
Warta Sehat | Jakarta – 497.297 pemudik padati stasiun yang berada di Kota Semarang selama 19 hari masa Angkutan Lebaran 2025
PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat pergerakan signifikan penumpang di dua stasiun utama Kota Semarang selama periode arus mudik dan arus balik Lebaran tahun 2025. Hal ini menunjukkan bahwa Semarang tidak hanya menjadi kota transit, tetapi juga merupakan titik keberangkatan dan kedatangan penting bagi masyarakat yang merayakan lebaran di kampung halaman.
“Kota Semarang yang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah bukan hanya kota tujuan bagi para pemudik, tapi juga banyak disinggahi oleh para perantau, sehingga pada saat lebaran juga terjadi pergerakan masyarakat yang akan mudik ke kampung halamannya,” kata Vice President Public Relations KAI, Anne Purba.
Lebih lanjut Anne mengatakan bahwa selama periode arus mudik yang berlangsung dari tanggal 21 Maret – 1 April 2025 atau H-10 hingga Lebaran hari kedua, tercatat sebanyak 152.288 penumpang berangkat meninggalkan Semarang melalui Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng dan Stasiun Semarang Poncol. Sementara itu, jumlah penumpang yang tiba di Semarang pada periode yang sama mencapai 126.286 orang.
Anne juga menjelaskan bahwa tren pergerakan penumpang terus berlanjut pada periode arus balik, yaitu dari tanggal 2-8 April atau H+1 hingga H+7 Lebaran. Pada periode ini, KAI mencatat 97.227 penumpang berangkat dari Semarang, dan sebanyak 121.496 penumpang atau 80% dari jumlah pemudik telah kembali tiba di Semarang.
“Dari data tersebut, selama tujuh hari periode arus balik rata-rata 17.357 penumpang tiba setiap harinya di Kota Semarang. Puncaknya pada Senin, 7 April (H+6 lebaran) sebanyak 20.535 pemudik tiba di Semarang dari dua stasiun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang melakukan mudik dari Semarang telah kembali ke kota ini setelah perayaan lebaran di kampung halaman,” ujar Anne.
Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng dan Stasiun Semarang Poncol tidak hanya melayani kereta api jarak jauh, tetapi juga melayani perjalanan kereta api jarak dekat dan menengah. Beberapa layanan KA jarak dekat dan menengah yang beroperasi dari Semarang antara lain KA Blora Jaya tujuan Cepu, KA Banyubiru tujuan Solo, KA Kedungsepur tujuan Ngrombo, KA Kaligung tujuan Tegal hingga Brebes, serta kereta api aglomerasi seperti KA Joglosemarkerto yang menghubungkan Semarang dengan Solo, Yogyakarta, Purwokerto, dan Tegal.
“Kelebihan Semarang sebagai simpul transportasi kereta api yang strategis memungkinkan konektivitas yang baik dengan berbagai kota di Pulau Jawa, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, hingga Jakarta,” imbuhnya.
Kemudahan aksesibilitas juga menjadi keunggulan di kedua stasiun yang berada di utara Kota Semarang tersebut. Kedua stasiun tersebut terintegrasi dengan halte Bus Trans Semarang yang terletak tidak jauh dari area stasiun. Hal ini memberikan kemudahan bagi penumpang yang membutuhkan angkutan lanjutan untuk mencapai tujuan akhir di sekitar Semarang.
Semarang memiliki nilai sejarah penting dalam perkembangan perkeretaapian di Indonesia. Jalur kereta api pertama di Indonesia dibangun menghubungkan antara Stasiun Samarang yang berada di Desa Kemijen di Semarang dengan Stasiun Tanggung di Kabupaten Grobogan oleh perusahaan kereta api swasta Belanda, pada 17 Juni 1864 dan mulai beroperasi pada 10 Agustus 1867.
Selain itu terdapat juga bangunan Lawang Sewu yang dulunya merupakan kantor pusat administrasi perusahaan kereta api swasta Belanda yang beroperasi di Semarang dan kini telah menjadi salah satu lokasi pariwisata ikonik di Semarang.
“Kepadatan penumpang di dua stasiun yang berada di Kota Semarang menjadi bukti kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api. KAI akan terus beradaptasi dan mendengarkan kebutuhan pelanggan untuk menghadirkan solusi transportasi yang semakin prima, menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat dengan solusi yang aman, nyaman, dan relevan di masa depan,” pungkas Anne.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES
