Andi Supardi

Semangat Betawi melalui Tari Topeng


Lebih dari selusin anak tampak luwes
menggerakkan jemari, dan melenggak-lenggokkan tubuhnya mengikuti irama dan aba-aba
dari Andi Supardi, sang guru tari di Sanggar Setu Babakan. Sebagian anak tampak
berwajah serius dengan peluh di dahinya, sebagian tampak riang dan
melempar-lempar senyum pada ibunya yang sedang menunggu di pinggir area latihan
menari. Setiap hari Minggu pagi dan Rabu sore, Sanggar Setu Babakan selalu
ramai oleh anak-anak yang belajar menari, khususnya tari Betawi.
Andi Supardi sendiri mulai mengajar di
Sanggar Setu Babakan sejak tahun 2002. Saat ini, murid yang sedang dilatihnya
mencapai lebih dari seratus orang. Pria berusia 52 tahun ini memang bertekad
mendedikasikan dirinya hanya untuk melestarikan kesenian Betawi. Pasalnya, ia
adalah keturunan generasi ketiga dari pendiri Topeng Betawi. Topeng Betawi
adalah kelompok kesenian Betawi yang didirikan Raden Djiun bin Dorak dan Ibu
Kinang pada tahun 1918. Raden Djiun adalah kakek Andi.
Orang-orang Topeng Betawi terkenal
menguasai semua jenis kesenian Betawi, mulai lenong, teater, musik, maupun
tarian. Andi yang seorang seniman memilih untuk terus melestarikan seni tari
dan bertekad untuk menularkannya kepada generasi-generasi setelahnya. Bahkan ia
telah mempersiapkan salah satu anaknya untuk menjadi generasi penerus
setelahnya.
Bagi Andi,
tari adalah hidup dan Betawi adalah identitas. Berkat menari, ia sudah
melanglang buana. Sebut saja, Belanda, Cape Town, Jepang, Taiwan dan Chiang Mai
Thailand. Namun, tak jarang juga dia dan rekan-rekannya harus menari keluar
masuk kampung.
Andi membagi
pembelajaran menjadi empat tingkatan. Tingkat pemula biasanya untuk anak-anak
TK dan SD. Mereka akan dilatih tari sederhana, seperti Tari Ondel-Ondel dan
Tari Tepuk Nyamuk. “Tujuannya cuma mereka dengar musik, kenal gerakan
ondel-ondel gimana, lalu mereka suka. Cukup. Nanti gampang diajarin
seterusnya,” tuturnya. Jika pemula sudah cukup akrab dengan gerakan dan
musik, Andi akan melanjutkan mengajar mereka ragam dasar, antara lain wiraga
(sikap dan gerak), wirasa (menikmati musik) dan wirama (tempo dan hitungan
musik). Biasanya, menurut Andi, untuk menyelesaikan tingkatan ini memakan waktu
enam bulan hingga satu tahun.


