terbuka atau koridor tanpa penggunaan AC. Penggunaan AC hanya ketika meamsuki
deretan pertokoan. Hal ini merupakan bagian usaha penghematan energi yang
berlebihan dan terlebih untuk memanusiakan masyarakatnya.

Kuliah dari Andra Matin
berlanjut dengan kehadiran pak Baskoro Tedjo yang juga memberikan kuliah
mengenai public building. Sebuah rancangan beliau yang membuat beliau
terkenal sebagai arsitek ruang publik adalah Selasar Sunaryo (1998). Selasar Sunaryo oleh ownernya ingin menjadikannya sebagai ruang publik yang dapat
diakses oleh semua orang dan untuk mengadakan kegiatan publik yang berhubungan
dengan seni. Amphitheater merupakan elemen ruang publik yang diminati dan juga
terdapat dalam desain beliau seperti Soekarno Memorial Space dan Soedirman Memorial Park. Kegiatan di dalamnya dapat dimodifikasi sesuai dengan apresiasi
yang diinginkan. Dari segi pemeliharaan bangunan publik harus free maintenance.

Teori urban design memberikan
tempat untuk praktek mengekspresikan kreatifitas.

Sesi door prize pengunjung bersama Baskoro Tedjo
Beliau memberikan saran bagi
arsitek, jika mau cepat dikenal maka merancang ruang publik lebih disarankan
daripada rumah tinggal pribadi. Bangunan publik sebaiknya disayembarakan karena
ownernya adalah publik. Faktor ruang publik yang bisa mengundang orang;

  1. Ada tempat duduk
  2. Ruang yang teduh
  3. Ada air karena air
    memiliki unsur kejiwaan sengan manusia
  4. Urusan perut, sehingga
    keberadaan penjual justru diperlukan dalam ruang publik
  5. Atraksi khusus
  6. Free hotspot
  7. Artificial lighting / pencahayaan buatan
Dan ada juga beberapa faktor
yang mempengaruhi orang untuk pergi atau menghindar dari ruang publik antara
lain; orang tidur, orang pacaran dan copet.

Adapaun metode dalam mendesain
ruang publik tentunya berbeda dengan bangunan privat. Ruang publik terdiri dari
banyak pengguna dengan beragam karakter dan prilaku berbeda dengan owner
bangunan privat yang mudah dikenali. Oleh karena itu perlu mempelajari prilaku
orang yang universal atau prilaku umum, prilaku yang telah menjadi budaya.
Teori terbaru dalam urban design mengenai ruang publik yang berhasil adalah
ruang publik yang bisa membuat orang-orang membawa kegiatan privatnya ke dalam
ruang publik. Kegiatan privat yang dimaksud adalah yang sesuai dengan
norma-norma yang diterima masyarakat.

Renaldi Halid 090510

Bacaan terkait:

  • Sungai Cheonggyecheon: Dari Jalan Raya Menjadi Ruang Publik*
  • Ruang Publik Vertikal Kali Code
  • Yogyakarta: Jembatan Kota Sebagai Alternatif Ruang Publik

Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Paling Populer

To Top