
Apa Itu Undescended Testis?
Warta Sehat | Jakarta – Undescended testis atau dalam istilah medis disebut cryptorchidism, adalah kondisi di mana salah satu atau kedua testis bayi laki-laki tidak turun ke dalam skrotum (kantung zakar) saat lahir. Idealnya, testis mulai turun ke skrotum selama masa kehamilan trimester akhir. Namun, pada beberapa kasus, testis masih “tersangkut” di rongga perut atau daerah selangkangan ketika bayi lahir.
Menurut data yang disampaikan oleh Siloam Hospitals melalui kampanye edukasi mereka, kondisi ini terjadi pada sekitar 1 dari 100 bayi laki-laki. Itu berarti, di antara 100 kelahiran bayi laki-laki, setidaknya satu di antaranya mengalami undescended testis.
Mengapa Harus Diwaspadai?
Sekilas mungkin terlihat sepele, namun kondisi ini bisa berdampak serius jika tidak segera ditangani. Testis yang tidak turun dapat menyebabkan:
-
Masalah kesuburan di kemudian hari
-
Risiko lebih tinggi terkena kanker testis
-
Torsio testis (perputaran testis yang menyebabkan aliran darah terhenti)
-
Cedera testis karena posisinya yang abnormal
Penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa undescended testis bukan sekadar kondisi “nanti juga turun sendiri”. Dalam beberapa kasus memang bisa turun sendiri dalam beberapa bulan pertama setelah lahir, tapi jika tidak ada perubahan hingga usia 6 bulan, pemeriksaan medis sangat dianjurkan.
Tanda-Tanda yang Perlu Diwaspadai
Bagaimana kita tahu jika bayi mengalami undescended testis? Ini beberapa gejalanya:
-
Kantung skrotum terlihat kosong atau tidak simetris. Satu sisi terlihat kempis dibandingkan sisi lainnya.
-
Testis teraba di selangkangan, tapi tidak berada di dalam skrotum.
Jika Moms dan Dads melihat tanda ini, segera konsultasikan dengan dokter anak atau ahli urologi anak. Semakin dini ditangani, semakin besar peluang testis bisa turun dan berfungsi normal.
Penyebab Undescended Testis
Penyebab pasti dari kondisi ini bisa bervariasi. Namun, beberapa faktor yang paling sering dikaitkan antara lain:
-
Kelainan perkembangan janin, yang menyebabkan testis tidak dapat bergerak ke posisi seharusnya.
-
Faktor hormonal atau genetik, yang memengaruhi jalur perkembangan organ reproduksi.
-
Kelahiran prematur, karena testis biasanya turun pada tahap akhir kehamilan.
Apa Kata Penelitian Terbaru?
Menurut jurnal dari American Urological Association, prevalensi undescended testis memang lebih tinggi pada bayi yang lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah. Penelitian lain menyebutkan bahwa penanganan terbaik dilakukan antara usia 6 bulan hingga 1 tahun dengan tindakan operasi kecil yang disebut orkhidopexy.
Sebuah studi di jurnal Pediatrics pada tahun 2022 juga menegaskan bahwa semakin cepat penanganan dilakukan, semakin besar peluang menjaga fungsi testis dan mengurangi risiko infertilitas atau kanker testis di masa dewasa.
Penanganan dan Pengobatan
Jika testis tidak turun secara alami dalam 6 bulan pertama, biasanya dokter akan menyarankan tindakan pembedahan ringan. Operasi ini bertujuan untuk menempatkan testis di posisi yang seharusnya. Tingkat keberhasilannya sangat tinggi, terutama jika dilakukan sebelum anak berusia satu tahun.
Setelah operasi, pemantauan tetap diperlukan untuk memastikan perkembangan testis berjalan normal. Dalam beberapa kasus, terapi hormonal juga bisa menjadi pilihan.
Edukasi untuk Orang Tua
Edukasi sangat penting dalam mencegah keterlambatan diagnosis. Banyak orang tua yang tidak menyadari pentingnya memperhatikan kondisi testis bayi saat mengganti popok. Padahal, tanda-tanda awal bisa terlihat sejak bayi baru lahir.
Undescended testis memang terdengar asing bagi sebagian orang tua. Namun, mengetahui informasi ini bisa membuat perbedaan besar dalam hidup si kecil. Jangan ragu untuk mengecek kondisi bayi secara rutin dan konsultasikan ke dokter jika menemukan kejanggalan.
Penanganan yang tepat dan cepat bisa memastikan bayi tumbuh sehat tanpa gangguan pada sistem reproduksi di masa depan. Yuk, jadi orang tua yang cerdas dan peduli!
