Carolina Cynthia & Ishlahul M.
Earth Hour Malang telah sukses melaksanakan aksi
tahunan Switch Off atau Ngalam
Petengan 2019 pada
tanggal 30 Maret 2019 kemarin. Kondisi cuaca yang mendung dan sedikit gerimis di sore hari pun turut menyertai aksi #NgalamPetengan tahun ini. Sama seperti tahun
sebelumnya, Aksi Ngalam Petengan
diselenggarakan lagi di Pendopo Agung Kabupaten Malang yang berlokasi di Jl. Agus Salim No. 96, Klojen, Malang. Pada selebrasi tahunan kali ini tidak hanya
berfokus pada penghematan energi, namun juga ajakan untuk menjaga lingkungan
khususnya di laut. Dengan
mengusung tema “Down By The Ocean”, Pendopo Agung Kabupaten Malang diubah dengan dekorasi seperti layaknya berada di lautan. Di Ngalam Petengan kali ini juga turut mengundang Duta Earth Hour Malang 2019 yaitu yang pertama Yosie Kristanto, seorang duta wisata Kakang Kota Malang sekaligus Duta Bahasa Nasional, kedua yaitu O’s Tribe, band indie beraliran hip hop asli Malang, dan terakhir Avisiena, seorang penulis komik digital “Terlalu Tampan” yang sukses diangkat ke layar lebar. Rangkaian aksi Ngalam Petengan 2019 dimulai sejak pagi dengan diisi aksi City Park Campaign, kemudian malamnya terdapat mini talkshow, dan penampilan menarik
dari para bintang tamu, selain
itu pengunjung juga mendapatkan informasi di berbagai sudut karena terdapat
beberapa booth seperti infografis, games, dan reusable bag workshop. Aksi utama seremonial switch off dilakukan pada pukul 20.30-21.30 waktu
setempat, yakni dengan mematikan lampu dan alat elektronik di venue utama serta beberapa ikon di Kota Malang selama satu jam.
tahunan Switch Off atau Ngalam
Petengan 2019 pada
tanggal 30 Maret 2019 kemarin. Kondisi cuaca yang mendung dan sedikit gerimis di sore hari pun turut menyertai aksi #NgalamPetengan tahun ini. Sama seperti tahun
sebelumnya, Aksi Ngalam Petengan
diselenggarakan lagi di Pendopo Agung Kabupaten Malang yang berlokasi di Jl. Agus Salim No. 96, Klojen, Malang. Pada selebrasi tahunan kali ini tidak hanya
berfokus pada penghematan energi, namun juga ajakan untuk menjaga lingkungan
khususnya di laut. Dengan
mengusung tema “Down By The Ocean”, Pendopo Agung Kabupaten Malang diubah dengan dekorasi seperti layaknya berada di lautan. Di Ngalam Petengan kali ini juga turut mengundang Duta Earth Hour Malang 2019 yaitu yang pertama Yosie Kristanto, seorang duta wisata Kakang Kota Malang sekaligus Duta Bahasa Nasional, kedua yaitu O’s Tribe, band indie beraliran hip hop asli Malang, dan terakhir Avisiena, seorang penulis komik digital “Terlalu Tampan” yang sukses diangkat ke layar lebar. Rangkaian aksi Ngalam Petengan 2019 dimulai sejak pagi dengan diisi aksi City Park Campaign, kemudian malamnya terdapat mini talkshow, dan penampilan menarik
dari para bintang tamu, selain
itu pengunjung juga mendapatkan informasi di berbagai sudut karena terdapat
beberapa booth seperti infografis, games, dan reusable bag workshop. Aksi utama seremonial switch off dilakukan pada pukul 20.30-21.30 waktu
setempat, yakni dengan mematikan lampu dan alat elektronik di venue utama serta beberapa ikon di Kota Malang selama satu jam.
