Oleh: Dinda Veska, PSFR Communication Officer
(9) terinspirasi ingin menjadi poiisi berkat Gerakan Kembali ke Sekolah. Mamuju @Dinda Veska/UNICEF Indonesia/2018
ketika saya tanyakan ingin jadi apa kelak di masa depan, air matanya tumpah
sambil kemudian menjawab “Ingin jadi polisi.” Tangisannya bukan
karena rasa takut seorang anak yang bertemu dengan orang baru, tapi ada cerita
yang ia lanjutkan sambil mengharu biru. “Saya ingin menjadi seperti bapak
polisi yang membantu saya kembali ke sekolah.”
Dua tahun lalu neneknya
meninggal dunia, satu-satunya orang yang mendukung dan mengusahakan agar
Gunawan dapat tetap bersekolah. “Nenek sudah tidak ada, jadi saya tidak
bisa terus belajar lagi di sekolah, rumah saya juga jauh.” Cerita Gunawan
yang setiap hari harus berjalan kaki dari rumah hampir 4 kilometer untuk sampai
ke sekolah. Jika pendidikan adalah eskalator untuk seorang anak memperbaiki
nasibnya, maka pupuslah harapan Gunawan di hari ia putus sekolah. Keinginannya
untuk membuat bangga sang nenek pun menjadi mustahil, karena satu-satunya
pilihan di depan mata saat itu adalah menganggur.
November 2017, Gerakan
Kembali Bersekolah yang merupakan tindak lanjut dari program SIPBM (Sistem
Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat) kembali dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Mamuju. Lebih dari 3200 anak telah dijangkau dan dikembalikan ke sekolah. Gunawan
dan beberapa anak lainnya dijangkau oleh pihak kepolisian setempat – yang telah
mendapat pelatihan dari UNICEF Indonesia untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan
membantu setiap anak agar kembali mendapatkan haknya atas pendidikan.
Gunawan, Sultan, Ramadhan, dan Swandi
bercita-cita menjadi polisi kelak di masa depan. Mamuju @Dinda Veska/UNICEF Indonesia/2018
kerjasama lintas sektor (Dinas Pendidikan, Kepolisian, Perangkat Desa) dan partisipasi
masyarakat setempat telah berhasil menyediakan kembali akses pendidikan untuk
anak-anak yang tidak bersekolah di Kabupaten Mamuju. Tidak hanya Gunawan yang
kini kembali belajar di kelas 3 SDN Inpres Puncak yang bercita-cita menjadi
polisi. Ada tiga teman lainnya yang juga terinspirasi untuk menjadi polisi
suatu saat nanti.
Swandi (14) Mamuju @Dinda Veska/UNICEF Indonesia/2018
perkebunan, kini ia bersekolah lagi dan duduk di kelas 4 Sekolah Dasar. Harapannya
kelak untuk menjadi polisi mengabaikan rasa malu terhadap teman-temannya yang
jauh lebih muda dari Swandi. “Saya tidak ingin putus sekolah lagi. Kali
ini harus selesai kak!” Ucapnya penuh semangat. Kondisi keluarganya yang
sering berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain menjadi penghalang
besar untuk ia menyelesaikan sekolah. Tapi kini orang tuanya juga mendukung dan
mengusahakan agar tidak lagi berpindah tempat tinggal.
Ramadhan (15) Mamuju @Dinda Veska/UNICEF Indonesia/2018
tidak mematahkan semangat Ramadhan untuk menyelesaikan pendidikan di Sekolah
Dasar. “Kalau ada kesempatan saya ingin melanjutkan ke sekolah menengah
kak!” Menurut wali kelasnya, anak yang sedikit pemalu ini hampir tidak
pernah membolos sejak kembali sekolah di kelas 4 SD.
polisi, melindungi orang banyak kak, membantu anak-anak kembali ke
sekolah!” Ucapnya dengan lantang, anak berusia 9 tahun ini sempat putus
sekolah di kelas 3 SD. Meski harus berjalan kaki 2-kilometer setiap harinya,
Sultan menunjukan semangat belajarnya dengan sikap yang antusias dan selalu
bertanya kepada guru ketika di kelas.
Mereka adalah sedikit dari
ribuan anak yang berhasil dijangkau dan dikembalikan hak pendidikannya berkat
dukungan dari banyak pihak. Program SIPBM dan Gerakan Kembali Bersekolah mustahil
terlaksana tanpa dukungan dari banyak pihak seperti para Pendekar Anak,
Pemerintah, pihak-pihak swasta, dan tentunya masyarakat setempat.
Swandi,
Ramadhan, Gunawan, dan Sultan.
Mamuju @Dinda Veska/UNICEF Indonesia/2018
Melampaui keberhasilan
Gerakan Kembali Bersekolah, baju seragam, transportasi menuju sekolah,
buku-buku pelajaran ataupun status sebagai pelajar itu sendiri. Semangat dan
motivasi baru telah berhasil disematkan kepada anak-anak Indonesia untuk
mewujudkan harapan dan cita-citanya di masa depan.
Saat ini masih ada jutaan
Anak Indonesia lainnya yang belum mendapat akses pendidikan. Mereka juga harus
kita jangkau dan berikan haknya sebagai seorang anak. Dukungan berkelanjutan
dan jangka panjang dari berbagai pihak akan melipatgandakan terwujudnya harapan
dan cita-cita anak-anak di Indonesia.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.