Uncategorized

Menentukan plihan jalan

 



“ B, sapa Wenny via Chat SafeNet. 


“ Ya wen. Ada apa ?


“ Terimakasih sudah selesaikan masalah Food Farming.” Kata Wenny.


“ Ah biasa saja. Not big deal “ kata saya. “ Wen, ganggu engga malam minggu ini kita ngobrol sebentar” 


“ Ya enggalah. Malah senang. Saya kan malam minggu engga kemana mana. “Kata Wenny.


“ Mengapa sampai rakyat China memilih komunisme daripada nasionalis “ Tanya saya. Di screen terlihat Wenny tersenyum. “Apakah itu takdir? Tanya saya lagi. Bagi Indonesia Pancasila seakan takdir ketetapan Tuhan yang tak boleh manusia mengubah nya dan pasti akan hancur. Itu yang dialami PKI.


“ Bukan takdir ”Kata Wenny. “ tepatnya pilihan. “ lanjut Wenny. 


“ Bagaimana prosesnya ? saya antusias ingin tahu.


“ Sekian ratus tahun Dinasti Qing dari suku Mancu berkuasa. Rakyat china hidup tentram dan setia. Namun akhirnya Rakyat China muak kepada Dinasti Qing. Kami mengganggap Kaisar lemah terutama kepada orang asing. Seenaknya Jepang dan inggris meminta hak kedaulatan dan mengabaikan hukum Dinasti. Kemarahan ini memuncak dengan terjadinya pemberontakan Boxer tahun 1901. Dan terus berlanjut hingga memicu terjadinya revolusi Xinhai pada tahun 1911. Tahun 1912, Kaisar Puyi turun tahta menandai berakhirnya era dinasti. 


Nah yang tampil kepanggung politik adalah tokoh yang tidak akrab bagi rakyat. Seperti Sun Yat Sen dan Chiang Kai Sek. Bagaimanapun mereka kan tidak bisa dipisahkan dengan ex elit Dinasti Qing. Mereka kaum bangsawan. Dr. Sun Yet Sen sekolah di Hawai dan Hong Kong. Chiang Kai sek  perwira lulusan akademi militer pengawal kekaisaran yang bergengsi. Mereka hanya dikenal oleh kaum terpelajar. Tidak bagi rakyat yang miskin dan buta hurup.


Sun terpilih sebagai Presiden sementara Republik Tiongkok pada 1 Januari 1912. Meskipun hanya menjabat tiga bulan, ia berperan penting dalam membentuk arah politik Tiongkok dan mendirikan KMT pada Agustus 1912. Namun empat tahun kemudian terjadi kekacauan milter dan Politik di China. Persatuan china terancam. Karena masing masing panglima militer daerah ex dinasti ingin berkuasa sendiri. Perang sipil tidak bisa dihindari. 


Pada situasi inilah muncul Maozedong dengan Partai komunis menggalang rakyat dari kaum tani dan pekerja untuk ambil bagian menyelamatkan China dari kehancuran. Yang akhirnya takdir mempertemukannya dengan Sun Yat Sen dari Partai Kuomintang. Maozedong terpesona dengan kepintaran Sun, yang memperkenalkan nasionalisme, demokrasi, dan kesejahteraan rakyat.  Mereka  bersatu menghentikan perang sipil. 


Setelah Sun wafat pada 1925, Chiang Kai Shek mengambil alih kepemimpinan Kuomintang. Di bawah Chiang, tentara Kuomintang dan komunis yang didukung Tentara Soviet melancarkan Ekspedisi Utara pada 1926. Tujuannya menyatukan Tiongkok. Mereka berhasil mencapai Beijing, dan Chiang diakui sebagai pemimpin sah Tiongkok. Namun, pada 12 April 1927 Chiang membantai anggota Partai Komunis. Akhirnya memaksa Mao  mundur ke daerah pedesaan bergabung dengan rakyat.


Sejak itu kami rakyat sadar bahwa pergantian Dinasti ke republic tidak ada artinya. Karena yang berkuasa tetap saja para elite yang dibesarkan oleh dinasti Qing.  Dukungan rakyat semakin besar kepada Gerakan komunis Mao. Kami percaya kepada semagat dan pemikiran Sun Yat Sen namun tidak percaya kepada Chiang. Apalagi sebenarnya yang berkuasa bukan Chiang tapi istrinya Madame Soong Mei ling. Chiang terkesan lemah dihadapan istrinya, yang pro Amerika. Kami punya dua pilihan. Apakah tunduk atau melawan. Ya kami memilih melawan” Kata Wenny. 


Saya terhenyak mendengar cerita dasar China bersikap dalam memilih. “ Mengapa sampai segitunya tidak suka dengan rezim Chiang? Apakah semua karena nasionalisme atau apa karena Madame Soong Mei Ling ? tanya saya.


“ Apakah saya boleh cerita lagi “? Tanya Wenny. Saya mengangguk dan acungkan jempol.