AKSI PAGI CITY PARK CAMPAIGN
Hari Sabtu pukul 07.00 pagi, volunteer Earth Hour
Malang sudah berkumpul di Pendopo Agung
Kabupaten Malang untuk persiapan melakukan aksi pagi City Park Campaign di Alun-Alun Kota Malang. Aksi pagi ini
dilakukan dengan mengkampanyekan beberapa isu yang sedang terjadi saat ini dan
ajakan untuk tetap menjaga lingkungan dengan cara mengurangi penggunaan plastik
serta membuang sampah pada tempatnya agar tidak ada sampah yang berakhir di
lautan. Tujuan dari aksi ini adalah untuk meningkatkan kepedulian masyarakat
akan lingkungan karena apa yang manusia perbuat , baik dan buruknya akan
memberikan dampak pada lingkungan. Seperti halnya dalam hal penggunaan energi listrik, semakin banyak listrik yang
kita gunakan tiap harinya akan semakin banyak pula emisi pembakaran fosil yang
dihasilkan karena sebagian besar penggunaan energi berasal dari pembakaran
fosil. Hal ini akan berdampak pada lingkungan karena pembakaran fosil akan menghasilkan partikel seperti SO2, NOx, dan CO2 yang berdampak pada kesehatan manusia serta turut menyebabkan pemanasan global.
Malang sudah berkumpul di Pendopo Agung
Kabupaten Malang untuk persiapan melakukan aksi pagi City Park Campaign di Alun-Alun Kota Malang. Aksi pagi ini
dilakukan dengan mengkampanyekan beberapa isu yang sedang terjadi saat ini dan
ajakan untuk tetap menjaga lingkungan dengan cara mengurangi penggunaan plastik
serta membuang sampah pada tempatnya agar tidak ada sampah yang berakhir di
lautan. Tujuan dari aksi ini adalah untuk meningkatkan kepedulian masyarakat
akan lingkungan karena apa yang manusia perbuat , baik dan buruknya akan
memberikan dampak pada lingkungan. Seperti halnya dalam hal penggunaan energi listrik, semakin banyak listrik yang
kita gunakan tiap harinya akan semakin banyak pula emisi pembakaran fosil yang
dihasilkan karena sebagian besar penggunaan energi berasal dari pembakaran
fosil. Hal ini akan berdampak pada lingkungan karena pembakaran fosil akan menghasilkan partikel seperti SO2, NOx, dan CO2 yang berdampak pada kesehatan manusia serta turut menyebabkan pemanasan global.
Oleh karena itu, pada kesempatan
ini kami
menghimbau kepada masyarakat khususnya di Malang untuk menggunakan listrik
secara bijak serta turut berpartisipasi pada seremonial switch off pada
malam harinya. Tanggapan dari berbagai pengunjung Alun-Alun malang pagi itu
sangat beragam, ada yang menolak untuk diedukasi namun tak sedikit pula yang
antusias terhadap isu lingkungan yang kami bawa. Bahkan, terdapat seorang pria
yang berprofesi sebagai guru yang sangat mendukung gerakan kami karena memang
selayaknya semua lapisan masyarakat turut serta dalam menjaga lingkungan, ini
adalah tugas kita bersama bukan hanya tugas petugas kebersihan maupun
pemerintah.
ini kami
menghimbau kepada masyarakat khususnya di Malang untuk menggunakan listrik
secara bijak serta turut berpartisipasi pada seremonial switch off pada
malam harinya. Tanggapan dari berbagai pengunjung Alun-Alun malang pagi itu
sangat beragam, ada yang menolak untuk diedukasi namun tak sedikit pula yang
antusias terhadap isu lingkungan yang kami bawa. Bahkan, terdapat seorang pria
yang berprofesi sebagai guru yang sangat mendukung gerakan kami karena memang
selayaknya semua lapisan masyarakat turut serta dalam menjaga lingkungan, ini
adalah tugas kita bersama bukan hanya tugas petugas kebersihan maupun
pemerintah.
SAMPAH ‘MENGALIR’
SAMPAI KE LAUT
SAMPAI KE LAUT
Tema Ngalam Petengan tahun ini yang mengangkat isu
pencemaran di laut berawal dari keprihatinan terhadap kondisi laut saat ini yang cukup kritis, kondisi laut terkontaminasi oleh sampah-sampah yang kita
produksi. Hewan-hewan laut pun terganggu hidupnya oleh karena sampah yang berada
di laut. Banyak sekali kasus penemuan
biota laut yang pernah
muncul di media karena terkena dampak
dari menumpuknya sampah di lautan, sebut saja temuan bangkai seekor paus terdampar di Pantai
Wakatobi dan di dalam perutnya ditemukan banyak sampah. Hal serupa juga banyak dialami oleh hewan-hewan lainnya, dan hal ini tentunya akan menggangu ekosistem laut yang ada. Belum lagi
masalah kepunahan hewan laut karena banyak diburu.
