Desain masjid merupakan proposal pengembangan masjid pogung dalangan yang terletak di kecamatan mlati, sleman yogyakarta. pengembangan masjid ini untuk meningkatkan daya tampung jamaah yang sudah semakin ramai. Kebanyakan jamaah adalah mahasiswa UGM yang kos di sekitar masjid. semenjak berdirinya masjid pogung dalangan (MPD) sekitar akhir tahun 70 an, belum pernah ada renovasi pengembangan. Seiring oleh waktu pengembangan dirasakan perlu melihat ketiga masjid lainnya yang berada di sekitar pogung juga semakin ramai dipadati para jamaah. Karena daya tampung yang sedikit kegiatan sholat jumat dialihkan ke Masjid Pogung Raya yang lebih besar.
Lokasi masjid berada di sebuah pertigaan. Posisinya sangat ngepas dimana sisi utara dan barat masjid berbatasan dengan jalan sedangkan sisi timur dan selatan berbatasan dengan rumah tinggal kos. Pintu utama masuk dari sisi timur malalui sebuah gang pendek.
Pengembangan masjid menjadi dua lantai memilliki daya tampung hingga kurang lebih tiga kali lipat dari masjid sebelumnya. Selain melebarkan ruang sholat beberapa perubahan dilakukan antara lain ; tempat wudhu yang dipindah dari barat ke timur. Membuka orientasi di sisi utara yang yang sebelumnya dibatasi oleh dinding masif masjid. Pintu masuk dari utara dibagi dua jalan, pertama yang langsung menuju ruang sholat dan kedua yang masuk ke ruang perantara atau teras dalam yang menghubungkan tempat wudhu (dua pintu untuk putra dan putri), pintu timur dan tangga ke lantai dua. Teras yang agak jauh dari sisi jalan ini di depannya merupakan area yang dipersiapkan untuk menyimpan sendal dan raknya agar tidak berserakan ke tepi jalan, terutama ketika sholat jumat. Sedangkan untuk ruang takmir (pengurus masjid) dipindahkan ke lantai atas sisi barat yang terhubung dengan tangga ke bawah menuju ruang perlengkapan dan ruang sholat.
denah lt. 1
denah lt. 2
Tampilan bangunan di keempat sisi didesain berbeda sebagai respon terhadap lingkungan sekelilingnya. Bentuk puncak atap masjid mengambil ciri bentuk atap rumah jawa ketimbang bentuk atap kubah atau atap limasan dengan mustoko yang biasa ditemui pada bangunan masjid. Bentuk puncak atap MPD mengambil bentuk atap pelana sehingga menyesuaikan dengan bentuk atap-atap rumah warga di sekitar masjid. Bentuk atap utama di bawahnya berbentuk limas dengan tiap sisi atapnya yang dilebihkan dan bagian sudutnya didesain dak beton sebagai talang air.
Sisi utara sebagai fasad utama menerapkan double fasade dengan bukaan-bukaan melengkung di lantai dua yang berdiri pada struktur kantilever.Permukaan dinding kerawang diterapkan di lantai atas dan bawah untuk memberikan kesan yang tidak terlalu solid pada wajah bangunan dan untuk sirkulasi udara.
fasad utara
fasad barat
fasad timur
potongan
Bagian paling tinggi dari masjid ini adalah menara yang berada di sudut bangunan tepat di pertigaan jalan yang digunakan sebagai kumandang adzan. Struktur tiang yang menyatu dengan struktur bangunan merupakan siasat terhadap lahan yang tidak cukup untuk membuat menara yang berdiri sendiri.
Menara dibangun dari tiga tiang yang menjulang setinggi tujuh belas meter (sesuai dengan sholat wajib lima waktu berjumlah tujuh belas rakaat) sebagai simbol pesan kepada warga sekitar untuk istiqomah mendirikan sholat berjamaah di masjid.
Tim desain
Renaldi Abdul Halid (Arsitek)
Darsan Andi (Sipil)
Design date: 2010
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.