“ Soong Mei-ling lahir  pada tanggal 4 Maret 1898 di Pudong-Shanghai. Dia anak ke empat dari 6 bersaudara.  Ayahnya Chalie Soong, pengusaha kaya di China. Sebagaimana ayahnya yang sekolah di AS, empat dari mereka bersaudara semua sekolah di AS. Ling sendiri alumni Wellesley College  AS.


Kakak Mei-ling,  Ching Ling menikah dengan Dr. Sun Yat Sen tokoh Gerakan bawah tanah Tongmenghui yang menentang Dinasti Qing. Tahun 1908 salah satu Perwira Milter dari Dinasti Qing, Chiang Kai Sek bergabung  dengan Sun Yat Sen. Setelah revolusi 2011, Sun Yat Sen bersama dengan Chiang Kai Sek mendirikan Partai Kuomintang. Tahun 1920 pada usia 22 tahun. Mei Ling jatuh cinta kepada Chiang Kai Sek. Jarak usia terpaut 12 tahun.


Hubungan Mei Ling dengan Chiang Kai Sek ditentang oleh orang tuanya. Karena perbedaan agama dan status pria yang dicintainya masih suami orang. Namun Ling tetap menjalin cinta. Sampai akhirnya tahun 1927 mereka menikah setelah Chiang Kai Shek menceraikan istrinya dan bersedia pindah agama dari Budha ke Kristen.


Setelah menikah, Mei Ling menunjukan ambisinya kepada kekuasaan. Ketika Chiang Kai Sek menjadi pemimpin Kuomintang , ia ambil posisi sebagai sekretaris dan penasehat.. Tidak sampai disitu saja. Tahun tahum berikutnya. Dia menjadi anggota  Komite Eksekutif Pusat Kuomintang , termasuk mendirikan battalion Wanita. Dia juga diberi hadiah villa mewah oleh  suaminya,  di kota Kuling , Gunung Lu . Istana itu disebut istana musim Panas.


Selama kekuasaan Kuomintang, Mei ling tidak punya anak dengan Chiang Kai Sek. Namun Kakaknya TV Soong, menjabat Menteri Keuangan. Suami dari kakaknya, Soong Ai Ling adalah Kung Hsiang Hsi. Merupakan orang terkaya di China. Dari kakak iparnya inilah terbentuk kartel business yang mengedalikan ekonomi China. Sepertinya takdir dari keluaga Soong bisa disebut menguasai super elite Partai Kuomintang di China. Empat putrinya menikah dengan elite dan oligarki China.


Setelah Jepang kalah pada 1945, berkat AS, Chiang semakin kokoh kekuasaannya. Kuomintang kembali ingin menghabisi Partai Komunis. Tetapi tidak mudah. Komunis dibawan pimpinan Mao Zedong mendapat simpati dari rakyat luas. Apalagi selama partai Kuomintang berkuasa, praktis, keluarga Soong menjarah semua sumber daya China. Korupsi terjadi dari level terendah sampai atas.  Rakyat jelata ditindas. Makanya walau Kuomintang didukung Amerika serikat, tidak bisa mengalahkan Partai Komunis China. 


Akhirnya Kuomintang kalah. Dengan dukungan dan perlindungan dari AS,  elite Parta Kuomintang melarikan diri ke Pulau Purmosa, Taiwan. Sampai kini AS masih tetap melindungi Taiwan dan seakan memastikan AS tidak pernah kalah terhadap komunis China. Tahun 1950, kembali AS dan China berhadapan di medan tempur. Karena AS menganggap China melindungi Korea utara. Padahal AS sendiri yang provokasi. Menyerang lebih dulu tentara China yang berada di Shandong. Sampai masuk sekian kilometer wilayah territorial Cina. 


“ B, seru Wenny. “ Kami sebagai bangsa sangat menghormati pemimpin kami, walau mungkin mereka tidak pernah datang ke dapur kami. Tapi saat mereka mulai lemah terhadap asing. Rasa hormat itu berubah jadi benci dan mendorong kami melawan.  Mao pernah berperang dengan Unisoviet karena alasan yang sama. Kami bekerja keras dan berkorban apa saja membangun China modern karena kami tidak mau direndahkan oleh bangsa lain dan tidak ingin dikendalikan asing.


Jadi saat Trump menaikan tarif resiprokal. Kami hormati. Itu hak AS sebagai negara.  Namun ketika Trump membully pemimpin kami dengan sebutan Kiss my Ass, kami marah. Dan Xijinping sangat paham karakter rakyat China. Dia tidak akan berunding dengan Trump kecuali Trump ubah kelakuannya. Bersikap sopan dan equal. Itu aja.Kalau tidak mau, ya kami siap berperang dalam bentuk apapun sampai habis habisan. Dalam hidup ini yang kita perjuangkan adalah kehormatan. Kalau kehormatan tidak ada lagi, lantas untuk apa hidup?  Kata wenny. Saya acungkan jempol. Chat berakhir karena saya harus sholat isya.

Paling Populer

To Top