pencemaran di laut berawal dari keprihatinan terhadap kondisi laut saat ini yang cukup kritis, kondisi laut terkontaminasi oleh sampah-sampah yang kita
produksi. Hewan-hewan laut pun terganggu hidupnya oleh karena sampah yang berada
di laut. Banyak sekali kasus penemuan
biota laut yang pernah
muncul di media karena terkena dampak
dari menumpuknya sampah di lautan, sebut saja temuan bangkai seekor paus terdampar di Pantai
Wakatobi dan di dalam perutnya ditemukan banyak sampah. Hal serupa juga banyak dialami oleh hewan-hewan lainnya, dan hal ini tentunya akan menggangu ekosistem laut yang ada. Belum lagi
masalah kepunahan hewan laut karena banyak diburu.
Earth Hour Malang pun ingin
menggerakkan lebih banyak orang lagi untuk lebih peka terhadap masalah ini.
Harapannya, aksi Ngalam Petengan 2019 yang bertemakan “Down By The Ocean” ini dapat memberikan wawasan baru serta dapat meningkatkan kepedulian kepada banyak orang tentang
pentingnya menjaga keindahan laut beserta kehidupan ekosistem di dalamnya. Hal ini pun juga disebutkan oleh para Duta Earth Hour Malang tahun ini bahwa menjaga lingkungan sekitar termasuk di laut adalah penting, hal ini dapat dimulai dari langkah kecil dari diri sendiri
untuk berkomitmen peduli terhadap lingkungan. Koordinator Earth Hour Malang 2019, Iqbal
Wibisono, dalam sambutannya juga turut mengajak banyak orang untuk
memanfaatkan momentum Pemilihan Umum (Pemilu) tahun ini dengan ikut menyuarakan
pesan penting mengenai tata kelola sumber daya alam yang
lestari dan pembangunan yang berkelanjutan untuk keberlangsungan bumi di masa depan.
menggerakkan lebih banyak orang lagi untuk lebih peka terhadap masalah ini.
Harapannya, aksi Ngalam Petengan 2019 yang bertemakan “Down By The Ocean” ini dapat memberikan wawasan baru serta dapat meningkatkan kepedulian kepada banyak orang tentang
pentingnya menjaga keindahan laut beserta kehidupan ekosistem di dalamnya. Hal ini pun juga disebutkan oleh para Duta Earth Hour Malang tahun ini bahwa menjaga lingkungan sekitar termasuk di laut adalah penting, hal ini dapat dimulai dari langkah kecil dari diri sendiri
untuk berkomitmen peduli terhadap lingkungan. Koordinator Earth Hour Malang 2019, Iqbal
Wibisono, dalam sambutannya juga turut mengajak banyak orang untuk
memanfaatkan momentum Pemilihan Umum (Pemilu) tahun ini dengan ikut menyuarakan
pesan penting mengenai tata kelola sumber daya alam yang
lestari dan pembangunan yang berkelanjutan untuk keberlangsungan bumi di masa depan.
SEMARAK SWITCH
OFF “NGALAM PETENGAN” ALA EARTH HOUR MALANG
OFF “NGALAM PETENGAN” ALA EARTH HOUR MALANG
Beberapa rangkaian menuju Ngalam Petengan 2019
telah dilaksanakan sebelumnya, terdapat 2 aksi yang
dilaksanakan untuk menyambut Ngalam Petengan ini, pertama adalah Cafe Night
Campaign yang dilakukan di dua kafe ternama di Malang. Tujuannya adalah untuk
mengedukasi pengunjung kafe mengenai beberapa fokus perhatian salah satunya
adalah produksi sampah plastik dan polusi plastik di lautan. Aksi kedua adalah
City Park Campaign yang dilakukan pada pagi hari sebelum aksi seremonial utama.
Setelah melalui dua rangkaian aksi tersebut, akhirnya aksi utama yang ditunggu-tunggu
datang juga. Pembukaan Ngalam Petengan 2019 dimulai pada waktu petang setelah
maghrib dengan dihadiri oleh beberapa perwakilan pihak Pemerintahan Kabupaten
Malang, mewakili Wakil Bupati Malang yang berhalangan hadir malam itu.
