Indonesia sangat kaya dengan aneka ragam tumbuhan. Berbagai
tumbuhan tersebut dimanfaatkan dengan sangat baik oleh masyarakat sebagai bahan
makanan bahkan sebagai obat. Seperti di
belahan dunia lainnya, penggunaan obat tradisional di Indonesia juga sudah
dilakukan sejak dulu oleh nenek moyang bangsa Indonesia.
Dalam sebuah jurnal ilmiah yang ditulis oleh Kasrina dari
Universitas Bengkulu, disebutkan bahwa ada masyarakat yang sampai saat ini
masih menggunakan obat tradisional. Mereka adalah Suku Serawai, salah satu
suku terbesar selatan Bengkulu. Mereka masih menggunakan obat-obat tradisional
dalam pengobatan. Merkea memperoleh pengetahuan mengenai obat-obatan
tradisional secara turun-temurun. Zaman dulu, Suku Serawai menyimpan
pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan sebagai obat dalam bentuk yang disebut
dengan naskah Ka Ga Nga.
ilustrasi: pixabay |
Menurut jurnal penelitian
tersebut, setidaknya ada 39 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai tanaman
obat berdasarkan naskah Ka Ga Nga. Beberapa diantaranya sudah sangat akrab di
telinga kita dan umum digunakan oleh masyarakat di seluruh daerah di nusantara,
tak cuma di Bengkulu Selatan, yaitu:
- Mengkudu
(Morindra citrifolia), untuk mengatasi bengkak dan sakit perut. - Belimbing
wuluh (Averhoa bilimbi), untuk mengatasi sariawan dan darah tinggi. - Pinang (Areca catechu), untuk mengatasi
cacingan dan mencret. - Sembung
(Blumea balsamifera), untuk mengatasi malaria dan mata perih. - Kemiri
(Aleurites moluccana), untuk mengatasi kudis. - Jarak
merah (Jatropha gossypifolia), untuk mengatasi sariawan dan maag. - Bunga
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), untuk mengatasi anak demam panas. - Kunyit
(Curcuma domestica), untuk mengatasi maag dan menambaha lelap tidur. - Jahe
(Zingiber officinale), untuk mengatasi batuk dan penyegar serta pembersih
darah untuk ibu yang baru melahirkan. - Ceker
ayam (elaginella doederlennii), untuk mengatasi sendi yang sakit.
ilustrasi: pixabay |
Menurut jurnal lainnya yang ditulis
oleh Nasral dan Ela Septi Ruseka dari Universitas Muhammadiyah Bengkulu,
disebutkan bahwa berdasarkan penelitian mereka terdapat 20 jenis tumbuhan obat yang
di Kecamatan Pino, Bengkulu Selatan. Diantaranya adalah Sambiloto, Jengger
Ayam, Rumput Malaysia, Bunga Tahi Ayam, Ki Tolod, Kebiul, Alpukat, Putri Malu,
Daun Kelor, Awar-awar, Jambu Biji, Sirih, dan sebagainya.
Peran Farmasi Dalam Pengembangan Obat Tradisional
Kekayaan alam Bengkulu Selatan bisa dimanfaatkan untuk
mengembangkan obat tradisional. Banyak obat tradisional yang sudah diolah
secara modern sehingga lebih praktis tanpa mengurangi manfaatnya. Namun, perlu
diawasi oleh pihak pihak berwenang agar tidak terjadi peredaran obat ilegal
yang malah bisa merusak kesehatan. BPOM Bengkulu pada tahun 2023 pernah
mendapat Bengkulu Selatan sebagai pintu masuk peredaran obat tradisional ilegal.
Farmasi berperan penting dalam pengembangan obat tradisional.
Apoteker sebagai salah satu ahli farmasi pekerjaannya tidak hanya meracik atau memberikan
informasi obat di apotek. Tetapi apoteker juga bisa berperan dalam penelitian
dan pengembangan obat termasuk obat tradisional. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Pemerintah nomor 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian, Dimana salah
satu pekerjaan kefarmasian adalah pengembangan obat tradisional.
Menurut website pafibengkuluselatan.org,
untuk menghimpun ahli farmasi dibentuklah organisasi bernama Persatuan Ahli
Farmasi Indonesia (PAFI) pada 13 Februari 1946. PAFI adalah organisasi bersifat kekaryaan dan
pengabdian dan telah berperan besar dalam bidang kesehatan dan farmasi sejak
jaman kemerdekaan, termasuk PAFI Bengkulu Selatan. Untuk informasi selengkapnya
mengenai PAFI Bengkulu Selatan, bisa mengunjungi website resminya di alamat berikut
pafibengkuluselatan.org.
Sumber referensi:
·
Jurnal.umb.ac.id
·
Jurnal.untan.ac.id
·
rri.co.id
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.