Selanjutnya,
peserta akan masuk ke tingkatan yang lebih sulit. Di tahap ini, Andi  mulai mengajarkan Tari Gegot yang menggunakan
topeng. Setelah itu, barulah berbagai jenis tari Betawi yang cukup sulit,
seperti Tari Ronggeng Blantek dan Tari Sirih Kuning. Tingkatan demi tingkatan
dapat ditempuh setelah melalui penilaian khusus. Setiap enam bulan sekali akan
diselenggarakan ujian bayangan untuk naik tingkatan.
Andi mengaku
tak terlalu khawatir dengan perkembangan dan kemajuan jaman, karena sejauh ini
ia melihat bahwa animo dan antusias masyarakat pada seni Betawi masih tinggi.
Terlebih sejak Setu Babakan yang terletak di Kecamatan Srengseng Sawah, Jakarta
Selatan ini diresmikan oleh Pemerintah DKI Jakarta pada tahun 2004 sebagai
kawasan cagar budaya Betawi. Kesenian Betawi selalu mendapat panggung sebagai
aset wisata yang eksotik.
Asal Usul Seni Betawi
Kesenian Betawi
sendiri terbentuk sejak sekitar tahun 1873. Kesenian ini memiliki latar
belakang yang unik karena terbentuk akibat adanya asimilasi dari berbagai
kebudayaan masyarakat pendatang. Hal ini dikarenakan suku Betawi merupakan
percampuran dari suku Jawa, Melayu, Bali, Bugis, Makasar, Sunda, dan Madjikers
(keturunan Indonesia – Portugis). Bahkan ada kemungkinan besar penduduk asli
Betawi juga hasil percampuran dengan pendatang asing seperti Cina, Eropa, Arab,
dan Jepang. Oleh karena itu, pengaruh-pengaruh dari suku bangsa lain pun dapat
terlihat pada kesenian Betawi.
Menurut
penelitian, ada sekitar 30 macam kesenian Betawi yang terbagi dalam disiplin
sastra, tari, teater, dan seni rupa. Pengaruh seperti Jawa, Sunda, Bali, maupun
Bugis tampak pada kesenian-kesenian tersebut. Demikian pula adanya percampuran
dengan unsur asing, terutama China, misalnya pada kesenian Gambang Kromong.
Sedangkan pengaruh lain yang lebih kuat adalah pengaruh Islam, baik dari
pakaiannya maupun gaya hidup yang begitu erat dengan Islam. Misalnya terlihat
pada pakaian pengantin, dimana pengaruh Arab sangat terlihat.
Ada berbagai
macam jenis kesenian betawi. Antara lain Ondel-ondel, Gambang Kromong, Lenong
Betawi, Tanjidor, Keroncong Tugu, Orkes Gambus, Rebana, Orkes Samrah, Tari-tarian
betawi, Topeng Betawi, Wayang Betawi, dan lain-lain. Bahkan untuk jenis
tari-tarian betawi pun terdiri dari beberapa macam.
Tari Topeng Betawi
Salah satu
tari Betawi yang paling tersohor adalah tari Topeng Betawi. tarian ini
sebenarnya merupakan tarian yang dibuat tanpa melalui konsep.
Tari Topeng Betawi
ini diduga berasal dari Topeng Babakan Cirebon. Para penarinya menggunakan
topeng yang mirip dengan Topeng Banjet Karawang Jawa Barat, namun dalam topeng
betawi memakai bahasa Betawi. Dalam topeng betawi sendiri ada tiga unsur, yakni
musik, tari, dan teater. Tarian dalam topeng betawi inilah yang disebut tari
topeng. Tari Topeng Betawi biasa diperagakan untuk menyambut tamu agung.
Menurut pendapat beberapa
tokoh Tari Betawi, secara teknis ada tiga kriteria yang perlu dipenuhi oleh
calon penari Topeng Betawi supaya bisa membuahkan gerak yang tepat serta benar
untuk terwujudnya kesatuan gerak tubuh yang estetis serta serasi. Antara lain gandes (luwes), ajar (ceria), serta lincah tanpa beban pada saat menari. Selain itu
masih ada ketentuan-ketentuan lain yang perlu dipenuhi pada saat menarikan
topeng Betawi yakni mendek, dongko,
ngengkreg, madep, megar, ngepang
dan sebagainya.
Dalam perubahannya saat ini, tari Topeng
Betawi terlihat juga sebagai pertunjukan tersendiri, yang selanjutnya kita
kenal ada beberapa macam tari Topeng Betawi seperti t
ari Lipet Gandes,
tari Topeng Tunggal, tari Enjot-enjotan, tari Gegot, tari Topeng Cantik, tari
Topeng Putri, tari Topeng Ekspresi, tari Kang Aji.
Bahkan para penata tari pun mengembangkan tari Topeng Betawi
tradisional menjadi tari-tari kreasi baru seperti
tari Ngarojeng, tari Doger Amprok, tari Gitek Balen, dan
sebagainya.

Salah
seorang tokoh seniman Betawi yang telah mengusung aneka tari-tarian Betawi
khususnya tari topeng hingga ke manca negara adalah Entong Kisam. Berkat Topeng
Betawi, ia sudah berkeliling ke 5 benua, serta 33 negara. Negara yang paling
sering ia lawati bersama grup tari topengnya adalah Perancis, Cina dan
Thailand.
Salah satu kesenian dalam Topeng Betawi yaitu teater rakyat Betawi yang
sangat digemari oleh masyarakat etnis Betawi sebab dapat digunakan untuk
menyampaikan kritik sosial. Salah satu lakon topeng Betawi yang terkenal
berjudul Bapak Jantuk. Lakon ini mengandung banyak petuah seperti nasehat-nasehat
tentang kehidupan berumah tangga. Dalam teater ini digunakan musik pengiring
yang disebut gamelan topeng. ***


Ditulis tahun : 2015
Diterbitkan di Majalah Insan Budaya (Kemendikbud)


Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top