Pembukaan diawali dengan sambutan dari Rahma Arzanti selaku Ketua Pelaksana
Ngalam Petengan tahun ini, lalu dilanjutkan oleh Koordinator Earth Hour Kota
Malang, Iqbal Wibisono, dan terakhir sambutan dari Asisten Administrasi
Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Bapak dr. Abdurrahman, M. Kes.
telah dilaksanakan sebelumnya, terdapat 2 aksi yang
dilaksanakan untuk menyambut Ngalam Petengan ini, pertama adalah Cafe Night
Campaign yang dilakukan di dua kafe ternama di Malang. Tujuannya adalah untuk
mengedukasi pengunjung kafe mengenai beberapa fokus perhatian salah satunya
adalah produksi sampah plastik dan polusi plastik di lautan. Aksi kedua adalah
City Park Campaign yang dilakukan pada pagi hari sebelum aksi seremonial utama.
Setelah melalui dua rangkaian aksi tersebut, akhirnya aksi utama yang ditunggu-tunggu
datang juga. Pembukaan Ngalam Petengan 2019 dimulai pada waktu petang setelah
maghrib dengan dihadiri oleh beberapa perwakilan pihak Pemerintahan Kabupaten
Malang, mewakili Wakil Bupati Malang yang berhalangan hadir malam itu.
Pembukaan diawali dengan sambutan dari Rahma Arzanti selaku Ketua Pelaksana
Ngalam Petengan tahun ini, lalu dilanjutkan oleh Koordinator Earth Hour Kota
Malang, Iqbal Wibisono, dan terakhir sambutan dari Asisten Administrasi
Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Bapak dr. Abdurrahman, M. Kes.
Setelah pembukaan, aksi dilanjutkan dengan beragam penampilan kesenian yang turut
memeriahkan Ngalam Petengan 2019. Sebagai tampilan pembuka, seni Tari Beskalan
menjadi pengawal penampilan. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan akapela
dari IKKpella yang memukau dengan suara merdu dan harmonisai nyanyian mereka.
Tidak kalah menarik kemampuan beatbox
dari Malang Beatbox Community juga turut memeriahkan malam itu. Menjelang detik-detik momen switch
off, para pengunjung diarahkan
untuk berpindah ke halaman Pendopo Agung untuk menyaksikan seremonial mematikan
lampu di venue tersebut. Seremonial mematikan lampu ditandai dengan penekanan saklar
secara simbolis oleh perw akilan Pemerintahan Daerah Kabupaten Malang didampingi
oleh Koordinator EH Kota Malang dan Ketua Pelaksana. Seketika kondisi di
sekitar Pendopo Agung Kabupaten Malang terlihat remang-remang karena hanya disinari lampu dari PJU saja, namun hal
itu justru menambah keintiman dari aksi
Ngalam Petengan.
memeriahkan Ngalam Petengan 2019. Sebagai tampilan pembuka, seni Tari Beskalan
menjadi pengawal penampilan. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan akapela
dari IKKpella yang memukau dengan suara merdu dan harmonisai nyanyian mereka.
Tidak kalah menarik kemampuan beatbox
dari Malang Beatbox Community juga turut memeriahkan malam itu. Menjelang detik-detik momen switch
off, para pengunjung diarahkan
untuk berpindah ke halaman Pendopo Agung untuk menyaksikan seremonial mematikan
lampu di venue tersebut. Seremonial mematikan lampu ditandai dengan penekanan saklar
secara simbolis oleh perw
oleh Koordinator EH Kota Malang dan Ketua Pelaksana. Seketika kondisi di
sekitar Pendopo Agung Kabupaten Malang terlihat remang-remang karena hanya disinari lampu dari PJU saja, namun hal
itu justru menambah keintiman dari aksi
Ngalam Petengan.
