Demonstrasi dilakukan oleh siswi dan mahasiswi muslim India |
pada Sabtu (5/2) menyebutkan bahwa seluruh sekolah harus mengikuti aturan
berpakaian yang telah ditetapkan manajemen. Tepatnya, hal ini disampaikan oleh
Menteri Pendidikan Karnataka B. C. Nagesh yang mengunggah hal tersebut di
twitter, Nagesh juga mengatakan aturan tersebut sudah dilakukan peninjauan keputusan
pengadilan dari seluruh negeri untuk melarang penggunaan hijab di lembaga
Pendidikan seperti dilansir dari Liputan 6.
Kantor berita AFP memaparkan bahwa hal-hal seperti ini yang
terjadi terhadap muslim sering dilaporkan, ketika India berada di bawah
kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi seorang nasionalis Hindu. Modi telah
mempertahankan catatannya dan mengatakan kebijakan ekonomi dan sosialnya ini
dapat menguntungkan bagi India seperti dilansir dari Kompas.
Dilansir dari VOA Indonesia, akibat diterapkannya aturan
pelarangan hijab bagi siswi muslim di lembaga Pendidikan, pada Selasa (8/2),
sempat terjadi kericuhan di Provinsi Karnataka warga mayoritas Hindu menyoraki
siswi-siswi yang berhijab dengan kalimat “Jai Shree Ram” yang
memiliki makna “Kemulian untuk Dewa Rama”. Terdengar pula
seorang pelajar Muslim yang berteriak “Allahu Akbar” sembari
melewati massa yang menyoraki mereka. Kemudian karena sempat terjadinya
kericuhan, tindakan dilakukan oleh pemerintah provinsi setempat dengan cara
menutup sekolah selama tiga hari sebagai upaya dalam meminimalisir protes yang
dilakukan oleh masyarakat setempat.
Pada Selasa (8/2), Pengadilan Tinggi Karnataka mengadakan
sekaligus menggelar sidang perdana untuk siswi-siswi yang mendesak penghapusan
aturan pelarangan hijab di sekolah yang dikumpulkan melalui petisi yang dibuat.
Dalam sebuah kesempatan, “Berhijab merupakan pilihan
pribadi yang tidak melukai siapapun, hal ini melanggar hak-hak yang sudah
ditetapkan oleh konstitusi India,” tutur Sumayya Rousha, seorang Presiden
Organisasi Muslim Karnataka, India Selatan.
Anggota Partai Oposisi Pemerintah, Rahul Gandhi yang
mengklaim ketika kita melarang siswi untuk berhijab dalam belajar, “Kita
sedang merenggut masa depan perempuan India.”
Dilansir dari Republika, Duta Amerika Serikat untuk kebebasan
beragama Internasional Rashad Hussain merasa prihatin dengan peraturan
pelarangan hijab bagi siswi muslim di Karnataka, India bagian Selatan.
Seperti yang sudah dikatakan di atas, bahwa hal ini tidak
sesuai dengan hak-hak yang telah ditetapkan oleh konstitusi India, salah satunya
menjamin hak dalam beragama. Sejak Perdana Menteri Modi berkuasa, banyak
terjadi serangan-serangan terhadap minoritas khususnya muslim.
