Ratna Indah Kurniawati – Sumber: wartabromo.com | Dok Istimewa |
Di sebuah desa kecil di Grati, Pasuruan, hidup seorang perempuan tangguh bernama Ratna Indah Kurniawati. Kisahnya dimulai pada tahun 2008 ketika ia ditunjuk sebagai Ketua Kelompok Perawatan Diri (KPD) di Puskesmas Grati. Di sinilah ia pertama kali berhadapan dengan kenyataan pahit: penderita kusta tidak hanya menderita secara fisik, namun juga terjebak dalam lingkaran stigma sosial yang kuat.
Ratna Indah Kurniawati, sosok inspiratif dari Jawa Timur, telah mengabdikan hidupnya untuk memerangi stigma dan penderitaan akibat penyakit kusta. Sejak tahun 2008, ia secara konsisten mengunjungi rumah-rumah penderita kusta, memberikan pengobatan, dan membina semangat mereka. Dedikasinya yang luar biasa ini telah mengubah hidup ratusan orang dan membuatnya meraih penghargaan Satu Indonesia Awards pada tahun 2011.
Masyarakat sekitar memandang penderita kusta sebagai orang yang kotor, berbahaya, dan harus dijauhi. Anggapan ini membuat para penderita semakin terisolasi dan kesulitan untuk mendapatkan dukungan sosial. Namun, Ratna tidak menyerah. Ia melihat di balik penyakit yang mereka derita, ada manusia-manusia yang memiliki harapan dan mimpi.
Seorang Perawat dengan Hati Mulia
Ratna Indah Kurniawati, lahir pada 23 April 1980 di Cukur Gondang, Grati, Pasuruan. Sebagai seorang perawat di Puskesmas Grati, ia memiliki kesempatan untuk melihat langsung penderitaan yang dialami oleh para penderita kusta. Penyakit ini tidak hanya menyerang fisik, namun juga membawa stigma sosial yang sangat berat bagi penderitanya.
Mulai Perjuangan dari Nol
Pada tahun 2008, Ratna ditunjuk sebagai Ketua Kelompok Perawatan Diri (KPD) di Puskesmas Grati. Dari sinilah perjuangannya dimulai. Ia tak hanya memberikan perawatan medis, tetapi juga berupaya merangkul para penderita kusta dan membangun kepercayaan diri mereka.
Penyakit Kusta: Lebih dari Sekadar Penyakit Kulit
Penyakit Kusta – Sumber: freepik.com | Dok Istimewa |
Kusta, atau yang juga dikenal sebagai penyakit Hansen, adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini terutama menyerang saraf tepi, kulit, dan selaput lendir. Meskipun seringkali dikaitkan dengan stigma sosial yang kuat, kusta sebenarnya dapat diobati dan sembuh sepenuhnya.
Penyebab Kusta
Penyebab utama kusta adalah infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini menyerang sel saraf dan sel kulit. Meskipun belum diketahui secara pasti bagaimana bakteri ini menular, namun kontak dekat dan berkepanjangan dengan penderita kusta yang tidak diobati merupakan faktor risiko yang paling signifikan.
Proses Terjadinya Kusta
Penyakit Kusta – Sumber: freepik.com | Dok Istimewa |
Bakteri Mycobacterium leprae masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak. Setelah itu, bakteri akan berkembang biak dan menyerang saraf tepi. Kerusakan saraf inilah yang menyebabkan berbagai gejala yang muncul pada penderita kusta.
Tantangan Membangun Empati
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Ratna adalah mengubah pandangan masyarakat tentang kusta. Banyak orang masih menganggap penyakit ini sebagai kutukan dan menjauhi penderitanya. Ratna menceritakan bahwa hampir semua perangkat desa saat itu antipati terhadap penderita kusta. Namun, ia tidak menyerah.
Strategi Menumbuhkan Penerimaan
Untuk mengubah persepsi masyarakat, Ratna menggunakan pendekatan yang humanis. Ia mengajak masyarakat untuk berinteraksi langsung dengan penderita kusta. Melalui pengajian dan pertemuan-pertemuan, Ratna dan kelompoknya makan bersama para penderita. Tindakan sederhana ini ternyata sangat efektif dalam membangun kepercayaan dan menghilangkan rasa takut.
Memberdayakan Penderita Kusta
Setelah berhasil merangkul masyarakat, Ratna fokus pada pemberdayaan ekonomi para penderita kusta. Ia memberikan pelatihan keterampilan, seperti beternak jangkrik untuk laki-laki dan menyulam untuk perempuan. Usaha ini tidak hanya memberikan penghasilan tambahan, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian mereka.
Mendapatkan Pengakuan Internasional
Dedikasi Ratna dalam membantu penderita kusta tidak hanya diakui di tingkat lokal, tetapi juga di tingkat nasional bahkan internasional. Berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri, memberikan dukungan pada program pemberdayaan yang digagas oleh Ratna.
Dampak Positif yang Signifikan
Upaya Ratna membuahkan hasil yang sangat signifikan. Berkat program pemberdayaan yang dijalankan, para penderita kusta tidak hanya sembuh secara fisik, tetapi juga mengalami peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. Mereka lebih percaya diri, memiliki penghasilan sendiri, dan diterima kembali oleh masyarakat.
Mari kita belajar dari semangat Ratna untuk melawan stigma dan diskriminasi. Mari kita bersama-sama membangun masyarakat yang inklusif, di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk hidup layak dan bermartabat.
Kisah Ratna mengajarkan kita bahwa setiap individu memiliki kekuatan untuk mengubah dunia, satu tindakan kebaikan pada satu waktu.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.