Setelah lampu dimatikan, aksi dilanjutkan dengan penampilan permainan angklung dari Dengkec’t Angklung Malang yang membawakan lagu-lagu terkenal seperti lagu dari Via Vallen dan lagu hits lainnya. Malam masih panjang, aksi pun dilanjutkan dengan penampilan
musikalisasi puisi dari Valdy dan Berlyn yang mampu membuat orang-orang yang
menyaksikannya hanyut dalam bait-bait puisinya yang berkisah tentang kepedulian akan lingkungan. Kemudian
terdapat pula Teater Air yang tampil berapi-api, meskipun bernama teater air namun keahlian yang dipamerkan justru
kelincahan bermain dan menari bersama kobaran api. Penampilan tersebut merupakan penampilan terakhir sebelum mengakhiri momen switch off. Setelah waktu berjalan selama 60 menit, seremonial switch off
pun berakhir dengan ditandai penekanan saklar kembali untuk menandai seremonial switch on. Ketika lampu mulai menyala kembali, rangkaian aksi masih berlanjut dan langsung dibuka dengan permainan musik dari O’s Tribe. Penampilan dari O’s Tribe yang juga merupakan Duta EHM tahun ini langsung membuat suasana di Pendopo semakin
semarak karena alunan melodi yang asik dan memancing pengunjung untuk berjoget dan bernyanyi bersama. Suara dan alunan memukau dari
vokalis yang bernama Elizabeth serta rapper terkenal Marga O benar-benar
membuat suasana malam itu sangat
meriah. Sayangnya, rangkaian aksi
seremonial switch off harus
berakhir, flashmob dari semua
volunteer Earth Hour Malang menutup semua rangkaian Ngalam Petengan malam itu.
musikalisasi puisi dari Valdy dan Berlyn yang mampu membuat orang-orang yang
menyaksikannya hanyut dalam bait-bait puisinya yang berkisah tentang kepedulian akan lingkungan. Kemudian
terdapat pula Teater Air yang tampil berapi-api, meskipun bernama teater air namun keahlian yang dipamerkan justru
kelincahan bermain dan menari bersama kobaran api. Penampilan tersebut merupakan penampilan terakhir sebelum mengakhiri momen switch off. Setelah waktu berjalan selama 60 menit, seremonial switch off
pun berakhir dengan ditandai penekanan saklar kembali untuk menandai seremonial switch on. Ketika lampu mulai menyala kembali, rangkaian aksi masih berlanjut dan langsung dibuka dengan permainan musik dari O’s Tribe. Penampilan dari O’s Tribe yang juga merupakan Duta EHM tahun ini langsung membuat suasana di Pendopo semakin
semarak karena alunan melodi yang asik dan memancing pengunjung untuk berjoget dan bernyanyi bersama. Suara dan alunan memukau dari
vokalis yang bernama Elizabeth serta rapper terkenal Marga O benar-benar
membuat suasana malam itu sangat
meriah. Sayangnya, rangkaian aksi
seremonial switch off harus
berakhir, flashmob dari semua
volunteer Earth Hour Malang menutup semua rangkaian Ngalam Petengan malam itu.
Aksi tahunan Ngalam Petengan ini bukan hanya sekedar seremonial
mematikan lampu selama satu jam, namun juga suatu bentuk aksi nyata untuk peduli
terhadap lingkungan karena suatu perubahan haruslah dimulai dengan mengambil
langkah awal. Simbol 60+ mengingatkan kita
untuk bijak dalam menggunakan energi dengan tidak hanya sekedar satu jam saja
di hari itu namun juga seterusnya. Tanda (+) di akhir adalah suatu komitmen
kita untuk terus menghemat energi dan menjadikannya sebagai gaya hidup seterusnya. Kami segenap volunteer Earth hour Malang mengucapkan terima
kasih banyak untuk seluruh pihak yang turut mendukung dan berpartisipasi dalam Aksi Ngalam Petengah tahun ini, sampai
jumpa di Ngalam Petengan 2020. See you under the stars! Ini Aksiku, Connect2Earth.
mematikan lampu selama satu jam, namun juga suatu bentuk aksi nyata untuk peduli
terhadap lingkungan karena suatu perubahan haruslah dimulai dengan mengambil
langkah awal. Simbol 60+ mengingatkan kita
untuk bijak dalam menggunakan energi dengan tidak hanya sekedar satu jam saja
di hari itu namun juga seterusnya. Tanda (+) di akhir adalah suatu komitmen
kita untuk terus menghemat energi dan menjadikannya sebagai gaya hidup seterusnya. Kami segenap volunteer Earth hour Malang mengucapkan terima
kasih banyak untuk seluruh pihak yang turut mendukung dan berpartisipasi dalam Aksi Ngalam Petengah tahun ini, sampai
jumpa di Ngalam Petengan 2020. See you under the stars! Ini Aksiku, Connect2Earth.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.